SEADANYA
(Serahkan Diri Pada-Nya)
"Bahagia hanya perlu kerjasama, antara kamu dan tuhan,
Bersyukur adalah salah satu caranya"
Karya : Aldi Nur Fadilah
Tema : Non-fiksi (Pengembangan Diri)
#Sebuah Prolog
Pemuda desa yang berharap penuh itu adalah aku.
Aku yang ingin sekali mendapatkan perlakuan yang layak di dunia pendidikan dengan sekolah. Aku yang ingin sukses seperti manusia lainnya, walaupun kehidupanku berasal dari desa.
Aku yang ingin sekolah ke perguruan tinggi, harus pasrah dengan keadaan walaupun melewati proses panjang. Dengan bekerja dulu, berharap dulu. Semua itu proses bagiku yang tidak mudah. Terkadang banyak pertanyaan soal melanjutkan atau bekerja.
Aku yang tidak dapat berbuat apa-apa, selain berharap padanya.
Bagiku, kuliah adalah anugerah, dapat melanjutkan sekolah adalah berkah. Dalam satu tahun di 2018 aku hanyalah manusia buangan yang tidak memiliki keahlian apapun. Lulus dari sekolah menengah kejuruan dengan jurusan administrasi perkantoran. Tidak ada yang mau menerima hasil dari siswa desa. Setiap perusahaan negara menolaknya, hanya aku yang tersebut dalam kata-kata itu. Tak apa, itu tidak membuat usahaku berhenti. Melanjutkan ke setiap tempat, mencari dan terus mencari yang tidak pasti. Hanya ada perusahaan swasta yang mau menerima. Tapi dengan berbagai pertimbangan antara jarak dan biaya untuk pergi. Berharap adanya keringanan, ternyata soal biaya dibahas kembali. Soal latar belakang menjadi saksi. Terus mana yang dinamakan kesejahteraan. Kemerdekaan yang mana sebenarnya yang aku pegang. Kepercayaan mana yang sebenarnya aku simpan. Apabila kepercayaan kepada penguasa sudah berkurang.
Sudah berganti bulan, aku belum menemukan pekerjaan yang tetap. Dan, yang nantinya menjadi tumpuan. Dimana aku bisa melipat dan menabung hasil keringat. Walaupun sedikit, tapi tak apa aku jalani. Walaupun tak banyak, aku buat sederhana. Pikiran bahwa hasil itu akan besar, bahwa proses itu tidak akan ada yang sia-sia. Lalu aku dipertemukan dengan orang padang sudah puluhan tahun beliau tinggal di Jakarta. Aku bertemu dengannya lewat keluarga. Sudah beberapa minggu mencari, dan akhirnya bertemu dengan salah satu boss yang berani mengambil karyawan tanpa ijazah dan persyaratan administrasi lainnya. Hanya wawancara biasa yang aku lalui, hanya obrolan singkat yang aku alami.
Obrolan sudah semakin nyaman, dekat, dan satu tujuan. Aku coba pikirkan ulang soal jarak dari desa ke Jakarta. Lumayan jauh. Apabila melewati jalur darat memakan waktu hampir delapan sampai sembilan jam. Hal itu wajar karena jalanan yang macet dan aktivitas kota yang tidak ada hentinya. Aku tanyakan pada orang tua, mereka menyetujuinya. Sudah saatnya diri ini yang memutuskan, dan batin ini yang merasakan. Bagaimana pun hasilnya, itu adalah keputusan.
Beliau hanya memberikan waktu satu minggu untuk memutuskan. Karena kebetulan kunjungan beliau ke desa selalu dilakukan setiap tahun. Selain untuk berlibur, mencari karyawan baru adalah tujuannya. Tak banyak orang desa yang telah bekerja di Jakarta karena beliau yang bawa. Tak banyak juga kabar yang pulangnya selalu lama, sampai bertahun-tahun baru pulang. Ada yang berhasil membawa nama baik keluarga, adapun yang pulang karena tidak dapat jauh dari orang tua. Aku menghawatirkan pernyataan kedua. Jika balik lagi ke minggu pertama kebelakang aku lulus. Ada salah satu pembukaan karyawan besar-besaran di perusahaan milik jepang yang ada di Indonesia. Mendapatkan kabar tersebut dari sebuah pesan yang banyak disebar luaskan melalui sosial media. Akhirnya ada ketertarikan karena dinyatakan bahwa pemberian gaji, tunjangan dan sebagainya akan terjamin. Sebuah marketing yang luar biasa membuat tertarik ribuan siswa yang baru saja lulus dari sekolah. Dari berbagai daerah datang ke kota Jakarta untuk menindaklanjuti proses penerimaan karyawan. Sialnya, aku terlibat didalamnya. Waktu itu saat pertama kali siaran itu aku terima, bodohnya aku percaya dan mengumpulkan beberapa persyaratan yang tercantum. Paling sial lagi, saat mendapatkan pesan telah diterima aku sudah berada di Jakarta satu haru sebelum pelaksanaan wawancara. Waktu itu tinggal sehari di kota Bekasi, hanya untuk sekedar beristirahat dan menjadi transit untuk tinggal sementara. Banyak biaya yang dikeluarkan waktu itu, dari mulai syarat kelanjutan wawancara yang tidak pernah dicantumkan di persyaratan, tiba-tiba saja ada di tempat. Dengan uang seadanya aku relakan hasil keringat orang tua diberikan kepada orang yang membodohi siswa dan siswi sekolah. Dengan harapan dipastikan akan bekerja dalam waktu dekat, dan akan disalurkan untuk bekerja diberbagai perusahaan.
Waktu wawancara pertama aku sudah curiga, dengan ruangan wawancara yang kurang memadai. Bahkan isinya sangat terlihat kotor. Logika pun bekerja, tidak mungkin perusahaan sebesar itu, memiliki lembaga pemilihan karyawan dengan ruangan kotor yang tidak terawat. Dugaan itu benar, di awal pertama wawancara aku mengeluarkan uang. Dan tidak lama saat seluruh siswa dan siswi terkumpul biaya yang harus dikeluarkan ternyata semakin besar. Bahkan bisa sampai jutaan. Sodaraku yang di Bekasi awalnya sudah memberi tahu bahwa harus berhati-hati apabila ada hal seperti itu, tidak resmi bahkan kabar penerimaan hanya melewati pesan, bukan surat bahkan email.
Waktu sudah berlalu, terlanjur tercebur kedalam air. Dan sudahlah semuanya hanya penipuan. Uang terbuang sia-sia. Harapan hanya kosong tak berudara. Nafas panjang terasa pendek. Udara dingin terasa panas. Satu minggu sudah di Jakarta dan akhirnya pulang tanpa membawa apa-apa. Banyak sekali hal yang dapat aku ambil, bahwa harus sangat berhati-hati dan mencari informasi dengan sebaik-baiknya. Jangan mudah percaya pada seseorang dan jangan mudah terlena dengan nilai yang bisa membesarkan namamu, apabila akan mencilakakan.
Setelah satu bulan kejadian itu, aku kembali pergi ke Jakarta dengan salah satu pemilik konveksi baju kemeja di seluruh Indonesia, tempat produksi dan jualnya di tanah Abang. Waktu telah mengahpus luka, dan rasa mudah percaya kembali ada. Bersama teman yang juga satu desa aku berangkat. Dan yang membuat aku yakin adalah saat biaya untuk pergi ke Jakarta telah ditanggung bahkan biaya makan pun semuanya kebutuhan persiapan telah ditanggung penuh.
Tibalah di ibu kota yang kata banyak orang penuh dengan tanya. Rumah yang aku kiraa cukup luas untuk seorang boss konveksi kemeja. Fasilitas yang bisa dibilang membuat nyaman bagi karyawannya. Aku tidur di lantai dua, dimana tempat pekerja menjahit kain bahan yang akan menjadi kemeja. Ternyata, apa daya kamar biasa dengan kasur lantai dan televisi tua yang aku terima. Aku sadar hanyalah akan menjadi pembantu beliau. Tapi ada satu yang mengurangi pikiran negatif tersebut, fasilitas WiFi tersedia dan bebas terpakai. Walaupun begitu, makan dan kebutuhan pribadi telah dipenuhi tinggal minta saja.
Semua keluarga dan pegawai hampir mayoritas orang padang, kebudayaan orang minang yang tidak akan bisa lepas. Semua keluarga sangat teguh pada agama. Tidak pernah meninggalkan shalat dan ibadah lainnya. Semuanya manusia yang taat pada aturan agama, hampir mayoritas umat muslim. Kebiasaan dirumah yang selalu menggunakan celana pendek dan bangun siang, menjadi kebiasaan yang tidak lagi dilakukan. Sebab, di manapun kita akan tinggal sebagai tamu kita harus menuruti peraturan yang ada. Kadang pergi sangat pagi sekali, sebelum subuh sudah ada di Jakarta, mungkin karena jarak yang bisa memperlambat. Selain macet, juga akan membuat hilangnya pelanggan tetap, karena setiap pembeli sudah berdiam sejak malam, menunggu yang pertamakali buka.
Hari-hari menyebalkan telah berlalu, aktivitas membosankan telah aku lalui. Sebagai orang yang belum terbiasa bangun pagi dengan kegiatan berat. Membuat badan terasa lelah, mengeluh, sampai berkeluh kesah pada diri sendiri. Baru saja satu minggu, rasa tidak nyaman dengan aturan-aturan yang tidak satu pemikiran memang tidak bisa dipaksakan. Walaupun memberikan kenyamanan dalam segala fasilitas, tetapi saat aturan membuat terpenjara membuat jiwa bebas seorang pemuda itu terganggu sedikit. Apalagi tidak ada waktu untuk berlibur, malahan terus-terusan disuruh lembur.
Mau bilang pulang, tapi malu karena beliau lah yang membawaku ke Jakarta sampai diberikan berbagai fasilitas penunjang. Tapi aku tidak bisa dengan aturan yang menahan keinginan seorang pemuda yang masih mau asyik bermain dalam dunia bebas. Wajar saja belum terbiasa dengan dunia kerja. Karena waktu praktik kerja lapangan pada waktu sekolah hanya sebentar di perusahaan negara yang tidak banyak aturan untuk berlibur.
Akhirnya, tanpa berpikir panjang dan tanpa sepengetahuan beliau. Sebelum tengah malam aku mengemas seluruh pakaian dan bergegas untuk keluar rumah. Meninggalkan jejak dan langkah dari Jakarta. Kebetulan waktu itu aku dihubungi oleh salah satu teman orang tua yang tinggal di Jakarta. Hanya untuk meluruskan badan sebentar, dan bersiap untuk pulang ke desa.
Terulang kembali rasa kecewa yang hadir pada keluarga. Pulang tanpa membawa apa-apa, selain keluh kesah yang ada. Mulai lagi merasakan keresahan, entah pekerjaan apa yang harus aku lakoni agar dapat mengumpulkan uang untuk melanjutkan di tahun depan. Orang tua sudah tidak lagi sanggup apabila membiayai untuk melanjutkan pendidikan. Dan, mereka berkata tidak mungkin dan bagaimana apabila buntu tengah jalan. Wajar saja jika pemuda itu idealis dan berpikir selalu yakin akan terjadi.
Beberapa minggu kedepan bakalan menjadi lagu seorang pengangguran yang tidak mempunyai keahlian apa-apa. Sudahlah, menyerah saja banyak kok pekerjaan yang bisa dilakukan di desa, begitu ujar orang tua. Seakan tidak ada lagi harapan. Kadang meyakinkan, kadang membuat anak malas untuk mendengarkan.
Sampai saat itu juga aku tidak pernah terpikir untuk menyerah dan bilang "ya, sudahlah" aku hanya hawatir saja diam terlalu lama. Dulu aku belum sempat mencintai dan mendalami yang namanya literasi bahkan membaca buku pun sangat dibilang menyebalkan dan malas untuk dilakukan. Ternyata ada sebuah keajaiban daripada membaca, aku lebih sering merasakan hal-hal yang positif daripada negatif. Membaca membuat pikiran lebih berpikir rasional dan teratur. Tidak mudah terbawa suasana, bahkan merasa nyaman saja apabila sudah membaca buku. Selain ilmu yang didapatkan ternyata wawasan soal dunia itu luas. Mengapa harus menyerah dan pasrah. Dunia ini sangat luas untuk aku berdiam diri saja. Hingga pada akhirnya, setiap pemikiran yang aku ingat, aku tulis di sebuah kertas. Coretan soal perasaan, pikiran, cinta, liburan, perjalanan aku tulis semua. Ternyata menulis itu menyenangkan.
Tuhan selalu memberikan jawaban melewati hal-hal yang tidak terduga. Seperti buku, dan membaca adalah jawaban tuhan bagiku untuk dapat mengerti soal hati dan perasaan. Jawaban-jawaban soal motivasi bagi diri sendiri aku dapatkan dari membaca berbagai buku biografi orang-orang paling berpengaruh di dunia sastra. Merkea hidup bahagia tanpa banyak memikirkan banyak hal. Aku mulai percaya, bahwa aku baru saja memulai kehidupan yang sebenarnya. Ingat, ini baru mulai.
1. Pasrah itu bukan berarti lemah
Di desa yang jauh dari pusat kota, ada suatu harapan penuh yang dimiliki oleh seorang pemuda yang baru saja lulus sekolah menengah atas. Entah mau berbuat apa setelah dirinya lulus dari sekolah. Hanya ada dua pilihan yang bisa dilakukan seorang pemuda yang mempunyai harapan penuh itu. Pertama, mencari pekerjaan dengan berbagai persaingan yang sangat berat di pusat kota yang katanya penuh dengan tanda tanya. Kedua, berwirausaha dengan modal seadanya dan berusaha menciptakan sesuatu yang bernilai jual, dan mampu membuat usaha kecil di daerahnya.
Kedua pilihan itulah yang terpikir seorang pemuda desa dengan ijazah SMA nyah. Selain itu pun hanya ada satu harapan untuk bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Salah satunya melanjutkan ke universitas atau akademik setara D1 sampai D3. Berkeinginan besar dalam jiwanya untuk melanjutkan pendidikan sirna karena sebuah alasan yang sangat mendunia di perasaan pemuda desa, hati kecilnya yang sangat berangan-angan ingin mendapatkan ilmu yang lebih dari sekolah menengah atas yang telah di laluinya. Alasan itu adalah Biaya.
Semua orang tahu harga ilmu di tingkah universitas sangat begitu mahal. Pemuda itu pernah mencoba untuk mengajukan beasiswa. Sayangnya universitas hanya menerima orang-orang pintar yang tinggal mengasah lagi ke pintarannya. Pemuda itu berpikir dengan seadanya, lalu menggerutu dalam hatinya. Jika universitas itu hanya menerima orang pintar dan mempunyai biaya yang bisa membayar semua ilmu yang ada. Bagaimana dengan aku yang baru saja mempunyai keinginan untuk mendapatkan itu semuanya dengan segala keterbatasan yang tidak pernah orang lain tahu. Aku ingin menjadi manusia yang banyak belajar tanpa harus lagi bingung mencari pembiayaan. Bagaimana dengan mereka yang memiliki cita-cita tinggi jika pendidikan itu dibatasi. Bukannya tujuan dari diadakannya pendidikan itu untuk mencerdaskan suatu bangsa. Dann bangsa itu adalah manusia. Jika untuk bisa mendapatkan pekerjaan hanya bermodalkan ijazah, bagaimana dengan mereka yang banyak memiliki kemampuan diluar nilai yang tertera dalam ijazah. Nasib pemuda desa yang berkeinginan besar dalam jiwanya untuk bisa bersekolah tanpa harus mempermasalahkan biaya yang begitu membuatnya pasrah. Bahwa, aku pemuda desa yang bis tinggal di lingkungan seadanya. Lapangan pekerjaan yang belum bisa menerima kemampuan diluar ijazah dan ingin kuliah tapi hanya menerima nilai yang tinggi dan belum tentu mempunyai kemampuan yang memumpuni.
Apakah pendidikan hanya mengajarkan untuk menghafal dan mengejar nilai yang ada. Sehingga setelah lulus hanya bisa mengingat tanpa bisa membuat manfaat. Dengan kebingungan harus cari kerja dimana dibandingkan harus menciptakan apa yang bisa membuat orang merasa bermanfaat. Pemuda desa itu hanya bisa berbicara sendiri dalam hati, mengeluh pada tubuh, berharap pada sang pencipta, semoga semangat pemuda itu tumbuh dan bisa melanjutkan pendidikan meskipun harus melalui satu tahun untuk menabung pembiayaan dan belajar lagi mata pelajaran yang nantinya akan melalui dulu seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri.
Pasrah, bukanlah tujuan akhir dari manusia.
Selagi masih bertenaga, bernyawa dan memiliki cita-cita sebagai makhluk yang Allah SWT ciptakan dengan penuh kesempurnaan dan memiliki nafsu dan akal sehat, pertanyaan yang menjadikan semua orang bangun dari mimpi buruknya yaitu "Untuk apa pasrah?" Bukannya tuhan memberikan suatu masalah sesuai dengan kemampuan yang kita punya, jikalau pun masalah itu berat, berarti kau adalah salah satu orang yang paling kuat. Pasrah itu hanya hubungan kita dengan tuhan, bahwa segala sesuatu yang kita kerjakan serahkanlah kepada pencipta seluruh alam semesta, Allah SWT. Jika kau pasrah karena sebuah masalah dan tidak bisa mengatasinya, cobalah dulu untuk berusaha dan mencari solusinya. Karena yang terbaik jika kita berserah diri kepada Allah, akan ada jalan keluar dan segala jawaban.
Pasrah bukan berarti lemah. Diri kita yang seharusnya lemah ketika berhadapan dengan Allah SWT. Harus merasa kuat jika dihadapkan dengan masalah. Sebagai manusia kita dihadapkan dengan berbagai cobaan yang tuhan berikan, dibalik itu semua tuhan selipkan jawaban bagi setiap hambanya yang mau terus berusaha dan berdoa.
Teruslah berdoa, mulailah berusaha.
Tuhan selalu memberi jawaban lewat mimpi, menemuinya dalam nyata. Percayalah kita selalu dihadirkan dengan keajaiban-keajaiban yang tuhan berikan dan kita tidak pernah tahu itu, tetaplah berharap kepada-Nya.
1. 1 Berserah diri seperti ayam
Kita terbangun dari mimpi indah dan tidur yang panjang setelah istirahat semalaman suntuk dengan kegiatan sehari-hari yang begitu banyak kegiatan dan aktivitas yang bisa memakan banyak tenaga dan pikiran. Setiap orang memiliki cara untuk terbangun dari tidurnya, ada yang karena adzan subuh, alarm handphone, suara ibu beres-beres, mimpi buruk ataupun yang paling mendunia di mata manusia adalah terbangun karena suara ayam jago berkokok. Aku pernah diceritakan oleh ibu dan ayah bahwa pada zaman dulu sebelum adanya jam handphone yang memiliki alarm musik dengan nada yang bisa kita pilih sendiri, hanya ada jam baker yang bisa membangunkan dari tidur yang lelap. Selain suara adzan subuh yang disertai berkokoknyah ayam jago yang menjadikan tanda bahwa kita telah memasuki fase pagi hari.
Ada petuah yang sejak dari aku kecil selalu tersimpan dalam memori dan terdengar sampai sekarang, katanya jangan bangun siang kalo rezeki tidak mau dipatok ayam. Sebuah kepercayaan leluhur terhadap petuah yang selalu menjadikan senjata untuk setiap manusia agar lebih semangat lagi bangun tidur dan tidak kesiangan saat berangkat sekolah dan juga bekerja. Sampai usia dewasa petuah itulah yang membuat lebih giat lagi bangun pagi sebelum ayam jago itu berkokok.
Kemudian di era teknologi yang begitu pesat, suara ayam bisa diciptakan melalui alat komunikasi seperti handphone dan sebagainya. Sehingga zaman sekarang suara ayam sudah banyak di abaikan karena lebih mendengar suara nada dering yang ada di handphone. Petuah itu sepertinya akan diganti oleh teknologi, sehingga berubah menjadi "Jangan bangun terlalu siang, nanti rezekinya diambil handphone" gak mungkin juga kan. Maka dari itu mari kita bangun pagi tanpa alasan apapun, bahwa tujuan untuk bangun pagi untuk kita bisa melakukan aktivitas lebih awal, dan mencari rezeki di pagi hari mengawali aktivitas harian setelah aktivitas pribadi dan pekerjaan rumah selesai.
Jangan takut bahwa rezeki kita akan habis dan tertukar dengan makhluk yang lainnya, tuhan sudah membagikan rezeki kepada kita sesuai yang kita usahakan dan yang telah tuhan berikan kepada kita. Semuanya sudah ada bagiannya. Jangan merasa paling sedikit diberi rezeki oleh tuhan, bersyukurlah karena pemberian itu adalah nikmat yang Allah berikan atas rasa syukur yang kita ucapkan. Saat kita banyak bersyukur, maka tuhan akan tambah rasa syukur itu. Jika logika kita selalu berpikir positif maka rezeki itu tidak akan pernah bingung untuk kita pikirkan, akan datang bagiannya untuk kita, tanpa meminta banyak bahkan lebih daripada apa yang telah kita pikirkan, begitulah cara tuhan memberikan rezeki yang tidak pernah di sangka dan tak pernah bisa kita duga. Rezeki itu akan datang darimana saja.
Ketahuilah, dan renungkan sejenak dalam diri.
Ayam yang pagi hari sudah keluar dari kandangnya berkeliling sekitar rumah untuk mencari makan. Seekor ayam yang hanya tuhan berikan nafsu tanpa akal saja selalu berusaha untuk bisa memenuhi kebutuhan dirinya, walaupun akan diberi makan oleh majikannya. Ayam tetap melakukan usaha untuk mencari rezeki dengan anak-anaknya yang nanti akan memenuhi makan keseharian anak-anak ayam. Terkadang induk ayam mengajak anak-anak ayam untuk berkeliling mencari makanan, dengan terus berusaha, tuhan selalu memberikan rezeki yang tidak disangka oleh ayam. Terus menundukan dirinya ke tanah, ikhtiar dan selalu yakin rezekinya tidak akan pernah tertukar dengan ayam lainnya, meskipun kadang berebutan. Semuanya telah tuhan berikan. Mematuk terus tanah tanpa lelah, tanpa mengeluh. Jika kita bisa belajar pada ayam dalam berserah diri, manusia yang mempunyai banyak akal, banyak tenaga, banyak kemampuan yang bisa dilakukan, untuk apa pasrah dan menyerah. Ayam tahu bahwa umur nya tidaklah lama, karena esok hari majikannya akan memotongnya dan menjadikannya lauk pauk dan kebutuhan pangan. Tapi ayam tidak pernah mengeluh, bahkan aku yakin ayam selalu berdoa pada tuhan untuk dirinya tetap bisa bertahan hidup dengan usaha yang dikerjakannya. Tanpa akal pun ayam bisa bersikap berserah diri pada tuhan.
Kenapa harus ayam yang menjadikan perbandingan. Ayam juga makhluk tuhan, cuman hanya memiliki perbedaan yang jauh dengan manusia yang tuhan berikan akal sehat. Jika saja manusia tidak mau berusaha dan berdoa menyerahkan segala kehidupannya kepada tuhan, jangan mau disamakan dengan ayam. Induk ayam mendidik anak-anak nyah dari kecil untuk belajar berusaha untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya. Ayam tidak memanjakan anaknya saat sudah bisa berjalan, sungguh ayam yang tidak memiliki akal sehat bisa melakukan hal itu. Bagaimana dengan manusia? Jelas lebih dari itu. Manusia yang seharusnya bisa melakukan kehidupan yang baik. Jika saja masih meminta-minta dengan keadaan tubuh yang sehat, dan memiliki banyak tenaga. Maka makhluk itu jangan mau disamakan dengan ayam.
Berserah dirilah kita sebagai makhluk yang memiliki banyak akal kepada Allah SWT. Selalu berdoa dan berharap pada-Nya. Yakini, saat kita berserah diri kepada Allah SWT. Usaha yang selama ini kita lakukan tidak akan pernah sia-sia, apapun yang kita kerjakan menjadi pahala yang begitu besar bagi kita semua. Berserah diri seperti ayam, tanpa memikirkan rasa malu, karena tidak ada yang hina usaha yang kita kerjakan dengan ikhlas karena tuhan, dan bersabar menghadapi kenyataan. Berserah diri kepada-Nya, terus berdoa untuk mendapatkan ridho-Nya.
Dan selalu ingat, kita hidup sangat memerlukan banyak bantuan orang lain, kerjasama dengan manusia yang lainnya. Beritahu mereka bagaimana caranya memanusiakan yang manusia. Bahwa sebagai makhluk yang paling banyak tuhan berikan rezeki. Kita harus saling mengingatkan, mengajak untuk melakukan kebaikan serta memberi tahu bahwa jangan menyerah di tengah langkah kita menuju keberhasilan yang sudah selama ini kita kejar dan berusaha yang dibalut terus dengan doa. Berserah dirilah kepada sang pencipta.
Percayalah, lalui dan semuanya akan berlalu bahkan selesai.
Memiliki hati yang selalu berserah diri bukan dari menyerah, melainkan menyerahkan segala upaya dan melibatkan Allah SWT dalam setiap langkahnya. Bismillah.
1. 2 Menyikapi Masalah dengan Sabar
Masalah bisa datang tanpa pernah kita undang, dan akan cepat selesai jika kita bisa menyelesaikan yang salah dan memperbaiki yang benar. Sabar dan ketenangan merupakan kunci keberhasilan terselesaikannya sebuah masalah.
Kita pernah dihadapi pada situasi tersulit dalam hidup, yang merupakan cobaan yang tuhan berikan. Kita selalu ada dalam sebuah pilihan, menyerah atau tetap tabah. Misalnya, soal persahabatan, hubungan kita dengan kerabat, keluarga, tetangga dan bahkan bukan siapa-siapa kita. Banyak sekali karakter yang kita kenal, ada yang mudah marah, ada yang mudah kesinggung, ada yang pemalu, penyayang bahkan adapun yang sangat penyabar. Bagaimana cara kita menyikapi sifat itu semua? Terkadang memahami adalah salah satu cara untuk membuat mereka mengerti. Anehnya orang seperti itu sulit mengerti pada dirinya sendiri. Bayangkan saja jika kalian memiliki 5 teman, dengan sifat yang berbeda dan juga karakter yang berbeda. Tentunya, selalu ada dari salah satu mereka yang mudah mengerti satu sama lain, adapun yang selalu ingin dimengerti tanpa sadar diri, bahwa pribadinya sendiri pun tidak dimengerti.
Menyikapi masalah orang lain adalah dengan memahami karakter yang mereka mau, kita tidak bisa memaksakan keinginan sendiri jika kita sendiri tidak bisa introspeksi. Selalu saja ada orang yang ingin sekali dimengerti keadaan hatinya ataupun keadaan dirinya. Padahal menyikapi diri sendiri sama dengan membuat orang mengerti. Kita harus bisa paham apa yang diinginkan teman kita, namun jangan jadi penurut yang membuat tidak sadar diri, diluar nalar kita, sedang ada pada situasi mengikuti kemauan orang lain. Tidak sulit memang menyikapi masalah karakter teman kita sendiri, hanya saja jika sudah terlalu lama bersama bisanya kita juga akan terbiasa dan sudah ada diluar nalar tanpa harus memikirkan kemauan yang diinginkannya. Sebab, masalah yang terjadi dalam suatu persahabatan biasanya soal cinta, gengsi ataupun iri hati. Itulah sifat-sifat yang seharusnya tidak kita miliki. Sudah banyak sekali di dunia ini sebuah kejahatan berakar dari cinta. Karena perselingkuhan dengan teman sendiri salah satunya. Bisa juga saling mencintai dan menutupi rasa suka terhadap seseorang yang sangat dikagumi sekali.
Namun diantara keduanya tidak saling mengetahui akan rasa kasih sayang dan cintanya. Keduanya bisa saja menyembunyikan suara dengan menyebut nama-nama inisial atau dilebihkan seperti keduanya membuat penasaran. Sampai ada di titik hari saling mengetahui, rasa kecewa tentunya menggejolak dalam dada. Keduanya tidak salah, namun betapa jujur adalah tali persaudaraan yang sangat dibutuhkan.
Andaikan saja di awal bercerita dengan terbuka, sudah tahu tentang keduanya. Kemungkinan kecil yang keluar adalah mengalah, bisa juga keduanya menjauh. Masih ada banyak solusi yang tidak menimbulkan masalah. Andaikan saja kecewa itu tumbuh di awal mungkin luka hati tidak begitu membara terbakar. Hingga pada akhirnya timbul sebuah permasalahan kecil yang menjadikannya besar. Keduanya tidak lagi saling bertegur sapa apalagi ngobrol-ngobrol sambil becanda. Masalah cinta seperti ini tidak hanya menegur para wanita, seringkali terjadi pada para pria. Bukankah sudah banyak tersebar di berita ataupun media televisi yang menayangkan sebuah kasus pembunuhan terhadap seseorang yang masalahnya berakar dari kisah cinta.
Ada yang karena selingkuh ataupun ditinggalkan karena masalah ekonomi yang terbelit. Pada akhir cerita pun terjadi sebuah masalah, hingga berakhir dengan kematian. Sangat mengerikan sekali karena sebuah masalah cinta, nyawa pun menjadi senjata. Hampir semua masalah di awali dengan rasa cinta yang berujung kecewa berat, stres sampai jatuh sakit bahkan bunuh diri. Dalam peersahabatan seorang pria pun banyak kejadian yang sangat dramatis, karena mungkin menyembunyikan rasa sukanya tanpa sepengetahuan di antara mereka. Ada yang beda jika kisah cinta itu dialami oleh seorang pria, jika wanita bisa tidak saling menanya atau menyapa.
Pria bisa diawali dengan perkelahian, sampai memusuhinya tanpa waktu yang ditentukan. Tapi ingat, seorang pria tidak akan bertahan lama dalam permasalahan soal cinta. Kadang cinta itu sebuah candaan yang sangat tidak serius untuk diceritakan, pura-pura jatuh cinta dan merasa bodoh itulah yang dialami seorang pria ketika jatuh cinta. Soal cinta masalah tidak akan bertahan lama, tapi soal masalah harga diri, pria bisa sampai nyawa yang jadi taruhannya. Karena itulah saat pria itu hatinya terluka, sakitnya akan sangat bertahan lama.
Ada yang berbeda cara menyelesaikan masalah yang terjadi pada seorang wanita dan pria. Bisa saja wanita menyikapinya dengan sebuah tangisan dikamar selama berjam-jam, adapun yang menyikapinya dengan berdoa dan berharap, ada juga yang sangat dengan sabar dan menyikapinya dengan tabah, menjadikannya masalah menjadi hikmah. Masalah itu sangat sederhana, tidak mungkin terjadi jika kita menumbuhkan rasa yang berlebihan. Misalnya, jika terjadi masalah besar seperti rasa kecewa atau dikecewakan maupun itu soal cinta, cita-cita, harapan bahkan keinginan yang sangat lama tidak terkabulkan oleh tuhan. Tumbuhnya sebuah masalah itu ada pada diri kita sendiri yang membuat ego bekerja secara berlebihan. Tuhan tahu segalanya tentang kita dan masa yang akan datang. Tetapi kadang kita salah dalam mengungkapkan rasa kecewa. Seharusnya bisa kita selesaikan tanpa timbulnya masalah. Salah satunya ambil hikmah daripada apa yang telah terjadi, bisa jadi yang terbaik buat kita, Tuhan tidak meridhoi bahkan tuhan menahan sampai waktunya tepat. Sering kita tidak sadari hadir keajaiban yang datangnya entah darimana.
Simpanlah rasa kecewa dan kita cukup merasakan nikmatnya kegagalan, nikmatnya kekecewaan, tanpa harus melibatkan pikiran dalam lingkup hati kita. Hati yang kita rasakan bisa saja berkata maaf, tapi pikiran dan ego bilang tidak. Semua itu pilihan, tanpa harus dipilih pun bisa sadar bahwa hatilah yang pantas menerima. Karena kadang pikiran banyak cara untuk menjatuhkan.
Masalah itu sendiri yang membuat kenyamanan pikiran terusik, sehingga menggoda hati untuk tidak berdoa dan berucap sabar. Kita harus paham terhadap konsep tuhan. Dari sejak dulu jauh sebelum kita terlahir, tuhan telah menetapkan semua nasib, rezeki, jodoh, celaka, bahagia, masalah dan solusi di akhirnya. Manusia boleh juga bersikap salah, tapi jika kata-kata itu keluar, kau kurang percaya diri. Karena pada kenyataannya kesalahan itu hadir dari luar pikiran kita. Seperti tanpa adanya kesadaran saat kita berbuat sebuah kesalahan. Jangan salahkan syetan yang sering kita bilang, kelepasan dan tergoda. Padahal jiwa yang sedang kita rasakan sedang berdebat dengan pikiran yang membuat diluar kesadaran kita berbuat sesuatu yang tidak diinginkan itu terjadi. Setelah kejadian itu lewat, kita baru sadar bahwa kesalahan itu kitalah yang perbuat. Andaikan saja di awal kita selalu mengingat tuhan bahwa ambil hikmah dibalik masalah yang telah menimpa kita, dan segeralah beristighfar. Kemungkinan kecil terjadi ego kita keluar sepenuhnya. Hati berkata sabar, tapi pikiran selalu bilang lawan. Baru saja terjadi sadarlah diri kita bahwa manusia tidak pernah jauh dari kesalahan. Bukan lagi lupa, jika lupa itu wajar, tapi saat kita bilang kesalahan itu sifat manusia bisa juga berpendapat seperti yang seringkali orang lain bilang.
Maka dari itulah, setiap langkah kita awali dengan bismillah karena Allah SWT selalu menyertai kita, bahkan kita ada dalam lindungannya. Rasakanlah Nikmatnya selalu melibatkan Allah SWT dalam setiap permasalahan kita. Jangan terlalu banyak berpikir apa yang terjadi jika kita melakukan sesuatu itu sulit. Dan jangan banyak berpikir masalah itu akan sulit, Tuhan selalu bersama kita jika kita mau percaya dan terus berdoa.
Setiap masalah pasti ada solusi, dan setiap jalan keluar dari masalah adalah dengan tidak menciptakannya permasalahan tersebut. Hidup pun akan bermasalah jika kita tidak tahu arah. Allah SWT telah menurunkan Al-Qur'an sebagai pedoman hidup manusia selama hidup di dunia. Selalu percaya dan menumbuhkan rasa rendah hati dihadapan semua makhluk, bahkan rendah diri dihadapan sang pencipta alam semesta. Jangan takut masalah yang kita hadapi itu tidak selesai, jangan galau masalah cinta itu tidak akan berakhir percayalah kehidupan ini berganti nasib sesuai yang kita kerjakan dan usahakan.
Masalah tidak akan pernah selesai sampai kita mati dan berada di dalam kuburan sekali pun. Karena masalah selalu memiliki solusi sebelum semua itu terjadi. Tidak akan ada masalah jika tidak terjadi penyebabnya masalah.
Jika kita sadar akan kesalahan yang sudah kita alami sendiri, sampai kita menganggapnya sebagai cobaan biasa. Abaikan saja, semuanya berlalu menurut waktunya. Akan habis saatnya selesai, walaupun esok atau lusa kembali. Mudahnyah masalah itu hadir, tergantung mudahnya emosi dan ego yang tumbuh pada diri kita sendiri.
Di era modern seperti sekarang akses untuk melihat kehidupan setiap orang di dunia sangatlah mudah, berkembangnya teknologi dan media sosial sebagai sarana penyampaian pendapat, opini, kehidupan, berita, bahkan kegiatan sehari-hari. Semuanya tersedia di media sosial dan internet. Kita tidak sadar semua orang sangat memperhatikan kehidupan. Ada yang bahagia melihat kita bangga, ada yang iri bahkan dengki melihat kita Sedang dalam keadaan bahagia, kegiatan harian yang kita bagikan di sosial media membuat banyak sekali pengaruh terhadap diri seseorang, bisa saja kebahagiaan yang kita rasakan merupakan kebencian yang orang lihat, kesalahan yang kita bagikan di media sosial bisa saja kebahagiaan bagi banyak orang. Semua orang tidak sama dan semua orang memiliki pandangan yang berbeda terhadap sesuatu hal yang kita bagikan di sosial media. Tentang masalahmu di sekolah, kampus, tempat bekerja, rumah, liburan sampai masalah keluarga semuanya ada tercecer di media sosial. Sehingga kita tahu kondisi setiap orang tidak sama, kebahagiaan setiap orang saling bergantian, kesedihan setiap orang dengan masalah yang berbeda. Lantas sekarang kita harus juga memberikan kebahagiaan dan kesedihan kita kepada khalayak umum, tentu saja tidak juga kan.
Bahagianya kita bisa jadi rasa sedih mereka yang ingin sekali mengalaminya. Salah satunya, saat kita liburan dan makan dengan harga yang mahal. Kita bagikan di media sosial, lalu ada yang melihat status kita ataupun gambar yang kita bagikan terlihat oleh seseorang yang sedang bersedih hati dalam keadaan hidupnya, bisa saja rasa itu timbul bahagia bagi yang melihatnya. Tak banyak pula yang merasa iri dengan yang telah kamu bagikan. Mungkin alangkah baiknya yang kita bagikan adalah sesuatu hal yang bermanfaat, saling berbagi soal ilmu ataupun kabar berita yang tidak orang ketahui. Meskipun internet menyediakan berbagai macam yang ada, entah itu benar atau tidak kita pun harus pandai untuk melihat dan menilai keberadaan dan kebenarannya.
Seringkali setiap orang membagikan masalah pribadi di media sosial dengan marah kepada orang yang ditujunya, kalo bis sih jangan terlalu banyak pikiran untuk membagikan suatu hal yang tidak enak di hati seseorang. Orang bisa saja sama dengan apa yang kau rasakan, bisa saja berbeda. Maka berhati-hatilah saat berucap di status media sosial, zaman sekarang kata-kata lebih binasa pada hati manusia. Rasa sakit hati dari kata-kata saja bisa jadi penyebabnya suatu masalah. Sebenarnya apa yang membuat masalah itu ingin kau bagikan, sehingga orang tahu dirimu terlibat banyak masalah.
Padahal suatu hal yang membuat mu kuat dan sabar adalah masalah itu sendiri. Masalah yang membuat kamu lebih kuat dalam menghadapi cobaan yang tuhan berikan. Jika kita mempunyai sebuah kayu besar, dan kau adalah seorang seniman ukir. Mungkin yang terbenak dalam pikiran mu adalah sebuah karya. Tidak lagi banyak pikiran, lalu kau mengambil alat-alat pahat, mungkin salah satunya kampak dan pisau. Bisa kau bayangkan bahwa tidaklah mudah untuk membentuk sebuah karya yang menakjubkan dari kayu yang kau temui itu. Pertama mungkin kayu akan kau potong sesuai kebutuhan bahan untuk karya yang telah terbayang dalam pikiranmu.
Andaikan saja, kau menjadi sebuah kayu. Menjadi sebuah masalah bagi kayu karena dalam waktu yang dekat akan di potong, kayu tidak bisa apa-apa karena tuhan tidak memberikan berbicara. Apa jadinya jika kayu memiliki rasa sakit. Apa jadinya jika kayu dapat berbicara. Dengan penuh kesabaran dan ketabahan kayu tetaplah diam dipahat oleh benda tajam, beberapa hari sampai berbulan-bulan, kayu merasakan rasa sakit yang luar biasa tak tertahankan. Setelah lamanya masalah itu menimpa kayu tersebut. Hinga pada hasil akhir menjadi sebuah karya ukir yang indah dan terlihat istimewa karena pemahat itu membentuk kayu menjadi sebuah tiruan kuda semberani, dengan tubuh yang mirip dan potongan kayu dijadikan sayapnya. Wajah persis berbentuk kuda dengan ukiran bulu melambangkan kegagahan kuda. Tidak memakan waktu lama, ukiran kayu kuda itu ada yang menawarkan sampai miliaran rupiah bahkan ditambah emas batangan sebagai penghargaan dan pembayaran hasil ukiran yang luar biasa itu. Sebagai penikmat seni, mungkin menggocek miliaran uang untuk karya istimewa itu sangatlah biasa.
Bisa kita rasakan bagaimana begitu berharganya kayu yang ditemukan di hutan begitu saja, dibentuk dengan rasa sakit, dipotong, dipahat oleh benda tajam selama berbulan-bulan menjadi karya yang sangat begitu berharga, sampai kau tidak mau menjualnya karena keistimewaan dari bahan kayu yang kau temukan. Kayu sabar dengan masalah yang telah dialami cukup lama, karena sebenarnya masalah itu yang membuatnya indah dan berharga, bersabar menghadapinya sampai hasil akhir itu berbuah indah.
Cobaan, terpaan, masalah yang menimpa kita, itulah cara Allah SWT menguji kita dengan kesabaran dan ketenangan hatinya. Masalah adalah cara tuhan membuat kita bahagia tanpa banyak pikiran, darimana kebahagiaan itu datang.
1.3 Pasrah Tanpa Harus Resah
Dengan menyebut diri sendiri sebagai orang yang lemah dihadapan orang lain itu salah. Sebab kita terlahir sama, dengan akal dan akhlak yang berbeda. Saat kita rendah hati dihadapan orang lain, jangan juga menjadi merendahkan diri. Orang lain bisa saja hormat pada kita karena sebuah alasan jabatan atau pangkat, kehormatan dan juga prestasi yang kita miliki. Ingatlah tetap rendah hati dihadapan sesama manusia, rendah diri dihadapan yang maha kuasa. Jangan sampai kebalik dengan keadaan yang membuat kita pasrah pada semuanya. Kau berhak menjadi kuat, ingin dihormati dan dihargai orang lain, dengan syarat mau menuruti keinginan sendiri. Menghormati pasti kau pun akan di hormati. Menyukai pasti kau akan disukai. Bicara baik, balasannya pun akan baik pula. Bukankah dunia ini hukum timbal balik, apa pun yang kau perbuat akan merasakan hasilnya. Proses perubahan akan menghasilkan hasil yang berubah. Pasrah tidak digunakan untuk kau terlihat lemah. Justru pasrah membuat kau terlihat kuat di hadapan Allah SWT, sebab kau percaya tuhan selalu memiliki jalan keluar dari setiap masalah yang kita hadapi saat ini.
Pasrah bisa saja penyebab menurunnya prestasi, karena selama ini kau hanya berpacu pada doa tanpa adanya usaha. Sebuah kesalahan jika usaha yang ingin kau kerjakan tanpa adanya doa, dan juga sebaliknya. Tuhan pasti mendengar doa kita, tetapi apakah doa kita dibarengin dengan usaha. Jelas tidak akan melahirkan hasil. Doa pun perlu pelengkap, andaikan saja yang kau kerjakan itu baik hasilnya, mungkin ada doa yang pernah kau ucap sebelumnya, sehingga tuhan mengabulkannya di waktu yang tepat. Di lain waktu doamu terselip kepada doa sebelumnya, sehingga tidak setiap usaha yang dibarengin doa dikabulkan dalam nyata. Ingatlah bahwa Allah SWT tahu yang kamu butuhkan, daripada yang kamu inginkan. Selalu ada hikmah dibalik pasrah, selalu ada jalan keluar yang akan segera selesai. Lewati saja dulu semuanya, berdoa dan berusaha didalamnya. Kamu akan terlihat kuat saat pasrah dihadapan tuhan, kuat dihadapan manusia.
Pasrah tanpa harus merasa resah, kadang kita benar-benar resah saat dihadapi sebuah masalah besar dalam diri kita. Takutnya tidak akan pernah selesai sebuah permasalahan, takutnya tidak ada jalan keluar, bahkan rasa takut dalam diri yang membuat susahlah terselesaikannya sebuah permasalahan. Resah, galau dan selalu menyalahkan diri sendiri. Padahal kita bisa saja menjadi orang yang sabar dan tabah terhadap sebuah masalah tanpa merasa resah. Seringkali perasaan bersalah yang menjadi tidak enak hati, yang memancing pikiran untuk menyelesaikan hidup. Sebuah kesalahan besar saat kita tidak percaya bahwa masalah itu tidak akan selesai. Tuhan sudah menentukan nasib kita kedepan, tinggal kitanya sendiri yang harus mampu bersabar untuk sementara waktu.
Pasrah bukan sebagai tanda kita lemah dihadapan manusia, pasrah hanya meyakini bahwa Allah SWT selalu ada dalam lindungan kita. Tidak perlu takut akan sebuah masalah yang hadir tiada hentinya. Takutlah ketika kau tidak ditimpa masalah sehingga kau sombong, bahwa dirimulah yang paling dilindungi tuhan. Bisa saja itu sebagai pengabaian tuhan kepada hambanya. Karena masalahlah yang biasanya membuat kita selalu mengingat tuhan berkali-kali untuk terus berdoa dan berusaha yang melibatkan Allah SWT didalamnya.
1.4 menjadi diri kita yang seutuhnya
Hidup diantara suka dan duka. Sedih dan tawa. Kecewa dan bahagia. Selalu saja ada pilihan pada jalan hidup. Memilih untuk suka terus menerus atau duka yang tak kunjung henti menimpa. Soal suka tidak hanya sebuah kebahagiaan yang terjadi pada sebuah perasaan diri. Memiliki pekerjaan yang diinginkan adalah sebuah rasa suka pada diri sendiri. Mendapatkan nilai yang memuaskan setelah ujian sekolah adalah sebuah rasa suka akibat usaha yang telah dikerjakan. Memenangkan kejuaran lomba baca puisi, merupakan rasa suka. Team sepakbola favorit kita juara dalam laga pertandingan, itu pun rasa suka pada diri sendiri. Berhasil mencapai target sebuah usaha, itu pun suatu hal yang membuat diri suka. Mendapatkan gelar yang telah ditempuh dalam beberapa tahun, luar biasa suka terhadap diri sendiri itu timbul pada diri kita. Bahkan sampai keinginan yang selalu di ucap dalam doa, telah tuhan kabulkan dalam nyata itulah rasa suka terhadap keberhasilan yang telah dicapai. Namun kita pun perlu tahu dibalik itu semua ada sebuah duka yang selalu teringat apabila keberhasilan itu tercapai. Dibalik diterimanya pekerjaan yang sangat diinginkan, mungkin ada orang lain sebagai pesaing yang bersedih tidak mendapatkan rasa suka yang kita telah miliki. Saat akhir semester masuk sekolah kita telah mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, dibalik itu semua ada beribu-ribu penyesalan bagi yang mendapatkan nilai terendah, bahkan lelahnya belajar bisa menjadi cerita duka dibalik nilai yang telah kau capai.
Saat kau memenangkan sebuah perlombaan baca puisi, dirimu bisa saja merasa suka dan bangga terhadap diri sendiri, ada masih banyak yang merasa duka itu hadir saat diantara peserta yang bersedih atas kekalahannya, padahal sudah tampil maksimal. Mungkin hanya kamulah yang pantas, karena dibalik itu semua latihan lelah sampai kamu menangis karena gurumu terus melatih sampai hasil akhir maksimal. Itulah duka dibalik keberhasilan yang kau capai. Gelar sarjana yang kamu dapatkan selama ini bisa jadi rasa suka itu timbul, namun ingatlah duka apa yang pernah kamu rasakan selama perjuangan belajar bertahun-tahun untuk mendapatkan penghargaan sebagai lulusan sarjana terbaik. Lelahnya belajar, akan tergantikan dengan suksesnya pencapaian. Doa dan usaha setiap pencapaian itu ternyata tidak akan pernah sia-sia. Sebab banyak orang mengatakan bahwa hasil tidak akan pernah mengkhianati prosesnya. Percayalah, setiap perjuangan adalah langkah untuk menuju keberhasilan. Apapun yang kau usahakan dan doa yang kau ucapkan merupakan suka dan duka dibalik keberhasilannya.
Tuhan memberkati dan mengabulkan doa kita, jangan takut untuk tidak dikabulkan. Doa akan terganti oleh yang nyata di dunia maupun di alam akhirat nanti. Allah SWT itu adil kok, sabarnya kita akan tergantikan dengan hasilnya kita yang selama ini dinantikan. Maka, saat kita merasa pasrah kepada tuhan, bukan berarti kita lemah. Tapi meyakini bahwa kita sebagai manusia hanyalah bisa berdoa dan berusaha. Biarkan Allah SWT yang mengabulkan dan mengatur segala kekuasaannya. Selalu ada jalan terbaik bagi tuhan untuk kita.
Allah SWT selalu bersama orang-orang yang sabar. Dimana kita di uji dengan berbagai masalah dan cobaan yang dapat menambah iman dan takwa kepada Allah SWT. Disitulah kita bisa tahu kekuatan Allah itu nyata saat pertolongan yang tidak kita ketahui itu hadir secara tiba-tiba. Mungkin pernah suatu hari kamu sedang berjalan kehutan atau kebun milikmu atau keluargamu, tiba-tiba saja tangkai pohon itu terjatuh tepat dihadapanmu. Sebelumnya kau merasa kesal karena pada langkah awal kau terpeleset bekas kulit pisang. Jika kita bisa mengambil hikmahnya, andaikan kulit pisang itu tidak ada. Saat kau tidak terpeleset mungkin tangkai pohon itu akan menimpa tubuhmu. Saat kau sadar waktu sebelumnya merasa ada pertolongan yang tak terduga dengan memperlambat waktu berjalan menuju kebun atau hutan itu. Pasrah dan berserah diri itu tunjukan kepada Allah SWT. Seringkali kita baru saja mengingat nama-Nya setelah beberapa kejadian menimpa kita.
Sekuat apapun kita, berotot, sering berolahraga dan memiliki ego yang tinggi sebagai seorang pemberani. Bukan apa-apa jika kita telah dihadapkan dengan kekuasaan yang maha kuasa, pencipta alam semesta. Setiap orang yang bernyawa pasti akan mati, kekuatan yang kita miliki akan binasa jika ajal sudah mendekati kita. Bahkan dokter sekali pun sebagai penyembuh orang sakit juga akan meninggal dunia. Tidak ada kekuasaan yang abadi. Presiden hanya menjabat selama lima tahun, setelah itu ada pemilihan lagi walaupun menang hanya sampai dua periode. Apakah yakin akan bertahan selama itu? Tidak juga. Mati tidak melihat seseorang itu menunggu pensiun, tidak juga menunggu orang sakit, tidak juga harus tua, anak-anak, pemuda, dewasa bahkan balita pun bisa saja fana. Sudah Allah SWT tentukan hidup ini. Jangan ragu dan jangan pernah menyerah saat sulitnya perjalanan hidup. Allah SWT hanya menguji dan mencoba kau menjadi makhluk yang paling kuat. Setiap orang berharga, setiap orang berhak memiliki keberhasilan. Setiap orang pun memiliki keyakinan.
Jadilah diri kita yang seutuhnya, terus pasrah dan berserah diri kepada-Nya. Terus berdoa dan berusaha mendapatkan ridhonya. Allah SWT bersama kita untuk selamanya. Ingatlah saat kau sulit bukan kau yang lemah, tapi kau hebat bisa sabar menghadapi cobaan, karena Allah telah memberikan yang terbaik untuk kita semua.
Dimana titik lemah manusia ada pada doa hamba pada Tuhannya.
1. 1 Membuat Perasaan Tenang
Ada banyak cara untuk membuat perasaan tenang, tapi biasanya ketenangan itu hadir dari diri sendiri. Banyak orang yang merasakan kehawatiran yang berlebih akan hidupnya. Entah itu masalah cinta, batin dan lingkungan. Hati selalu merasa gelisah saat kita dihadapi berbagai masalah yang tidak pernah selesai. Pikiran tergoda oleh rasa ingin menyerah dengan semua kehidupan yang ada. Gelisah selalu terus memupuk perasaan tidak tenang.
Saat kita dalam keadaan bahagia tanpa bisa kita duga suatu masalah tiba-tiba saja menghampiri kita. Soal kematian, hutang, tugas sekolah, pekerjaan, setoran, janji, kecelakaan dan bencana alam. Semua bisa hadir tanpa kita tahu kehadirannya, karena hidup hanyalah sebuah pilihan, dan jalan yang kita pilih sangat mempengaruhi apa yang akan terjadi di masa depan. Kematian tidak bisa kita pungkiri, bisa hadir kapan saja dia mau, bisa menghampiri kita dimanapun kita berada, kematian tidak pernah melihat usia dan tidak pula melihat sakit, jika sudah waktunya datang kita tidak bisa berbuat apapun. Semua yang bernyawa pasti akan tiada, setiap yang mempunyai jiwa pasti akan fana. Tuhan telah menentukan segala kejadian dalam hidup jauh sekali sebelum kita berada di bumi. Kita hanya bisa berdoa untuk terus berada dalam lindungan-Nya.
Perasaan tidak tenang bisa saja kita khawatir akan kematian kita dengan kondisi seperti apa. Jika kita sudah pasrah kepada yang maha kuasa tuhan yang maha esa. Boleh kita mempercayai bahwa semuanya telah diatur, dalam keadaan apapun semoga saja selalu dalam keadaan baik. Setiap orang berdoa untuk keselamatan saat datangnya hari kematian. Orang yang beriman tidak akan pernah merasa takut atas kematiannya, justru kematian yang membuat iman kita semakin kuat. Tidak ada lagi keraguan atas datangnya hari kematian, kita hanya bisa berharap mendapatkan kebaikan dalam keadaaan apapun. Ketenangan perasaan ada pada diri kita sendiri, jika gelisah itu terus menimpa demikian juga dengan pikiran kita yang selalu menarik rasa gelisah itu untuk menyerah.
Ketenangan ada pada hati kita, teruslah buat hati kita merasa tenang dengan berdoa setiap langkah mau beranjak, setiap nafas yang berhembus ada doa yang terselip dalam bibir. Perasaan kita akan selalu tenang saat pikiran kita juga tenang, tidak ada lagi pikiran negatif mengelilingi pikiran kita, harus sudah mulai terbiasa dengan pikiran positif yang masuk.
Ada berbagai cara setiap orang membuat hatinya tenang, salah satu cara membuat perasaan tenang adalah dengan membawanya ke tempat liburan, mungkin itu suatu hal yang biasa dilakukan banyak orang. Dengan melampiaskan keinginan kita untuk berlibur dapat membuat perasaan tenang, tapi ingat tidak dengan pikirannya. Jika yang membuat tidak tenang itu pikiran, maka masalah hatilah yang harus kita isi dan perbaiki. Untuk membuat hati tenang dilawan juga dengan hati. Selebihnya adalah masalah batin. Berdoa dan berdzikir kepada tuhan merupakan ketenangan jiwa yang membuat perasaan menjadi tenang kita bisa terus mengingat dan merasa dekat kegelisahan itu akan hilang oleh ketenangan hati dan batin. Karena perasan selalu membutuhkan ketenangan untuk menggerakan perasaan yang ada. Bisa kita bayangkan saat perasaan hati tidak tenang, kita membawa diri kita ke tempat hiburan, sedangkan perasaan ada dalam kegelisahan.
Sepanjang liburan kita tidak akan pernah mendapatkan apapun, selain kegelisahan dan rasa tidak tenang itu hadir kembali. Yang kita obatilah seharusnya yang diperbaiki, tidak untuk sementara, tapi bisa bertahan cukup lama. Tuhan selalu memberikan jalan keluar dari setiap masalah kita, jangan khawatirkan kita cukup berharap yang terbaik itu terjadi. Begitupun dengan pikiran kita, jika pikiran pun harus dilawan dengan pikiran. Banyak sekali tugas yang mesti dikerjakan, sedangkan harus tepat waktu dan dikejar waktu yang lumayan singkat, begitu hati sedang merasa tenang, pikiran terus mengingat tugas-tugas yang belum dikerjakan. Dalam keadaan seperti itulah yang membuat semuanya tidak merasa tenang. Perasaan pun terbawa suasana pikiran, yang pada akhirnya kegelisahan menimpa kita sepanjang waktu. Jika kita melawannya dengan iman akan cepat selesai, jika nafsu dan ego yang bicara itu bisa lain lagi. Meskipun sudah banyak berdzikir tapi tidak membuat perasaan tenang itu kembali. Liburan menjadi salah satu cara menenangkan pikiran, pikiran tenang dan hati pun kembali riang. Pikiran itu sendiri yang menyembuhkan rasa kehawatiran akan Hidup. Walaupun sangag lama kita berlibur akan terasa sebentar saat kita benar-benar menikmatinya.
Kebanyakan orang dengan setiap versinya memiliki kemampuan untuk menenangkan pikiran berdasarkan pengalaman hidup nya. Jadi diri sendiri itu enak, gak terlalu banyak yang dipikirkan, tidak perlu banyak berkhayal, dan tidak juga terlalu ambisi. Mempersulit diri sendiri hanya membuat kebahagiaan itu hilang tanpa membuahkan hasil dari bahagia, menyiksa diri sendiri saja.
Suka heran dengan orang yang bahagia tapi dibalik kenyataan hidupnya banyak kesedihan. Padahal yang baik adalah ketika kita dapat berbicara terbuka pada sahabat ataupun keluarga, apalagi jika curhatan kita sampai kepada tuhan, memohon dan meminta petunjuk atas segala permasalahan yang terus menimpa. Kita manusia biasa, yang hanya bisa berharap dihadirkan kelancaran dalam hidup, apalagi ketenangan dalam hidup. Apalagi yang membuat hatimu atau perasaanmu tidak merasa tenang? Tenangkanlah mulai dari sekarang, hidup cuman sekali, jangan sia-siakan hidup yang sekali itu penuh penderitaan, mulai melangkah hijrah dari kegelapan hidup menuju jalan terang, berdoa, beribadah, minta petunjuk pada tuhan atas ketenangan hati dan jiwa. Aku juga hanya orang biasa, yang banyak punya salah, dosa apalagi kesalahan yang selalu ada. Tuhan menerima setiap ampunan dosa kita jika kita mau berubah, yakini itu dan harus yakin. Nasihat akan terdengar seperti bisikan yang tidak ada gunanya jika hanya di dengar. Akan banyak manfaat jika nasihat itu dapat merubah pikiran dan sikap. Selebihnya langsung kita laksanakan.
Setiap orang punya cara untuk menenangkan diri dan perasaannya. Kebanyakan orang terlalu spesifik ke hiburan, musik, pasangan, dan ego kita. Padahal cara menenangkan diri dengan cara membuat perasaan itu positif, membuat hati itu tenang hanya dengan tidak banyak pikiran yang masuk.
1. 2 menjadi rendah hati tanpa sosialisasi
Menjadi rendah hati adalah sikap yang banyak sekali orang lakukan. Tapi, seringkali kebanyakan orang itu terlalu menjatuhkan dirinya sendiri demi sebuah pujian dan penolakan terhadap dirinya. Mungkin kau pernah bertemu dengan seseorang, yang tiba-tiba saja merasa dirinya paling rendah. Ketika itu kau berada dalam posisi ingin merendahkan diri, tetapi sudah terlebih dahulu dimiliki orang lain. Sehingga pada waktu itu kau berada di dalam lingkup yang serba salah.
Merendah yang membuat orang lain beranggapan mengenalnya ternyata rendah hati, tetapi itu dari sudut pandang saja. Sedangkan kau yang kecolongan waktu bicara untuk mengungkapkan rasa rendah hatimu hilang seketika seseorang yang berada disekitar sedang memperhatikan pembicaraan kita. Itulah yang disebut dengan menjatuhkan dirinya sendiri dihadapan lawan bicaramu. Saat itu pula jika kau yang duluan merendahkan hati, kerendahan itu tidak ada nilainya. Sebab, rendah hati bukan soal memperkenalkan perilaku, lebih tepatnya adalah memperlakukannya dengan baik tanpa ada kebohongan.
Adapun orang yang selalu ingin terlihat ramah yang pada akhirnya membuat orang aneh. Waktu dimana orang yang belum kamu kenal itu disambut dengan basa-basi bukan dengan perilaku sendiri, dimana tidak berlebihan memberikan sebuah penghormatan. Kadang itu bisa saja disebut dengan tatakrama, atau bisa juga dengan salam hangat sebagai komunikasi pertama. Hanya saja seringkali kejadian pada hal yang bersamaan bertemu dengan temanmu sendiri, di lingkup kejadian itu temanmu melihat persis kebohongan yang kau keluarkan. Anggapan orang memang bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana pikiran positifnya mencerna.
Kita memang manusia yang tidak sempurna, tapi coba mengubah mindset untuk menghilangkan kata-kata itu. Bahwa manusia adalah makhluk yang sangat paling sempurna perwujudannya hingga diberi akal dan pikiran. Yang membuat nya kurang sempurna adalah pikiran itu sendiri. Perilaku dan cara berpikirlah yang membuat manusia itu tidak sempurna. Karena cantik, ganteng, tinggi, pendek, gendut dan kurus itu relatif. Semuanya itu pemberian tuhan, wajib kita syukuri sebagai kesempurnaan dalam ciptaan tuhan. Jikalau lupa dan ingat itu bisa saja berbeda. Tidak semua manusia pelupa, dan tidak juga semua orang pengingat baik. Kedua itulah yang membuat pernyataan manusia tidak ada yang sempurna, semua tergantung akal dan pikiran kita. Semuanya kesempurnaan ciptaan. Bukannya tuhan menuntut untuk kita berpikir atas apa yang ada di bumi ini agar bisa kita jaga dengan baik. Pikiran itulah yang menggerakkan segala sesuatu yang ada pada diri kita.
Sikap rendah itulah yang sepatutnya kita beri kepada setiap manusia. Dengan cara bersikap dan berperilaku yang membuat kita harus rendah hati. Maksudnya, tidak ada sekat diantara manusia yang memiliki kedudukannya. Jika kau seorang guru, bertingkah layaknya guru yang selalu memberikan teladan, pengajaran, dan motivasi. Jika kau seorang siswa, jadilah siswa yang patuh, taat pada aturan, mau terus belajar, mau dituntun untuk menjadi pribadi yang baik dan penurut guru dan kedua orangtuanya. Jika status seorang mahasiswa, jadilah mahasiswa yang tersenyum. Tidak hanya pandai berdemonstrasi.
Tetaplah menjadi manusia terpelajar yang dapat menjadi penerus masa depan. Yang paling tinggi derajatnya dari siswa lainya. Menjadi pelopor generasi muda, pengingat kebenaran, dan yang paling mendasar menjadi sosok yang terdidik. Merangkul sesama tidak memandang dia seorang pekerja, mahasiswa, ataupun rakyat biasa. Semuanya berada dalam lingkup manusia biasa yang rendah hati dihadapan Tuhannya. Mempunyai tatakrama terhadap sesama sebagai tanda rendah hatinya diri kita.
Rendah hati tidak harus sosialisasi kepada setiap orang yang berada disekitar kita. Cukup rendahkan diri serendah-rendahnya dihadapan orang lain agar tidak ada yang menjatuhkanmu. Meskipun itu sebagai ujian, jadikanlah sebagai pelajaran dalam kehidupan. Dengan memperlakukan layaknya manusia, memperlakukan dengan baik, tidak merasa berada dalam kedudukan paling tinggi. Karena orang pun akan menilai dari cara kita bersikap, berbahasa, dan gaya berbicara kita yang selalu humble terhadap orang lain.
Jika kau ingin menguji seseorang dengan kerendahan hatinya, maka berikanlah kedudukan yang lebih tinggi dari kita, kekuasaan yang nantinya akan memperlihatkan perbuatannya. Maka setiap pemberian tuhan yang diberikan terhadap kita, merupakan sarana pembelajaran kehidupan. Karena pemberian tuhan bisa menjadi jawaban terhadap doa kita dan juga ujian terhadap dosa kita. Kedua lingkaran itu yang saling bertolak belakang. Membuat hati selau merasa benar, sedangkan jawaban tuhan belum tentu.
Sosial media merupakan salah satu ajang pamer eksistensi dengan merasa paling rendah hati. Banyak orang yang menguplod merendahkan hatinya untuk mendapatkan pujian. Dari mulai update status sampai share soal kasus. Akses untuk bersosialisasi sangat mudah, sehingga orang-orang akan mudah percaya. Tanpa adanya literasi, pamer rendah hati jadi mudah dilihat para kaum eksistensi. Berlomba untuk mendapatkan pujian, berharap ada komentar masuk pesan. Tidak menyombongkan diri kepada orang lain, dan juga tidak melebihkan diri dari orang lain itu semua merupakan rendah hati.
Selalu merasa paling benar, dan menghakimi yang salah merasa diri paling pintar dan tidak menghargai mereka yang berpengetahuan. lebih suka merasa dirinya paling tahu, tetapi hanya sedikit saja. Kesombongan diri yang sering tidak kita sadari saat kita berada dalam keadaan di atas eksistensi, mau itu tentang karier kita, kehidupan kita dan hubungan kita. Disitulah kita di uji oleh tuhan dengan berbagai cobaan yang bisa membuat kita menjadi seseorang yang sombong.
Tuhan memberikan segalanya untuk bisa kita jaga dan untuk bisa kita bagi. Tuhan memberikan kita otak yang cerdas mudah mendapatkan materi yang diberikan guru, ataupun dapat mudah memahami belajar hanya dengan membaca buku. Kelebihan itu harus kita sadari sebagai pemberian tuhan. agar kita dapat bersyukur atas nikmatnya. Setelah menyadari rasa syukur dengan berbagai ilmu yang sangat mudah didapat. Ilmu itulah yang akan menjadi kebaikanmu, maka berilah ilmu itu kepada yang tidak tahu. Jika kau seseorang yang taat pada agama, maka berilah ilmu itu pada yang memerlukannya. Apabila dia membutuhkannya segara kasih tahu, bisa saja tuhan membuatmu menjadi seorang guru bagi orang yang mengetahui semua tentangmu. Bukannya salah satu ilmu yang bermanfaat adalah mengamalkannya dan mengajarkannya. Kerendahan hati itulah yang timbul tanpa sengaja ada pada diri kita. Tanpa kita pamer diri, setiap orang akan tahu apa yang sering kita lakukan. Dengan sering membantu orang yang susah, tanpa harus berfoto sebagai bukti kita merendah. Orang-orang akan tahu dengan sendirinya, dari mulut ke mulut orang tahun sendiri.
Rendah hati itu perlu, tapi jangan juga kita tersipu. Karena seringkali kita tidak sadar sikap merendahkan diri sendiri dengan rendah hati.
Kita mempunyai apapun yang tidak orang ketahui dan bagilah hal itu agar dapat bermanfaat. Mungkin pernah kita menemui seseorang yang mempunyai beberapa ahli dalam satu bidang. Misalkan, seseorang itu mempunyai keahlian dalam bermain musik. Saat kita beri tantangan untuk memainkan salah satu alat musik itu. Respon bagi orang yang rendah hati dengan yang sombong itu pasti berbeda. Yang pertama seorang rendah hati akan bilang bahwa dirinya tidak bisa itu hanya guyon orang-orang saja. Aku hanya bisa memainkannya tidak terlalu jago kok, hanya saja bisa karena aku dulu belajar dari seorang guru. Lalu mempraktekkan kelebihannya sedikit, karena dia sadar bahwa orang-orang akan tahu dengan sendirinya kelebihan dalam bermain musik itu. Rendah hati hampir sama dengan rasa malu, karena tidak mau dirinya banyak yang tahu, cukup tahun sendiri. Beda halnya dengan seseorang yang sombong. Respon saat tantangan itu diberikan, dia akan mengeluarkan kemahirannya secara sepenuhnya. Tanpa basa-basi dia memainkannya dengan naik diri. Hidungnya tiba-tiba ada di atas. Itulah rendah hati yang sering kita tidak sadari membuat pandangan orang lain sebagai kesombongan.
Ingatlah, semua itu hanyalah sebuah pandangan manusia. Pandangan Allah SWT itu pasti berbeda dengan kita. Bisa saja yang kita pandang baik itu, merupakan yang tidak baik buat Allah SWT. Bisa saja pandangan buruk dari kita, merupakan kebaikan dihadapan Allah SWT. Manusia hanya bisa melihat satu pandangan saja, sedangkan tuhan lebih tahu segalanya. Maka kita hanya bisa bersyukur atas apa yang telah diberikan Allah SWT pada diri kita. Saat berhadapan dengan-Nya baru kita merendahkan diri serendah-rendahnya dihadapan Allah SWT. Rendah hatilah dihadapan setiap makhluk, merendahlah dihadapan Allah SWT.
1. 3 Membentuk diri yang baik
Setiap orang memiliki sifat yang berbeda ataupun bisa disebut dengan kepribadian yang berbeda. Kalau bahasa gaulnya yaitu Personaliti. Kepribadian yang ada pada diri kita sendiri sangatlah berbeda. Salah satu yang tidak bisa kita tolak atau keluhkan adalah pemberian tuhan. Kita diberi tubuh yang ideal tinggi, wajah ganteng atau cantik, seluruh bentuk tubuh terlahir normal itu semua personaliti yang tidak bisa kita tawar. Dengan begitu kita harus menerima apa yang disebut dengan takdir tuhan. Itulah yang bisa kita sebut diri kita, bentuk personaliti yang telah kita terima adalah hasil daripada yang tuhan berikan. Bisa jadi semua itu merupakan hadiah terbaikmu bagimu dan juga bisa menjadi cobaan selama hidup. Karena semua orang mendapatkan hal yang tak sama dengan kita. Patut di syukuri saat kita terlahir normal dan baik. Semua titipan tuhan itu adalah anugerah selama hidup. Personaliti itu bisa disebut pribadi bawaan. Tidak bisa kita ubah apa yang telah tuhan berikan kepada kita soal itu semua, kecuali salah satu yang bisa kita Ubah adalah kepribadian kita bukan pada fisik, melainkan perasaan dan karakter yang kita miliki. Sudah tidak asing lagi dengan peribahasa bahwa "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" pernyataan para pepatah untuk seorang anak yang bandel yang tidak akan jauh dari kepribadian ayahnya waktu dulu kecil. Itu hanya sebagai pernyataan. Tidak semua anak sama dengan ayahnya ataupun ibunya. Akan ada salah satu yang berbeda. Jikalau pun sama itu merupakan didikan kedua orangtuanya hanya kemungkinan kecil terjadi. Karena saya pribadi pernah mengalami hal itu. Kata orang-orang ayahku dulu hampir sama sikapnya dengan apa yang aku lakukan pada waktu kecil. Bandel, jail, dan jika mempunyai kemauan selalu ingin terkabul waktu itu pula. Bisa dibilang iya atau tidak itu hanya aku yang tahu, dan hanya tetangga yang dulu pernah tinggal bersama keluargaku.
Kita hanya punya dua pilihan untuk membentuk kepribadian diri kita. Yang pertama menjadi baik atau berbuat baik. Pilihan itu yang bisa kita lakukan sebagai seorang manusia. Maupun dalam keadaan dewasa atau sebagai orang tua. Membentuk pribadi itu memang tidak mudah. Banyak orang yang menggunakan psikologi atau seorang guru yang tahu tentang kepribadian anak. Saya rasa kita hanya butuh diri kita sendiri untuk merubah kita menjadi baik. Mungkin banyak orang yang minta satu guru untuk membimbing menjadi baik. Saran saya jika ingin benar-benar hijrah dari kepribadian kita yang dulu adalah niat kita untuk berubah. Sebesar apa niat kita untuk menjadi berubah sehingga keyakinan itu kau putuskan dengan sungguh-sungguh. Menjadi baik ataupun berbuat baik. Karena kedua hal itu adalah langkah untuk membentuk diri kit menjadi baik.
Saat niat kita sudah mantap dalam hati nurani, yakin bahwa sanggup menahan beberapa cobaan untuk menjadi baik dan berbuat baik. Tuhan memberikan kita kebahagiaan karena satu hal, bersyukur atas nikmatnya yang kita lupa itu pemberian dari-Nya. Kita bahagia karena hal dunia itulah yang tuhan berikan pada kita sebagai cobaan. Saat kita dilanda sebuah masalah kesadaran itulah yang biasanya menjadi kita berbuat baik dan menjadi baik.
Sudahkah yakin untuk bahagia atas nikmat tuhan dan memperbaiki diri. Silahkan untuk berawal dari berbuat baik. Dimulai dari hal kecil seperti membantu orang tua, membantu teman yang kesusahan, membuang sampah pada tempatnya, tidak menyakiti hati orang lain. Jika seseorang melihatmu aneh atau perbuatanmu di anggap sebagai pencitraan atau ingin di puji. Jadikanlah semua omongan itu sebagai pupuk bagimu untuk memperbaiki diri. Sebuah pupuk yang bisa dibilang dari hasil kotoran jorok, bisa menjadi sebuah tumbuhan menjadi baik dan tumbuh sempurna bahkan jika sayuran hasil pupuk kandang bisa menjadi sayuran yang menyehatkan dan segar. Begitu juga dengan omongan mereka yang menghujat dirimu, anggap saja sebagai pupuk yang bisa menghasilkan pribadi yang baik bukan karena pencitraan tetapi sebagai pembuktian bahwa kamu yakin bahwa berniat untuk menjadi baik dan berbuat baik. Semua itu sederhana kok. Untuk menjadi baik tak perlu terlihat baik, untuk berbuat baik tidak perlu pujian. Kau hanya perlu bersikap baik dengan ikhlas walaupun itu hal kecil.
Sekarang faktor yang membuat kita bisa menjadi pribadi yang baik, diantaranya :
1. Faktor Lingkungan dimana kita tinggal dan hidup
Lingkungan sekitar bisa mempengaruhi pribadi yang kita ciptakan, hasil daripada pertumbuhan hidup kita di lingkungan yang kita tinggali dan tempati. Kita tinggal dilingkungan yang mayoritas seorang santri yang keseharian mereka pergi mengaji, pulangnya belajar, membantu orang tua, setelah semuanya selesai baru main dengan teman. Yang akan terjadi saat kita dewasa nanti adalah kebiasaan yang sering kita lakukan. Dulu waktu kecil berada di kebiasaan disiplin seperti anak santri. Saat dewasa kita tinggal di daerah perkotaan yang sangat dalam pergaulan bebas. Setiap datang waktunya ibadah, orang-orang disekitar seakan-akan tidak mempunyai beban untuk mengerjakan kewajibannya sebagai umat yang beragama. Kebiasaan itulah yang sering kita lihat, sehingga pribadi kita terbiasa dengan mayoritas yang kita lihat. Akhirnya kau menjadi berubah dan hilang satu persatu kebiasaan yang sering dikerjakan dulu waktu kecil. Lingkungan dan kebiasaan merupakan faktor berubahnya seseorang secara personal. Saat kita mulai sadar dan lelah atas perbuatan kita. Jenuh dengan yang kita lakukan di dunia hanyalah sia-sia semata membuat kita ingin berubah menjadi baik dan berbuat baik. Pilihan hidup itu yang harus kita benar pilih. Masa sekarang akan menjadi masa depan yang akan terjadi. Diri kita sekarang merupakan cerminan dari masa lalu kita.
Kita selalu berada dalam pilihan yang nyata, sehingga pilihan itulah yang mesti kita jaga. Semuanya tanpa harus kita pikirkan, karena yang seharusnya kita kerjakan adalah sebuah perubahan dan lakukan itu sekarang. Jangan jadikan beban pikiran kita menjadi penyebab sulitnya kita untuk menjadi lebih baik. Dan yang paling penting adalah pergaulan kita, dengan siapa kita bergaul dan berteman, pandangan setiap orang akan melihat suatu pergaulan yang sering mereka lihat. Pilihlah kebaikan untuk pergaulan yang tepat.
2. Faktor yang kedua merupakan pendidikan dan wawasan
Bukan berarti orang yang tidak memiliki pendidikan tidak bisa berbuat baik. Terapi, pendidikan yang mengajarkanmu sebuah kebaikan tidak semuanya salah, dan tidak juga semuanya benar. Bukannya kalian pernah melihat seseorang yang berpendidikan tinggi tetapi setelah jadi pejabat tinggi malah korupsi. Katanya pendidikan merupakan pembentukan karakter, tapi hasilnya malah menjadi koruptor. Nah sudah untuk menahan pendapat yang sekarang marak sekali ditemui di berbagai berita cetak maupun media televisi. Pendidikan yang kita ambil sejak Sd sampai ke perguruan tinggi hanyalah soal teori caranya meycapai cita-cita, bukan cara membentuk pribadi yang baik agar cita-cita bisa di capai dengan baik pula. Bukan sering berbohong merupakan dari kepribadian. Meminta waktu belajar dipersingkat, sehingga seorang guru mengajar dengan waktu yang tidak tepat. Seorang murid akan berpandangan bahwa korupsi waktu itu hal yang sepele dan baik-baik saja. Lalu ketika kita meminta uang kepada kedua orang tua untuk bayaran keperluan sekolah kita mintanya dilebihkan biar ada jatah jajan. Bukanya hal kecil itu yang membuat pribadi kita terbiasa dengan korupsi. Saatnya kita sadari dari sekarang, kurangi hal kecil yang akan membuat biasa pikiran kita terhadap hal-hal yang membuat kita menjadi kriminal. Sebenarnya pendidikan sangat jelas sekali memberikan kita yang terbaik. Apalagi jika gurunya sering memberikan nasehat kepada kita bahwa jangan pernah berbohong atau korupsi. Karena hal kecil yang sering menjadi besar itulah yang akan terjadi.
Pendidikan yang kita pilih merupakan faktor utama membentuk kepribadian kita. Siapapun guru atau dosennya kita bisa bercermin dari yang mereka ajarkan. Kesadaran terhadap pribadi yang baik hadir dari diri kita sendiri. Saat kita sekolah atau kuliah kita mempunyai dua pilihan, mendengarkan apa yang dibicarakan pengajar atau menulis apa yang pengajar katakan. Kalo hanya mendengar, sambil melek pun akan terdengar. Tapi, saat kita menulis materi yang disampaikan dipastikan kita sambil mendengar. Itulah pilihan kita. Jadi pendidikan kita tidak mengajarkan menjadi pribadi yang baik saat berlangsungnya kegiatan belajar. Tidak ada yang salah dalam hal ini. Tapi seringkali tergantung pada siswa atau mahasiswanya. Karena seorang guru yang mengajarkan kepribadian yang baik, tidak memarahi seorang murid yang tidak bisa apa-apa dan seorang murid yang justru bandel terhadapnya.
Guru atau dosen adalah seorang yang membimbing sampai siswa atau mahasiswa tersebut sampai pada pribadi yang seutuhnya menjadi baik. Memberi dorongan, memberi teladan, bukan hanya dari belakang, dari depan sampai dari samping terus dibimbing sampai benar bukan lagi guru atau dosen yang lelah. Tapi siswa atau mahasiswa itu lelah untuk berbuat tidak baik. Hingga pada akhirnya akan tumbuh setelah pendidikan itu berakhir, itu guru yang sangat berhasil. Saya pribadi seseorang yang dulunya susah untuk nurut, tapi saat seorang guru itu terus memberikan nasihat, saya baru menyadarinya bahwa guru adalah jalan terbaik untuk berubah. Jangan salahkan siapapun saat sekarang kita seperti orang yang berpendidikan namun mungkin dulu kita tidak mendengarkan apa yang disampaikan seorang guru atau dosen. Pemuda memang idealis, karena mempunyai prinsip sendiri. Sehingga dulu berpendapat bahwa kenapa saat menjadi seorang siswa hanya diberi pengertian bahwa jangan membuang sampah sembarangan karena itu perbuatan yang tidak baik, jangan mengejek temanmu karena itu sikap yang tidak. Tapi tidak mengajari bagaimana menjadi orang yang baik dan bersikap baik tanpa bisa dipengaruhi orang lain. Biasanya hal itu keluar saat seorang guru mengajar. Tapi hal yang sering diajarkan merupakan teori yang mungkin tidak semua siswa mengerti. Bahkan kadang hal itu hanya untuk yang mengerti apa yang dibicarakan guru tersebut. Tidak semua siswa benar diperhatikan tapi berharap semua siswa memperhatikan. Semua hal pikiran itu memang salah, baru sadar setelah keluar sekolah dan menjalani kehidupan yang sesungguhnya bahwa pendidikan yang dulu kita pilih sangat berpengaruh pada kehidupan baik atau tidaknya kita. Jangan salahkan siapa dulu guru kita, tetapi apa yang telah kita lakukan terhadap guru kita. Salah satu contoh yang sering kit lakukan adalah menyepelekan saat guru menerangkan materi. Ternyata saat kita mencoba bicara di depan orang banyak dan tidak ada yang memperhatikan itu sangat menyakitkan. Untuk menjadi baik tidak juga harus banyak pikiran soal pendidikan kita dulu, yang terpenting hal apa yang kita ambil dari pendidikan tersebut. Semua hal bisa baik dihadapan kita bisa buruk di hadapan tuhan. Siklus memang terjadi. Sudahlah jangan salahkan soal pendidikan yang kita ambil. Hal positif yang telah diberikan pendidikan itulah yang seharusnya kita terapkan dalam kehidupan. Kita hanya lupa cara berpikir untuk menghilangkan hal negatif dalam pikiran, sebab untuk menjadi baik tak perlu pikiran hanya cukup niat untuk kebaikan. Merupakan sebuah wawasan jika kehidupan bisa kita pelajari sendiri dan guru yang kita temui menjadi pembimbing selama menjadi baik. Bahagia hanya perlu ketenangan dan wawasan kehidupan selam kita menjalani hidup ini.
3. Motivasi
Motivasi merupakan faktor utama kita menjadi seperti saat ini, hijrah dari kehidupan yang membosankan tanpa kegiatan bermanfaat menjadi kehidupan yang lebih baik. Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri kita. Bukan lagi Hidayah yang masuk, namun disertai dorongan untuk berubah menjadi baik. Menjadi bahagia tanpa memadamkan cahaya orang lain. Pilih salah satu motivasi yang membuat kamu ingin sekali memalingkan kehidupan gelap kepada kehidupan yang terang. Jangan sampai berpendapat bahwa kehidupan yang gelap soal masa lalu kit sering mabuk, mencuri dan hal kriminal lainnya. Tapi hanya mengubah diri yang baik. Yang tadinya sering galau karena cinta, sudahlah mulai menjadikan cinta yang mengejar kita. Bukankah jodoh adalah cerminan diri, seperti apakah cerminan diri kita dihadapkan jodoh kita tidak akan pernah jauh. Maka segeralah untuk memperbaiki jodoh kita. Bukan berarti juga motivasi harus soal mencari jodoh, itu merupakan cerminan yang bisa kita pegang.
Motivasi untuk berubah harus hadir dari dalam hati kita. Setelah itu motivasi dari luar, bisa jadi karena keluarga, sahabat dan kerabat. Motivasi yang hadir dalam diri kita biasanya akan menjadi teguh dan tahan lama. Faktor dari luar diri kita yang menjadi pendorong sebagai penyemangat untuk menjadi baik. Motivasi itu sangat diperlukan untuk meyakinkan bahwa perubahan yang kita pilih adalah jalan yang baik. Tanpa kita harus berpikir soal masa lalu yang sudah terjadi, motivasi menjadi tidak akan pernah terhambat oleh masa lalu. Bahwa kau berhak berubah. Semua orang berhak mendapatkan apapun yang diinginkan selama hidup. Bahagia berhak didapatkan bagi mereka yang mau berusaha mengubah masa lalu menjadi masa depan yang baik. Beres, semuanya tanpa harus memikirkan sebab akibat dari berubahnya diri kita. Bahwa kita ikhlas menjalani yang telah kita berikan untuk orang-orang. Berbuat baik ataupun menjadi baik adalah ikhlas untuk menerima hasil dari yang tuhan berikan pada kita sebagai balasannya. Tidak lagi menyalahkan masa lalu sebagai kejadian yang sekarang kita rasakan, karena perbuatan itu tidak bisa kita perbaiki. Hal yang bisa kita perbaiki hanyalah sikap kita, berubah menjadi baik atau tenggelam dengan masa lalu.
Jadikan motivasi sebagai hal utama menjadi baik. Karena itu akan menjadi hal yang paling di ingat selama berubah.
Ketiga faktor itu yang menjadi seseorang dapat berubah menjadi baik. Tidak semua orang bisa mendapatkan tiga hal itu secara bersamaan, karena setiap orang memiliki personaliti yang berbeda untuk menghadapi itu semua memerlukan proses yang tidak lama. Tapi ingatlah, jangan banyak pikiran untuk merubah diri kita menjadi baik. Menjadi baik hanya perlu lakukan sekarang, tidak mengingat masa lalu dan berharap pada masa depan. Masa depan yang sekarang adalah masa lalu yang akan datang, lakukanlah mulailah dari hal kecil untuk menjadi baik.
1.4 Baik untuk diri sendiri
Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk berbuat baik. Mau itu dengan niatnya sendiri atau kadang suatu hal yang tidak sengaja terjadi karena sudah takdir menghampiri. Perlakuan baik sering kita temui dimana saja. Terkadang kita sering menemukannya dijalanan. Seperti saat ada orang yang ngemis di pinggir jalan, jika seseorang itu mengerti maka tidak akan pernah tega melihatnya. Uang seribu atau dua ribu akan keluar dari sakunya. Kita seringkali dikelilingi oleh orang-orang baik di dunia ini. Sering juga tidak kita sadari. Baik untuk diri sendiri bukan hal yang biasa. Suatu sikap yang luar biasa dilakukan setiap manusia. Pasalnya, kita tidak pernah memedulikan siapa mereka atau dia. Karena rasa kemanusiaan itu telah ada dalam hati, rasa kasih sayang menolong sesama tidak akan ada lagi perhitungan. Baik atau buruknya orang memandang kita jangan pernah kita hiraukan. Karena saat kita ikhlas membantu sesama orang akan menilai dengan respon orang yang telah dibantunya.
Mungkin kalian pernah merasa bahwa sesuatu hal yang telah kau kerjakan itu sia-sia dan tidak ada nilainya. Pemikiran seperti itu sangatlah salah. Apapun yang telah kau kerjakan di dunia ini semuanya bersifat baik. Asalkan dengan alasan kita ikhlas menjalaninya. Pernahkah kalian suatu waktu menolong teman kalian yang sedang merasa kesusahan dalam hidupnya, dan kau datang sebagai pahlawan untuk membantunya. Dalam kejadian yang sama pula kamu merasa tidak dihargai atau dihormati oleh seseorang yang telah kamu bantu tersebut. Rasa kesal terhadap yang kamu lakukan adalah sebuah kesalahan. Meskipun kau tidak mendapatkan balasan darinya, balasan oleh-Nya akan lebih baik daripada yang kamu kira. Karena tuhan selalu tahu apa yang telah kita kerjakan dan balasannya pun akan lebih daripada yang telah kita lakukan itulah hukum tuhan. Percayalah bahwa rasa kesal hanya akan merusak hubungan kita dengan manusia lainnya. Ibaratkan sebuah pohon besar yang tumbuh yang dimana kau adalah sebagian dari akar pohon tersebut. Setiap orang akan lebih banyak memuji batang pohon yang menjulang tinggi dan akan memuji juga buah yang dihasilkan pohon. Pohon yang membuatnya redup sebagai pelindung dari terik panasnya matahari akan selalu berterimakasih pada pohon. Dia tidak tahu bahwa kau sebagai akar yang menopangnya dari bawah yang membuat pohon itu berdiri tegak dan yang menghidupinya dari proses kehidupan. Akar adalah pusat kehidupan berdirinya sebuah pohon. Kau lebih banyak berpengaruh terhadap seseorang tetapi tidak mendapatkan balasan darinya itu tidak apa. Asalkan ada balasan dari tuhan, sebagai rasa ikhlas itu akan membuat kamu bahagia. Sehingga tidak memikirkan banyak masalah karena masalah sepele.
Seringkali kita dikelilingi oleh masalah sepele yang tidak seharusnya kita pikirkan. Cenderung lebih apa masalahnya daripada sebuah solusi penyelesaiannya. Pada suatu waktu aku peenah dipilih sebagai ketua pelaksana penyelenggaraan sebuah acara pentas seni di sekolah. Salah satu masalah setiap tahunnya adalah hiburan yang akan ditampilkan sebagai puncak acara. Sudah hampir semua lima tahun lebih sekolah tidak menyelenggarakan hiburan band yang bisanya menjadi ciri khas anak SMK. Karena dulu pernah ada kejadian tawuran antar sekolah yang disebabkan acara pentas seni musik tersebut. Akhirnya dari tahun ke tahun setelah kejadian itu terjadi sekolah mengadakan hiburan pentas seni yang membosankan dengan menggunakan mp3 dan lomba nyanyi solo biasa. Setelah tahun itu saya dipercaya untuk menjadi ketua pelaksana pentas seni. Awalnya saya menolak karena ketakutan kejadian lima tahun lalu terulang. Karena janji sekolah kegiatan pentas seni musik itu akan rehat selama lima tahun, pas dimana saya masuk kelas dua SMK. Akhirnya selama beberapa bulan menuju kegiatan stres yang saya alami dalam perencanaan, karena yang saya pikirkan hanyalah sebuah masalah apa yang terjadi pada waktu dulu hingga terjadi tawuran antar sekolah yang terjadi di SMK sebagai penyelenggara. Satu bulan sebelum kegiatan itu akan berlangsung saya masih belum menemukan masalah. Ternyata setelah konsultasi kepada senior dulu dan baca buku soal gimana cara menghadapi masalah ternyata sederhana sekali. Salah satu yang menjadi masalah itu besar adalah kita fokus pada masalah kecil bukan pada solusi. Pembentukan karakter itu sangatlah terasa bagi saya pribadi, terlalu banyak memikirkan sedikit masalah yang membuat tidak menemukan solusi. Akhirnya setelah dipikir lagi. Ada sebuah tema yang memang tidak akan membuat orang berpikir bahwa itu acara band. Dalam pentas seni itu saya memberikan tempa "Pentas Seni Musik tradisional dan musik modern" kegiatan yang tidak akan pernah saya lupakan karena berjalan dengan sukses tanpa adanya keributan. Berfokus pada solusi akan memberhentikan masalah yang besar. Jika selama satu bulan itu saya tidak dihabiskan dengan meminta masukan dan membaca buku, kayanya masalahnya masih ada dalam pikiran hingga tidak terlaksanakan. Seperti itulah saat kita dihadapkan dengan suatu masalah, sudahlah ambil jalan terbaik dan pilihlah hal yang penting daripada masalah itu. Bergelut dengan ide lebih baik daripada terpuruk karena masalah kecil. Bukanya kebakaran hutan yang terjadi di Kalimantan karena percikan api yang kecil sehingga merambat menjadi api yang besar yang membuat api itu membakar seluruh hutan. Begitu pun dengan pribadi kita yang baik. Lingkungan yang kita tinggali bisa menjadi pengaruh besar terhadap emosi kita dan kepribadian kita.
Baik itu untuk diri sendiri tidak usah memikirkan pembicaraan orang lain. Bersyukurlah jika masih ada orang yang membicarakan kebaikan kita, karena mungkin mereka tidak mampu dengan apa yang telah kita kerjakan. Solusinya hindari waktu tidak berguna untuk memikirkan hal yang tidak penting. Waktu lebih mahal nilainya daripada uang, karena waktu tidak akan pernah bisa kembali, berapa banyak waktu yang kita beri pada hal yang tidak bermanfaat. Seringkali kita boros terhadap uang, sedangkan kepada waktu kita tidak pernah memperhitungkannya. Hidup ini bukan hanya satu kali, tapi hidup ini adalah hari ini. Begitu dengan berbuat baik untuk diri sendiri, jadilah seperti mata air yang menjadi sumber kejernihan untuk air disekelilingnya.
Perspektif orang memang berbeda soal diri kita, karena itulah wajar jika ada perbedaan pendapat. Karena itu hanyalah "katanya" bukan "faktanya" sering terjadi pada zaman sekarang apalagi saat ramainya sosial media, orang saling menghujat dan mencela karena sebuah provokasi yang tidak tahu faktanya, hanya sebatas katanya. Bisa jadi karena sebuah gambar atau tulisan yang memberikan kejelasan bahwa orang itu banyak kesalahannya. Maka dari itu kita sering terbawa emosi sendiri karena sebuah sugesti ajakan ujaran kebencian. Maka dari itu mari kita belajar literasi. Memahami sebuah berita dengan mencari informasi yang dapat dipercaya dan jangan dulu ikutan emosi jika memang kejadiannya tidak kita ketahui. Apakah kamu pernah marah kepada benda mati, seperti motor, batu, tembok atau batang kayu. Saat kamu terpeleset oleh ulah sendiri mengenai motor ataupun batu, tiba-tiba kita emosi kepada barang yang tak memiliki akal apalagi pikiran. Apakah si batu itu akan berubah menjadi pasir saat kita marahai? Apakah akan berubah bentuk? Tidak juga kan. Maka saat banyak orang yang mengkritiki kita jangan hanya jadi objek yang mati seperti batu atau motor itu. Jadilah diri kita sebagai subjek yang bisa menjawab solusi yang telah kita beri. Jika kamu membuat opini dengan status soal isu politik atau ekonomi soal negara. Lalu ada orang yang tidak setuju dan memprovokasi dalam komentar status sosial media mu. Ajalah dia berbicara, Dm atau chat dia beri pengertian, mungkin dia kurang tahu soal politik dan ekonomi sehingga dia bilang so tahu padamu. Saat kita positif thingking terhadap masalah dan mencari solusi. Kejahatan akan berubah menjadi sebuah kebahagiaan. Setelah kau ajak bicara malah dia menjadi tahu soal politik. Sebelumnya minta maaf jika kau salah berpendapat lalu ajak bicara baik-baik. Pada akhirnya malah dia yang akan minta maaf karena ketidaktahuannya sendiri. Seperti itulah yang sering terjadi pada zaman ini. Orang lebih suka berkomentar karena ketidaktahuannya daripada bertanya dan mencari tahu soal kebodohannya. Saat kita subjektif dan hidup, orang lain pun akan beranggapan bahwa pendapat mu itu benar-benar hasil observasi atau sesuai dengan fakta yang terjadi. Setiap orang tidak ada yang salah dan tidak setiap orang juga berbuat benar. Semua pendapat manusia itu abstrak, bisa dipandang sebagai kebenaran dan bisa dipandang sebagai keburukan. Maka itulah terciptalah pro dan kontra. Karena kebanyakan orang memperjuangkan suatu hal yang abstak dimata manusia sendiri. Allah SWT yang berhak menilai benar atau tidaknya. Manusia hanya berusaha meyakinkan manusia lainnya.
1. 5 Mulai Melangkah Dengan Tenang
Sudah saatnya melangkah dengan tenang, hambatan demi hambatan hidup mencapai kebahagiaan akan segera kau lalui. Semangat untuk mengubah diri menjadi baik adalah hal yang sangat baik sekali dilakukan. Untuk mencapai kebahagiaan sejati yang tidak perlu banyak pikiran. Untuk itu jangan lagi mencari banyak keinginan yang akan menganggu mental kita untuk melangkah lebih baik. Saat kau merasa tidak bahagia dari orang lain, saat itu pula kau sedang dibentuk oleh pribadimu sendiri. Mundur satu langkah kebelakang itu tak apa, asalkan tiga langkah untuk kedepan kau lakukan. Ingatlah pada pertumbuhan pohon bambu hitam yang akan bertumbuh tinggi setelah usianya lima tahun. Waktu yang lama pohon bambu alami. Andaikan saja bisa berbicara dengan pohon yang lainnya, mungkin akan banyak terjadi komunikasi antara bambu dan pohon jambu misalnya. Keduanya hidup berdampingan sedari kecil waktu baru tumbuh. Jika pohon jambu baru saja tinggi satu meter tapi pohon bambu baru saja tiga puluh cm. Mungkin setelah tiga tahun kemudian pertumbuhan pohon jambu akan cepat tumbuh sehingga buahnya sudah dapat dinikmati. Saat itu pula pohon jambu merasa heran pada pohon bambu yang tidak kunjung tumbuh. Ternyata bambu hanya bersabar, bahkan lebih dari itu. Ternyata bambu sedang mempersiapkan akar yang kuat untuk pertumbuhan pada usianya yang lima tahun. Akarnya yang serabut dan merambat beribu cabang membuat pertumbuhan pohon bambu hitam sampai lima belas dan dua puluh meter. Sehingga melebihi tinggi pohon jambu disampingnya. Dan pohon bambu siap di manfaatkan menjadi keperluan pembangunan rumah dan siap digunakan untuk keperluan yang lainnya setelah matang berusia lima tahun lebih. Begitulah saat proses akan berjalan dengan baik saat kita mau bersabar meskipun selama lima tahun pohon bambu itu bertahan berada dalam kerendahan, saat menjelang tinggi tetap bisa menikmati pertumbuhan. Seperti itulah filosofi pohon bambu. Jika kita mau bersabar untuk pertumbuhan yang baik. Saat kita baru saja melangkah untuk belajar suatu hal, bukan tidak terlambat tapi kita hanya sedang mempersiapkan untuk kedepan yang lebih baik.
Proses hijrah setiap orang memang berbeda, tergantung cara mereka mempersiapkannya. Ada yang memang baru saja dapat hidayah saat usia sudah dewasa ada juga yang baru saja mendapatkan hidayah setelah tua dan jatuh sakit. Tuhan memberikan waktu yang terbaik untuk kita saat kita diberikan waktu untuk bertaubat. Untuk mencapai kebahagiaan yang sejati kelak di akhirat nanti. Bagaimana pun caranya untuk melangkah dengan tenang pada suatu kebaikan tuhan pasti akan selalu berikan jalan. Pernah mungkin saat kita akan mencurangi teman kita dalam sebuah permainan, meskipun sering banyak gagalnya kita juga sering berhasil melakukan kejelekan tersebut. Tapi saat kita akan melakukan curang itu seakan menemukan banyak ide untuk berbuat curang. Bayangkan betapa baik tuhan memberikan kita akal pikiran padahal itu sebuah perbuatan tidak baik. Saat kita berbuat baik seringkali banyak cobaan untuk melakukannya. Berbagi cobaan menghampiri sampai solusi pun datang bertubi-tubi. Saat kita mau berpikir positif. Pada hal tersebut, solusi itu seakan datang begitu cepat. Entah hadir darimana, itulah mungkin yang disebut pertolongan tuhan.
Kalian mungkin pernah mengeluh pada masalah, menyerah pada usaha, kesal pada perbuatan, menggerutu karena kegagalan. Bisakah kita ubah semua cara berpikir kita yang tadinya kita sering mengeluh menjadi sering bersyukur. Bisakah kita mengubah cara berpikir yang berbeda. Mennjadikan musibah sebagai hadiah. Misalkan saat kehilangan uang seratus ribu, dan dalam pikirmu itu adalah uang persiapan akhir bulan untuk makan. Jika kita terfokus pada kehilangan dan banyak keluar pertanyaan mengapa bisa hilang dan sebagainya. Sampai datang awal bulan pun pasti tidak akan ketemu. Cobalah untuk mengubahnya menjadi hadiah, misalkan kau merasa bersyukur karena uang itu telah hilang atau bahkan kau menunggu-nunggu kehilangan uang itu. Sangat abstrak dan mungkin kau menganggapnya aneh. Tapi itu akan membuat pikiran tenang dan menjadikan kamu mencari solusi untuk mendapatkan uang yang hilang itu dengan mungkin kau akan bekerja lebih giat lagi untuk bulan depan bisa naik gaji dan kau bisa menabung uang lebih banyak lagi untuk mempersiapkan akhir bulan.
Dulu waktu awal ada pembukaan pendaftaran mahasiswa baru ke perguruan tinggi negeri. Hati kecil sangatlah berkeinginan besar untuk bisa masuk dan merasakan kuliah di universitas negeri. Namun tuhan berkata lain pada waktu itu. Selama setahun ada dalam perenungan dan kekecewaan atas kegagalan test masuk perguruan tinggi membuat seringkali mengeluh dan mempertanyakan apa yang salah dan bagaimana bisa dia yang masuk sedangkan aku tidak. Selama satu tahun itu hanya berfokus pada masalah hingga tidak pernah melangkah untuk hijrah dalam berpikir. Yang seharusnya dulu langsung daftar ke universitas swasta yang ada. Setelah beberapa buku saya baca salah satunya buku filosofi teras yang merupakan buku pengembangan diri untuk mental masa kini. Setelah beberapa bab membaca menemukan berbagai pemikiran ala filsuf Yunani pada zaman dulu. Bahwa 10% masalah dalam hidup adalah masalah itu sendiri dan 90%-nya adalah bagaimana kita merespon masalah tersebut. Saat kesadaran itu hadir, akhirnya langkah melangkah dengan tenang kita hanya perlu mengendalikan emosi kita sendiri terhadap sebuah masalah. Respon kita terhadap masalah sangat berpengaruh terhadap mental kita sendiri. Dalam buku filosofi terasa saya diajarkan untuk bersikap santai saja, jangan memusingkan hal-hal yang tidak perlu.
Seperti halnya dengan prinsip hidup gus dur yang sering berkat "gitu ajah ko repot" saya sempat berpikir benar juga yah, saat tidak diterima di satu universitas, yaa kenapa gak cari universitas yang lain. Saat itulah akhirnya memutuskan untuk kuliah di universitas swasta dan keyakinan itu tumbuh saat berpikir bahwa semua universitas sama, menginginkan mahasiswanya cerdas dan berdaya saing. Itu semua tergantung mahasiswanya bukan tergantung pada universitas. Karena benar-benar sudah ribuan tahun lalu sejak zaman Yunani kuno bahwa manusia sering membesarkan masalah kecil dalam hidup.
Mulailah melangkah dengan tenang.
1. 6 Membuat Perasaan menjadi tenang
Setelah melangkah menjadi tenang dan solusi dalam hidup sudah banyak menghampiri saatnya membuat perasaan menjadi tenang. Sebelumnya sudah dikatakan bahwa santai saja jangan memusingkan yang tidak perlu. Perasaan selalu tergantung mood kita sedang seperti apa dan bagaimana keadaannya. Bisakah mulai sekarang mengubah pikiran tersebut. Menjadi mood selalu ada dalam perasaan kita dan tidak akan pernah hilang. Walaupun sebenarnya mood itu tidak ada, anggap saja ada. Jangan merepotkan perasaan untuk menjadi tenang saja harus menunggu mood yang baik. Sudah seharusnya setiap saat hati kita tenang. Selalu ingat pada-Nya dan selalu meminta pertolongan dari-Nya. Sebelum kita melakukan apapun selalu di awali dengan doa. Karena doa adalah kata-kata yang akan dikabulkan dalam nyata. Maka berdoa untuk keselamatan saat akan melakukan kegiatan apapun, agar tuhan bisa melindungi dan menolong kita apalagi dengan dipermudahkan segala urusannya.
Membuat Perasaan menjadi tenang itu gampang. Tapi banyak cara orang melakukannya, salah satu yang sering aku lakukan saat hati tidak tenang adalah beristigfar dan juga bersholawat. Ada juga cara yang sangat umum dilakukan untuk membuat hati tenang, seperti meditasi, berolahraga, berdoa, dan mendengarkan musik. Untuk membuat perasaan tenang itu hanya tergantung bawaan kita, respon kita sendiri. Jadi, yang mampu buat hatimu benar-benar tenang adalah diri sendiri. Cara yang aku sampaikan bisa juga untuk dicoba dan jika punya cara lain silahkan asalkan yang membuat hatimu benar-benar tenang. Karena untuk membentuk perasaan itu begitu tenang adalah hilangnya masalah dan hadirnya masalah baru yang segera kau cari solusinya. Jangan sampai merusak mood lagi. Bahagia itu harus ada ketenangan dalam perasaan. Sebab untuk merasakan ketenangan dalam diri kita berawal dari ketidak nyamanan. Saat sudah nyaman dengan situasi, perasaan bahagia itu akan selalu terjadi. Karena pada waktu itu pula perasaan kita terkendalikan dan respon terhadap diri sendir juga akan terbawa suasana.
Jika kita adalah orang yang sangat mudah merasa hawatir akan perasaan kita sendiri, itu sangat sulit untuk bahagia. Seperti yang sering saya rasakan. Saat banyak orang telah memiliki pasangan dan di pamerkan di media sosialnya. Rasa khawatir pada diri kita akan tidak dapat jodoh. Pada waktu itu rasa khawatir bukan tidak dapat jodoh, tepat saat sahabat mempunyai pacar baru, sedangkan saya pada waktu itu baru saja putus hubungan karena sebuah hal sepele saja. Dasar bocah, mungkin dulu yang saya rasakan. Khawatir karena tidak mendapatkan kebahagiaan yang justru membuat hati tidak tenang dan gelisah. Ternyata salah satu penyebab kegelisahan seseorang saat ini adalah sosial media. Begitu banyak orang di sosial media memamerkan kekayaannya, kebahagiaan, pacar barunya yang kaya artis korea, yang dapat membuat banyak orang terpengaruh olehnya. Kekhawatiran itulah yang di dapatkan setiap orang. Khawatir akan hidupnya tidak dapat seperti apa yang terjadi dalam sosial media adalah sebuah kesalahan. Dalam wawancara penulis buku filosofi teras dengan wiwit puspitasari dalam bukunya intinya adalah penyebab kekhawatiran seringkali adalah karena adanya pendapat pada diri kita sendiri. Sebagai contoh, "Dunia itu tidak adil" padahal yang membuat perasaan khawatir karena diri sendiri. Respon kita terhadap pikiran yang membuat kekhawatiran itu muncul. Yang dulu saya rasakan dalam kehwatiran hanya dengan mengontrol emosi negatif kita, mengubahnya menjadi emosi negatif bahwa dunia ini harus adil dengan adanya kamu di dunia. Dunia ini terasa indah karena kau berada di dalamnya. Mungkin pendapat seperti itu yang akan membuat perasaan tenang. Dan saat kita mau menerima apa yang tuhan berikan pada kita akan membuat perasaan semakin tenang. Karena rasa syukur itu pencipta perasaan hati tenang.
Setelah pikiran terhadap masalah yang kita ubah, mulailah mental yang selanjutnya kita ubah. Mental sangat berdekatan dengan perasaan. Mental adalah dasar dari perilaku kita. Mental yang tangguh dan tidak mudah mengeluh itulah yang harus kita miliki. Agar nantinya perasaan kita tidak mudah menyerah, mengeluh, dan dapat mengontrol emosi agar tidak mudah marah. Dan selalu bersikap ramah.
Bab III. Bahagia tanpa Cinta
Pernah kalian merasa bahagia tanpa adanya rasa cinta, saya rasa akan mustahil adanya. Tidak ada orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang. Setiap orang memiliki perasaan dan setiap orang membutuhkan pengakuan.
Di dunia kita lahir akan adanya rasa cinta. Sebagai contoh sederhana, adanya kita di dunia ini adalah karena adanya kedua orang tua. Mereka hadir untuk kita, karena adanya rasa cinta dari keduanya. Jika saja tidak ada proses biologis yang membuat kita terlahir ke dunia, mungkin saat ini kita tidak bisa hidup seperti ini. Dunia ini lahir karena akan adanya rasa cinta tuhan pada semesta dan juga pada makhluk didalamnya. Sebuah penciptan pasti memiliki alasan, dan tuhan pasti mempunyai rahasia yang terbaik atas penciptaan alam semesta dan seisinya. Rasa bahagia pada manusia saat mereka melahirkan seorang bayi penerus generasi keturunannya adalah kebahagiaan yang sangat paling ditunggu selama hidup. Meskipun di zaman edan seperti sekarang banyak orang yang hanya maunya saja membuat anak, tapi banyak yang tidak tanggung jawab akan hidupnya. Sehingga orang tersebut melakukan aborsi, karena belum siap untuk menerima kehidupan yang sulit.
Seperti halnya hamil di luar nikah, bukankah mereka yang melakukan hal tersebut adalah dari rasa cinta. Begitu cinta pun mempunyai nilai berharga bagi setiap orang yang memilikinya. Tidak setiap rasa cinta itu timbul bahagia dan memiliki nilai, jika yang dihasilkan adalah sebuah kejahatan.
Seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang melakukan aborsi. Tidak semua bahagia hadir akan adanya rasa cinta. Tapi perlu kita sadari setiap rasa cinta itu akan menghasilkan bahagia yang nyata, namun cara apa yang kita lakukan untuk mengejar kebahagiaan.
Rasa cinta itu merupakan anugerah yang tuhan berikan. Adanya kita di dunia ini, merupakan rasa cinta tuhan pada kita. Tidak mungkin dulu kita bisa terlahir dengan keadaan baik-baik saja, jika bukan rasa kecintaan tuhan pada manusia. Sang maha pencipta Allah SWT sangat begitu sayang pada kita. Sering tidak kita sadari dari mulai kita bangun tidur, berapa nikmat yang Allah SWT berikan pada kita. Rasanya nilainya akan tak terhingga. Kita beruntung bisa bangun dengan keadaan sehat. Masih diberikan kenikmatan yang terhingga, jika boleh menghitung kenikmatan tuhan pada manusia, satu tetes air samudera tidak akan bisa menghitung kebesarannya.
Pada suatu waktu saat merasakan kekhawatiran akan hidup. Merasa hidup itu begitu menyakitkan, pedih, dan cobaan hidup merasa semakin berat. Melihat orang yang kelihatannya lebih baik dari kita membuat mental diri semakin turun, keimanan semakin berkurang. Semakin hari menyalahkan keadaan, mengeluh, rasa resah mulai berdatangan, hidup tidak tahu harus berbuat apa, sampai jauh sekali dari rasa kasih sayang, rasanya mudah tersinggung, mudah marah, iri bahkan dengki. Sudah masuk fase hidup itu gak ada perubahan, keseharian yang membosankan, dan pikiran selalu negatif setiap melihat orang lain. Sudah masuk fase mencari jalan keluar yang mau serba instan, ingin segalanya tercapai dengan mudah. Mungkin kalian pun sudah pernah merasakan hal yang sama seperti dengan apa yang saya rasakan dulu saat waktu hidup hanya dihabiskan dengan ketidak artian. Banyak main dan mengurangi kegiatan mengajar, apalagi yang berkaitan dengan keimanan, rasanya sudah mulai berjarak dan rentang.
Sudah pada titik mencari jalan keluar. Tapi belum menemukan benang merah dimana harus mengubah kebiasaan dan hijrah dari garis hitam ke garis putih. Berat sekali rasanya meninggalkan kebiasaan lama dengan hal baru yang mendekatkan diri pada keimanan. Masa remaja, dimana rasa cinta terhadap lawan jenis semakin terasa nyata. Rasanya kalo tidak mempunyai pasangan, merasa ada suatu hal yang kurang. Tapi, banyak sebab dan akibat yang dirasakan selama menjalani hubungan. Sungguh sangat mengganggu sekali terhadap pelajaran. Sampai sering direvisi karne ujian kurang mengerti. Sering kena tegur karena saat kegiatan belajar mengajar kurang fokus. Nilai turun, peringkat kelas pun menurun drastis. Sudah saatnya sadar, bahwa semuanya sebab diri sendiri. Tidak bisa menyalahkan siapapun karena banyak yang pacaran justru nambah Pinter dan semangat belajar. Ada salah satu yang membuat hal itu menjadi lumrah. Bukan karena pacaran atau banyak mainnya yang membuat turunnya aktivitas belajar dan daya ingat dalam belajar. Tapi, bagaimana cara kita menghadapi keduanya dan menyeimbangkan antara keimanan dan kebutuhan perasaan.
Manusia perlu sekali memiliki rasa kasih sayang. Secara psikologis orang yang memiliki rasa kasih sayang dan perasaan terhadap lawan jenis nya termasuk manusia normal, dan berperasaan. Tetapi apabila kita dikejar nafsu rasa kasih sayang tidak baik juga. Jadi, setelah aku rasakan selama penurunan kegiatan belajar mengajar salah satunya, tidak bisa mengatur waktu belajar dengan bermain dan juga pacaran. Faktor yang sangat berbahaya sekali jika kita sudah menginjak masa dewasa dan sudah memiliki rasa cinta yang berlebihan terhadap manusia atau lawan jenis kita. Bukan pada rasa cintanya, namun pada sikap dan perilaku kita terhadap rasa cinta itu, mungkin kalian juga tahu apa yang aku maksud, silahkan pikirkan.
Kita bisa bahagia tanpa adanya rasa cinta. Namun, jelas tidak bisa bahagia dengan tidak adanya rasa cinta dalam diri kita sendiri. Jika diri sendiri pun tidak di cintai dengan baik, bagaimana kita bisa mencintai hal lainnya. Yang pernah aku alami adalah saat aku memiliki rasa cinta pada lawan jenis, satu perilaku yang salah karena terlalu banyak memikirkan kehidupan seseorang, sehingga diri sendiri tidak diperhatikan. Bayangkan saja, biasanya seseorang saat dilanda bencana asmara pada dirinya, apapun yang dirasakan hatinya akan berdampak pada apapun hal yang diinginkannya. Saat kita rela berkorban demi asmara atau hal lainnya, biasanya kita melupakan diri kita sendiri. Yang seharusnya makan, kita lebih suka mengabaikannya. Bukan karena keterlaluan itu, kita hanya merasa kenyang akan rasa cinta saja, tidak membuat bahagia rasa cinta kita sendiri.
Kejadian itu membuat banyak pelajaran dalam hidup. Jika saja dulu aku tidak pernah melewati masa gelap dan hitam yang aku rasakan. Bukan lagi buku dan motivator yang mengingatkan diri kita, tetapi pengalaman hidup yang di dasar karena kecintaan Allah SWT pada diri kita. Bahwa kita seharusnya bersyukur saat banyak diberikan cobaan dari tuhan, karena kejadian itu bisa saja terkandung banyak hikmah yang menjadikan diri kita berubah menjadi lebih baik. Tuhan memberikan kesempatan pada kita untuk hidup lebih lama dan bisa lebih bermakna. Sekarang kita harus sadar bahwa rasa cinta tuhan terhadap kita itu melebihi rasa cinta kita terhadap dunia. Setelah beberapa cobaan sulit dalam hidup itu hadir, saat itu juga jalan keluar sejajar dengannya. Hanya saja sering kita tidak menyadari hal itu.
Salah satu kejadian yang membuatku sadar akan kasih sayang Allah pada kita, bahwa rasa bahagia tanpa adanya rasa cinta itu adalah proses kita menuju kebahagiaan kita kepada tuhan. Saat rasa cinta itu hadir dan sabar, kebahagiaan itu akan kita dapatkan. Suatu hari saat datangnya waktu pengumuman masuk perguruan tinggi negeri, waktu itu sangat berharap penuh dapat meneruskan ke perguruan tinggi. Padahal ekonomi keluarga sangat tidak memumpuni. Menyadari hal itu, berharap dapat beasiswa penuh. Namun tuhan memberikan kabar lain pada hari itu, bahwa hasilnya nihil. Tidak satupun perguruan tinggi yang mau menerima nilai sejelek itu. Rasa kecewa mungkin ada. Tapi harus kecewa pada siap lagi, selain pada diri sendiri. Mengingat masa lalu belajar dua tahun kebelakang ternyata memang nilai tidak sesuai kriteria perguruan tinggi yang aku daftarkan. Terus bertanya-tanya pada hati, kenapa cobaan ini terus datang. Bagaimana pun hasil tidak akan pernah menghianati proses, begitu kata orang-orang cerdas. Hal itu pun terjadi, bagaimana mau menghasilkan sesuatu hal yang baik dan berhasil, jika diawali dengan merencanakan kegagalan itu sendiri.
Ternyata tuhan masih sayang pada keluargaku, jikalau pun dulu diterima di perguruan tinggi yang biayanya tidak murah. Hal itu yang membuat berpikir bahwa, tuhan punya cara lain untuk bisa membuat bahagia seorang hambanya. Pada akhirnya cara tuhan memberikan jalan keluar adalah dengan memberikan waktu terlebih dahulu, jangan memaksakan, masih ada banyak waktu. Dibalik musibah selain ada hikmah tuhan pun memberikan hadiah. Yaitu, jalan terbaik menuju kebahagiaan memiliki waktu yang jaraknya bisa lama dan bisa sebentar. Menyadari hal itu, ternyata kehidupan terasa lebih mudah, saat kita sadar bahwa setiap masalah pasti tuhan telah memberikan juga solusi. Satu tahun berlalu dengan perenungan dan penyesalan, beberapa pekerjaan telah dilalui, keluar masuk pekerjaan sudah dialami, ternyata masih banyak kekurangan, termasuk hal keimanan. Saat kita terus menjauh pada tuhan, tuhan pun akan menjauhi kita. Saat mendekati keimanan, tuhan selalu bersama kita.
Dalam perenungan memberikan banyak kesadaran, bahwa dasar setiap pencapaian harus melewati proses dan perjuangan. Sudah waktunya kesalahan diperbaiki, sudah saatnya mulai perubahan, sudah saatnya menjalani proses untuk mencapai tujuan.
Cinta terhadap sesuatu harus mempunyai cinta yang besar pada diri sendiri. Cinta yang utuh adalah cinta yang memiliki kesadaran kepada tuhan yang maha esa dan memiliki kebahagiaan yang dasarnya adalah iman.
Setelah satu tahun, akhirnya tuhan memberikan jalan keluar untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, walaupun swasta tidak menjadi alasan semangat belajar berkurang. Karena kecintaan pada diri sendiri akan ketertinggalan, tidak juga menjadi alasan. Selalu merasa bersyukur telah mendapatkan banyak hal dalam hidup yang pernah kita alami. Kasih sayang tuhan pada kita tidak akan ada hentinya.
1. 1 Kebahagiaan adalah kasih sayang
Berapa tahun sekarang kita hidup. Sudah berapa banyak kita menikmati hidup. Apa yang membuat kita ingin bahagia? Apa yang membuat kita menghindari sengsara? Kenapa kita tidak mau jatuh miskin? Kenapa kita mudah bersedih? Kenapa selalu saja ada masalah?
Mewakili pikiran, apa yang sebenarnya manusia inginkan. Pertanyaan di atas mungkin salah satu yang sering keluar dari pikiran kita. Apa saja yang membuat kita ingin begitu bahagia. Sedangkan kita dalam keadaan normal, sehat, semuanya terpenuhi kebutuhannya. Bayangkan saja, bangun tidur kita masih bisa bernafas, menghirup udara pagi, mata masih bisa berkedip, tangan, kaki dan organ tubuh lainnya masih bisa bergerak. Bahagia yang mana yang sebenarnya kita inginkan? Bahkan kita hidup dengan begitu normal. Tuhan memberikan kenikmatan yang luar biasa pada setiap hari yang kita jalani. Lantas apa alasanmu untuk bahagia? Itu rasanya cukup hari yang kita jalani untuk saat ini.
Bahagia itu relatif, jenis bahagia seperti apa yang kita inginkan. Jika bicara soal kebahagiaan, setiap hari kita telah di buat bahagia oleh tuhan. Berapa banyak orang disana yang tidak punya rumah, berapa banyak orang yang bangun tidur nunggu di usir oleh pemilik toko, berapa banyak orang yang sulit untuk makan, berapa banyak orang yang tidak memiliki kendaraan, berapa banyak orang yang hidupnya serba sulit. Saat kita memiliki banyak hal yang mempermudah kita dan segala hal yang tidak usah kita pikirkan, itulah semua kebahagiaan yang tuhan berikan setiap hari dari mulai bangun tidur sampai kita beranjak tidur. Saat semuanya kita jalani dengan lancar dan tidak ada hambatan, semua itu merupakan kebahagiaan.
Seringkali kita mengeluh karena melihat orang lain kelihatan lebih bahagia hidupnya. Boleh kita renungkan, saat kita dalam keadaan sehat, segala sesuatu yang kita rasakan baik-baik saja, hanya salah satu yang mungkin kita tidak miliki misalkan harta kekayaan dan perhiasan, kita bisa saja melihat seseorang itu sangatlah mudah. Tapi ingat apakah segala harta kekayaan yang dimiliki akan selalu membuat kita bahagia. Tuhan itu adil memberikan rezeki pada kita. Sudah sesuai porsinya, tinggal bagaimana kita memiliki rasa syukur kepadanya.
Berapa banyak orang yang memiliki harta kekayaan banyak, tapi tidak memiliki sehat yang kita miliki sebagai orang yang sederhana. Kita yang hidupnya sederhana, mungkin penyakit yang sering kita miliki saat kita sakit hanyalah penyakit ringan. Bisa kita obati dengan obat apotek biasa, bahkan tanpa di obati akan sembuh dengan sendirinya. Bukannya Tuhan itu adil, maha segala pemberi kehidupan. Sehingga kita tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk membayar pengobatan. Berapa banyak orang yang memiliki segalanya dan harta yang sangat bisa dibilang kaya raya. Penyakit yang di deritanya pun demikian adanya. Sampai biaya pengobatannya sampai keluar negeri, tanpa beban apapun mereka jalani. Karena, mungkin semuanya sudah dimiliki sehingga begitu hidupnya terasa mudah. Tapi apakah bahagia? Penilaian dan pandangan setiap orang itu pasti berbeda. Bagaimana cara mereka melihat dalam satu sudut pandang pikirannya.
Kita pun harus sadar, bahwa kebahagiaan yang tuhan berikan memiliki arti yang begitu mendalam. Kita yang hidupnya bisa dibilang sederhana, makan apapun yang ada bisa, tidak ada aturan dokter untuk tidak boleh makan yang mengandung segala hal. Sehingga mempermudah kita saat menikmati hidup, makan apapun yang bisa kita olah, akan menjadi makanan keseharian kita. Apakah sehat, buktinya kita masih hidup dalam kesederhanaan. Zaman dahulu orang tua kita umurnya sangat panjang, bisa dibilang panjang umur dan sehat walaupun umurnya sudah tua. Yang mereka makan pun tidak mewah bahkan sangat sederhana. Seperti, jagung sebagai pengganti nasi, tebu sebagai pengganti gula, singkong sebagai pengganti karbohidrat, dan banyak lagi tebu yang bisa dijadikan makanan pokok orang pada zaman dahulu. Beliau semua sehat, pintar, cerdas, karena tidak ada zat kimia yang dulu mereka makan.
Tapi, coba kita bayangkan. Seringkali kita banyak mengeluh pada keadaan, padahal Tuhan telah memberikan banyak nikmat sehat pada diri kita, yang seharusnya menjadi dasar kebahagiaan. Padahal banyak sekali orang yang sudah tidak bisa makan banyak hal, karena larangan dokter dan dosis yang diberikan dokter untuk kesehatannya. Harusnya kita membuktikan pada mereka bahwa kebahagiaan bukan hanya soal kepemilikan harta dunia, tapi kita memiliki nikmat Semesta seperti rasa sehat, dan dapat bernafas dengan lega. Mata masih bisa melihat yang indah di dunia ini, telinga masih bisa mendengar suara yang merdu, mulut dapat memakan sesuatu, bukankah itu kebahagiaan yang sangat nyata.
Di luar sana masih banyak orang yang tidak dapat memiki kenikmatan yang kita rasakan, padahal sederhana sekali. Kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri. Itulah berkat dari rasa kasih sayang kita pada diri sendiri. Karena kita tidak mempersoalkan masalah gaya hidup, tapi kita harus lebih memperhatikan kondisi hidup. Dengan itu semua kita dapat sadar bahwa kebahagiaan adalah rasa kasih sayang pada diri kita.
Apa yang membuat kita menghindari kesengsaraan, masalah, kemiskinan dan bersedih? Semuanya akan baik-baik saja. Bukanya Allah SWT pernah bilang pada setiap hambanya, bahwa jika kita bersyukur atas nikmatnya, maka nikmat itu akan Allah tambah.
Jangan hindari kesengsaraan karena itu akan menguatkan kit. Jangan takut jatuh miskin karena Allah telah mengatur Rezeki kita. jangan takut akan hadirnya masalah, karena selalu ada solusinya. Jangan bersedih, karena Allah selalu bersama kita. Setiap orang mempunyai ketakutan dan ketakutan itu sendiri yang seharusnya menyadarkan kita, bahwa kita memiliki tuhan yang maha esa.
1.2 Cinta itu
Sebuah kata yang maknanya seluas samudera. Setiap manusia merasakan akibatnya, dan seluruh manusia pernah mengalaminya. Menjadi liku-liku hidup selama hidup. Air mata jatuh karenanya. Kebahagiaan bisa tercipta olehnya. Dengan segala cobaan dan tantangan semua akan berakhir bahagia atau terluka. Berakhir senang atau bersedih. Meninggalkan dan ditinggalkan menjadi hal yang biasa. Menetap dan juga menepi itulah hasilnya. Terkenang dan tertipu itu juga terjadi. Terhindar dari masalah, bersatu karena adanya solusi. Semua orang bercerita mengenainya, berkeluh kesah padanya itu hal yang sangat terarah. Berakhir bahagia itu cita-cita semua manusia. Apalagi namanya kalo bukan Cinta. Berjuta makna terkandung didalamnya. Menikah atau terpisah itu hasil daripada cinta. Menikah karena adanya rasa cinta, berpisah karena sudah tidak mau bersama.
Cinta itu mulia. Sepasang kekasih yang menjalani asmara karena adanya kemuliaan pada dirinya. Hakikat daripada cinta adalah saling menyukai. Karena adanya ketertarikan dan dorongan dalam hati. Rasa normal sebagai manusia yang harus dimiliki setiap manusia itu sendiri adalah Cinta. Tuhan telah menciptakan makhluk berupa manusia dengan berpasangan. Maka definisi itulah yang membuat manusia punya pikiran dan perasaan. Kemuliaan cinta hadir saat dua manusia dengan kelamin yang berbeda menyatu karena perintah agama, berakhir bahagia karena menikah. Mencari kemuliaan cinta untuk mengikuti sunnah. Cinta itu mulia jika kita tidak tergoda oleh nafsu yang hina. Yang pada akhirnya bisa membuat seseorang itu kecewa, sedih, dan sengsara itulah karena makna dan cara menggunakan cinta dengan baik. Kadang orang beranggapan berbeda soal cinta, karena bisa berakhir terluka dan kecewa karena tidak bisa menggunakan kata cinta itu sendiri.
Cinta pada tuhan yang maha esa merupakan perasaan yang seutuhnya harus setiap orang miliki. Kepada Allah SWT kita berdoa, padannya kita berharap, padanya kita meminta, agar rasa cinta kita dipertemukan dengan orang yang benar-benar ingin mencintai diri kita dan juga penciptanya.
Mengenai cinta bukan lagi hal yang lumrah untuk dibahas bagi setiap manusia. Karena harus memiliki rasa cinta itu pada diri sendiri. Apapun yang kita lakukan dalam hidup tanpa didasari rasa cinta itu hanya sia-sia. Sebab, kita tahu segalanya membutuhkan cinta tanpa cinta kita tidak tahu harus berbuat apa. Bukannya penciptaan langit dan bumi berdasarkan kecintaan tuhan pada makhluknya. Menyediaakan begitu banyak fasilitas untuk bisa kita pergunakan dari alam semesta. Asalkan kita mau berpikir bahwa adanya ilmu pengetahuan itu hasil daripada rasa cinta manusia kepada manusia sendiri untuk bisa saling berbagi pengetahuan. Dimana ketidaktahuan menjadi tahu. Cinta akan adanya kebenaran merupakan hasil daripada pikiran dan perasaan manusia. Teknologi mempermudah segala hal dalam aktivitas hidup. Itulah kecintaan manusia pada manusia untuk mempermudah segala aktivitas hidupnya.
Cinta itu luar biasa istimewa, sehingga bisa menjadikan orang bodoh menjadi Pintar. Orang yang tidak mempunyai pengetahuan jadi berilmu pengatahuan. Karena manusia pun tidak mau peradabannya kalah sama makhluk lainnya. Sehingga terus membuat pintar keturunannya. Pada masa dimana manusia berdampingan dengan mesin, itulah perkembangan yang terjadi pada manusia itu sendiri. Kita dihadapkan pada teknologi yang kepintarannya serupa dengan pencipta teknologi, kita sebagai manusia hampir dikalahkan oleh alat yang manusia ciptakan sendiri. Rasa cinta kita pada ilmu pengetahuan, semakin membuat manusia berpikir dan terus berpikir. Merasakan kemudahan itu semakin dekat, sehingga tenaga manusia hampir tidak digunakan seperti biasanya.
Pada zaman klasik dulu, waktu bepergian ke suatu tempat, dua kakilah yang melangkah jauh. Zaman era revolusi industri 4.0 ini kita sudah memiliki sepeda, motor, mobil, kereta, perahu, dan bahkan pesawat terbang, semuanya hanya membutuhkan waktu yang relatif cepat. Sehingga dulu dari bandung ke surabaya menghabiskan satu bulan untuk jalan kaki, sekarang hanya dengan waktu 1 jam kita sudah sampai tujuan. Itulah perkembangan yang begitu pesat pada rasa cinta manusia pada manusia dengan memadukan kebutuhan pribadi dan kebutuhan sosial.
Cinta bisa di salah artikan, bagi orang yang tidak tahu tentang pengertiannya.
Kalo kata Merry Riana; Cinta itu bukan untuk dideskripsikan, tapi untuk dirasakan. Ngomongin soal cinta memang tidak akan ada habisnya. Jika bisa salah artikan, nantinya akan salah mempergunakan. Jika ditulis dalam sastra takan ada ujungnya.
Katanya cinta seperti samudera. Jika kita berada di atasnya, kita pun bisa hanyut didalamnya. Dan cinta itu bisa tiba-tiba menyakitkan. Saat ditunggu itu lama, saat sudah datang waktunya ternyata sudah ada yang punya. Awalnya ingin saling melengkapi, pada kenyataannya ingin saling mengakhiri. Katanya ingin saling menyayangi, tapi kenyataannya saling meninggalkan sendiri-sendiri. Cinta itu bisa hilang dengan sendirinya. Awalnya ingin selalu bersama, tapi selalu berujung untuk sendiri saja. Ada apa dengan cinta, sehingga manusia yang hanyut didalamnya terlena oleh tingkah lakunya.
Mario teguh juga pernah bilang, katanya cinta itu perhatian. Cinta itu perhatian karena satu sama lain saling memperhatikan. Jika tidak cinta berarti tidak saling memperhatikan.
Memang, cinta tidak ada ujungnya untuk kita ceritakan. Panjang atau lebar artinya sama aja. Mau kecewa atau bahagia, namanya tetap cinta.
Sudahkah kau mendapatkan cinta yang baik? Atau hanya menunggu
Ilustrasi segitiga yang pernah dikatakan oleh ustadz Hanan Attaki adalah saat cinta kita jauh dengan Allah makan cinta sejati kita pun akan menjauh dari kita. Tapi, saat cinta kita dekat dengan Allah koneksi cinta kita akan semakin dekat, sebab cinta pada Allah adalah keabadian, sedangkan cinta pada makhluk merupakan sebagian dari keabadian. Maka dari itu cinta hanya butuh komunikasi, komitmen dan kesabaran.
Cinta itu komunikasi
Bagaimana terjalinnya suatu hubungan jika tanpa adanya komunikasi. Saat ketemu jangan mudah curiga apalagi berprasangka. Kamu berbuat inilah, kamu melakukan inilah. Itu adalah kesalahan yang fatal. Karena cinta adalah komunikasi agar cinta itu saling terbuka. Jalani dengan baik, dan berkata dengan baik, terbukalah agar cinta bisa dirasakan bersama karena adanya komunikasi yang baik antara keduanya.
Cinta itu komitmen
Menjadi manusia apa adanya sebagian daripada komitmen kita pada diri sendiri. Terbukalah pada seseorang yang sangat kita cinta agar dapat berkomitmen bahwa hubungan yang baik karena hubungan kita dengan Allah SWT terjalin dengan baik. Komitmen pada diri kita bahwa menikah adalah salah satu jalan menuju keabadian cinta selamanya. Hubungan yang akan terjalin dengan baik adalah membuat komitmen untuk tidak saling menutupi dan tidak saling berpikir negatif.
Cinta itu Kesabaran
Menunggu bukan hal yang sulit, bahkan menunggu bukan juga hal yang lelah. Sabar karena menunggu hal yang baik, akan menghasilkan cinta yang baik. Sabar bukan berarti mengalah dalam suatu hubungan, tapi kita lebih menghargai dan tidak mau kehilangan cinta itu sendiri. Sulit, tapi itu dapat terjadi. Kita bisa sabar karena yang menunggu adalah yang juga ditunggu. Saling mencintai dalam sabar adalah baik. Yakini bahwa sabar adalah cara tuhan memberikan kita menjadi manusia yang baik.
1.3 Bahagia tanpa cinta, tanpa cinta akan bahagia
"Dasar bucin, apa apa aja tentang cinta" seringkah kita mendengar kata bucin dari teman kita sendiri. Bucin (Budak Cinta) merupakan seseorang yang selalu saja mengaitkan kehidupannya dengan rasa cinta atau seseorang yang selalu berbicara tentang pasangan. Tanpa sadar diri seseorang yang bilang bucin pada orang lain adalah seseorang yang tidak memiliki pikiran. Bahwa dirinya dulu pernah terlahir dari dua orang yang memiliki rasa kasih sayang, maka dari itulah kita terlahir ke dunia.
Tidak ada kemungkinan orang yang bilang bucin adalah orang yang tidak memiliki rasa cinta, itu patut di curigai. Apakah normal atau tidak. Iyakan, bagaimana pun kita harus dapat memperhatikan sekitar kita. Keadaan kita sangat berbahaya, awas ada naga sedang mengintai kita dari atas. Hati-hati sebentar lagi naga itu akan menyerang kita. Persiapan untuk membawa senjata, kita akan siap berperang dengan naga berkepala panda. Oh, tidak dia mulai mendekati bumi, panggil raja panda yang bisa menghalangkannya.
Yaelah... Bicara suka ngawur kalo udah ngomong cinta. Bukanya begitu kan. Cinta suka ngawur jika kita tidak memperhatikan sekitar. Balik lagi pada persoalan pertama bahwa cinta itu dapat membuat bahagia. Tanpa cinta kita dapat bahagia. Seperti apa wujud orang yang bilang tanpa cinta itu bahagia. Setiap orang punya pikiran dan setiap orang mempunyai perasaan. Apakah perasaan itu tidak dipergunakan. Sehingga dapat mengejek yang namanya cinta. Kalo sudah ada tanda bahaya silahkan panggil pikiran untuk mendapatkan jalan keluar. Tuhan itu menciptakan manusia sangat begitu sempurna dengan akal dan pikirannya. Dilandasi dengan perasaan yang saling berkaitan dengan pikiran.
Tanpa cinta memang seseorang itu dapat bahagia, tapi tanpa cinta orang tidak akan memilikinya. Ukuran kebahagiaan tidak bisa kita nilai dengan hanya satu sudut pandang mata kita. Jika dari sisi lain seseorang bahagia, jenis kebahagiaan yang dia dapat itu seperti apa. Apakah hasil prementasi susu sehingga menjadi yogurt. Bahagia yang seperti apa yang diciptakannya.
Dapatkkah kita melihat kebahagiaan, aku rasa tidak. Bahagia itu tidak nampak, karena bahagia itu ada dalam pikiran, sedangkan perasaan selalu berbeda dengan pikiran. Boleh saja berpendapat berbeda, karen kita pun dituntut untuk berbeda dari yang lainnya. Setiap orang mempunyai jalan cerita yang berbeda menghadapi kebahagiaan. Semua orang memiliki tujuan berbeda untuk mendapatkan kebahagiaan.
Kebahagiaan itu adalah hal yang kompleks. Yaitu memliki beberapa unsur dari proses menuju bahagia. Kesenangan hidup seperti ketentraman dalam batin, keberuntungan, memiliki banyak uang, memiliki pasangan yang di inginkan, memiliki segalanya, tapi harus ingat bahwa kebahagiaan yang kompleks itu memiliki puncaknya. Manusia tidak akan pernah memiliki titik puas. Akan terus mencari kesenangan hati dan pikirannya terpenuhi. Yang terpenting dari kebahagiaan adalah rasa syukur. Karena kebahagiaan didampingi oleh rasa syukur sudah memiliki arti yang kompleks dan terstruktur.
Bahagia diawali dengan rasa cinta kita kepada dunia. Maka semuanya tidak akan ada ujungnya. Karena kebahagiaan yang ada di dunia tidak akan pernah dibawa mati. Untuk apa kita mengejar habis-habisan kebahagiaan dunia yang tidak akan dibawa mati. Cinta akan ilmu jika ilmunya tidak berhubungan dengan akherat , tidak akan pernah terbawa mati.
Kita harus bisa menyeimbangkan antara alam bawah sadar dan alam sadar kita. Segala sesuatu yang kita kerjakan dibawah alam sadar kita adalah kecintaan kita pada dunia yang terus mendorong dan melupakan persiapan kita untuk ke akherat nanti. Kegiatan di alam sadar kita adalah kegiatan yang mempelajari segala ilmu agama tentang akherat kita nanti.
Rasanya sulit untuk menjalani itu semua karena kita sudah terbiasa oleh keadaan yang menuntut kita untuk hidup bebas. Liberalisme yang sangat berdekatan pada kita membuat idealisme kita itu terombak dengan sendirinya. Kebahagiaan bukan lagi didasari kecintaan kita pada sang pencipta, melainkan nafsu yang hina. Sulit, bahkan dikit demi sedikit kebiasaan itu menghilang. Mencoba untuk melangkah ke jalan yang lebih baik.
Tanpa harus berpikir, karen untuk mencapai kebahagiaan kita hanya perlu merasakan nikmat yang tuhan berikan.
Bab IV. Berhentilah Menjadi Ragu
Heran aku tuh, kalo memilih satu keputusan rasanya sulit untuk bisa menentukan dengan cepat. Dulu waktu mau melanjutkan sekolah ke SMA, aku diberi tawaran untuk sekolah di bandung, tapi di kampung sudah merasa nyaman dengan kegiatan setiap harinya. Awal tahun penerimaan siswa baru ada seleksi untuk gabung masuk team kejuaraan daerah bola basket usia remaja. Setelah menjalani proses seleksi dalam beberapa minggu, akhirnya terpilih menjadi salah satu dari bagian team. Tepat pada waktunya, aku berada dalam sebuah pilihan untuk melanjutkan sekolah. Mengingat tawaran sekolah untuk keluar kota memang sangat menggiurkan. Karena waktu itu paman menawarkan untuk sekolah di salah satu sekolah musik. Dulu waktu, duduk di sekolah dasar memang sudah senang bermain musik. Paman pernah bilang, bahwa ingin mengajaknya untuk sekolah di bandung. Tempat paman bekerja. Tapi ada hal lain yang menjadi pilihan itu sulit, antara keinginan dan hobi itu berbenturan. Apa daya aku menolak tawaran itu dengan penuh rasa maaf aku ucapkan. Aku lebih memilih untuk tinggal di kampung dan bergabung dengan team kejurda.
Bola basket bagiku adalah olahraga baru, permainan yang sangat aku suka saat pertama masuk SMP. Sebenarnya bukan menolak untuk tawaran sekolah ke luar kota. Namun, pada waktu itu pelatih sudah tahu bahwa aku katanya berpotensi, sehingga dia datang ke rumah untuk membujuk agar lebih baik sekolah di kampung dan bergabung di team kejurda usia remaja. Waktu itu memang kampungku baru saja menjadi kabupaten baru. Waktu itu hati memang merasa ragu saat pertama dikasih tawaran untuk melanjutkan sekolah di luar kota. Pertama, orang tua masih khawatir akan kesehatanku yang mudah sakit kalo kena udara dingin. Yang kedua, orang tua tidak yakin dapat hidup mandiri untuk pertama kalinya jauh dari orang tua. Sedangkan keadaan paman disana merupakan orang sibuk semua.
Karena aku penurut pada kedua orang tua, walaupun salah satu dari orang sebenarnya memberikan izin dan percaya bahwa anak akan berubah dewasa sesuai waktunya.
Tahun pertama masuk ajaran baru pun di mulai. Semua siswa baru menjalani proses sebagai siswa baru seperti biasanya dalam satu minggu pertama. Jadwal latihan kejurda daerah sudah dimulai. Katanya dalam tiga bulan kedepan akan ada pertandingan antar daerah satu provinsi. Sebagai kabupaten baru tentunya akan menjadi langkah awal untuk mulai beradaptasi sebagai kabupaten baru dalam bidang olahraga.
Sebagaian besar siswa datang ke sekolah memang untuk belajar. Tapi aku berbeda dengan siswa lainnya karena, niatku ke sekolah kejuruan itu hanya untuk basket. Yah, sekolah tidak terlalu dipentingkan. Hadir, ikut pembelajaran, lalu pulang untuk pergi latihan di sore hari. Kadang pelatih meminta untuk buat surat dispensasi ke sekolah agar bisa pulang lebih awal. Kebetulan pula salah satu pelatih di daerah adalah pelatih basketku di sekolah. Pihak sekolah pun sudah mengerti dan sudah terbiasa.
Rutinitas aku jalani setiap hari. Rasanya sekolah hanya untuk olahraga saja bahkan tidak satu pun pada semester awal aku mendapatkan ilmu yang begitu baik soal jurusan yang aku ambil. Hanya beberapa materi saja yang memasuki otak. Karena di awal sudah dituntut untuk bermain basket. Dalam pikiran sudah tidak ada lagi mata pelajaran.
Dua semester sudah aku lalui. Ternyata pada izin rapot aku hampir berjumlah setengah bulan. Aku heran, padahal setiap kali dispensasi aku suka buatkan surat sesuai perintah pelatih. Orang tua pun terkejut melihat nilai akhir yang sangat buruk. Tidak biasanya karena saat SMP dulu nilaiku cukup baik dan tidak banyak izin.
Setelah aku jelaskan dengan berbelit. Orang tuaku baru menyadari itu semua, karena olahraga tidak bisa menjamin nilaiku baik dan tidak pula membuat pendidikan menjadi baik. Orang tuaku berpesan untuk tidak juga meninggalkan pendidikan yang ada. Walaupun harus ikut latihan di sore hari, bukan berarti mata pelajaran tidak diperhatikan. Bukannya olahraga juga perlu ilmu untuk mencapai tujuannya. Sahut kedua orang tua menasihati secara bergantian.
***
Setelah mengalami cedera tangan dan kaki sepulang pertandingan minggu lalu. Aku tidak bisa lagi mengikuti babak kualifikasi untuk masuk pertandingan selanjutnya. Pelatih sudah mencari penggantiku yang dulu waktu seleksi nilainya hampir sebanding walaupun dari sekolah lain yang ada di daeraku.
Menyesal memang pada pilihan yang telah aku pilih dulu. Setelah sadar bahwa aku melanjutkan sekolah bukan hanya karena basket dan olahraga saja. Ternyata ada yang lebih penting dari hal itu. Dulu memang ragu untuk menerima tawaran sekolah itu. Aku baru sadar, bahwa tidak memikirkan ketidak mungkinan yang terjadi. Dulu hanya memikirkan hasilnya. Padahal pendidikan lebih penting, dan harus dapat seimbang dengan olahraga.
Pada semester dua aku mulai fokus pada belajar, tapi itu sulit untuk dilakukan karena sudah terbiasa tidak memperhatikan. Untuk mengejar ketertinggalan belajar aku meminta catatan kepada teman sekelas agar dapat aku pelajari lagi di rumah. Satu bulan setelah kecelakaan lapangan itu terjadi, tangan dan kaki pun sudah tidak bengkak dan bisa aku gerakan dengan normal seperti biasanya.
Pada saat bermain bola basket, aku seringkali ragu untuk menembakan bola ke ring basket. Pelatih pernah bilang; jika sudah jarak dua kaki dari pandangan. Kamu hanya memiliki dua pilihan, pertama melemparkan tembakan ke ring dan yang kedua passing.
Terhempaslah badan saat kedua musuh itu menabrak badan lemahku, kakiku terlihat tertimpa badan lawan dan tanganku terinjak kaki lawan. Patahlah dan memar akhirnya. Saat bermain basket kita memang tidak boleh ragu, karena dalam pemain bola basket untuk memasukkan bola ke arah lawan kita hanya memiliki waktu dua puluh lima detik saja. Waktu yang sangat relatif cepat. Dan waktu itu sangat melatih kita untuk berpikir lebih cepat dan jangan merasa ragu. Jika hati sudah saatnya tembak, yahhh harus segera tembak. Karena dalam permainan bola basket, setiap waktu adalah poin. Dan yang penting dalam permainan bola basket adalah memasukkan poin sebanyak-banyaknya..
Aku begitu banyak belajar dari permainan bola basket, walaupun harus gagal untuk mengikuti babak kualifikasi untuk pertandingan selanjutnya, setidaknya aku punya bekal untuk tahun depan mengikuti ulang seleksi. Kita memang jangan ragu dalam memilih sebuah pilihan, tapi jangan juga terlalu cepat. Orang cerdas pernah bilang, bahwa merencanakan kegagalan sama saja menghasilkan kegagalan. Kurangnya persiapan dan tidak adanya pengetahuan memang tidak menutup kemungkinan kita akan berhasil dalam mencapai tujuan.
Andakan saja dulu aku pelajari apa saja hal yang akan terjadi saat bermain basket dan mempelajari banyak tehnnik bermain bola basket. Mungkin akan sangat berhati--hati saat bermain.
Dan seandainya dulu aku mempersiapkan dengan baik untuk melanjutkan sekolah yang aku pilih dan mempelajari apa prospek kedepannya. Mungkin menyesal tidak lagi jadi kata yang keluar di akhir cerita.
Mungkin pernah ada dalam satu pilihan, hati rasanya ragu untuk memutuskan. Pada hal kecil seperti itulah yang membuat kita lama untuk bergerak dan bertindak lebih cepat.
1. 1 Sikap Ragu yang membuat ambigu
Setelah aku benar-benar menikmati hidup. Masa dimana sekolah sudah terasa begitu-begitu aja. Datang ke sekolah lalu pulang nonton tv, buka sosial media, malamnya tidur, tidak ada aktivitas olahraga seperti biasanya. Kaki yang keseleo pun belum pulih seperti biasanya. Masih linu jika dibawa lari dan kadang jalan kaki masih terasa nyeri.
Mulai aku latih setelah bangun pagi untuk melemaskan otot yang masih terasa pegal di kaki. Sudah terbiasa dilakukan setiap kali kaki terasa sakit.
Masih dalam bayangan andaikan saja dulu Mau mendengarkan nasihat kedua orang tua. Saat ragu maka dekatkan diri kepada Allah dan saat sikap ragu itu bisa membuat orang menjadi ambigu berlebihan. Kadang kita meragukan nasihat orang tua karena mungkin pendidikan mereka lebih rendah dari kita. Kadangkala pembicaraan mereka seringkali di abaikan, setiap nasihat seringkali di acuhkan. Saat bicara pun kadang selalu meninggikan volume suara.
Kesadaran akan pentingnya nasihat orang tua hadir saat sebelum pertandingan aku diingatkan untuk jangan lupa tinggalkan yang lima waktu dalam sehari, jangan lupa obat antibiotiknya habiskan, mengingat masa itu rasanya ingin diputar kembali. Betapa rasa menyesal melupakan nasihat orang tua itu sangatlah penting. Meskipun pengalaman orang tua itu tidak sama dengan kita. Jelas setiap nasihatnya sangat penting sekali untuk didengarkan. Ibuku pernah bilang, bahwa setiap kamu ragu minta dulu petunjuk pada Allah, coba sabar dan jangan tergesa untuk setiap mengambil keputusan dan melakukan hal apapun. Bisa saja yang pikirkan menurutmu baik, kata Allah tidak dan belum waktunya. Kata-kata itu sering terngiang dalam telinga.
Pada orang tua aku banyak belajar, sepintar apapun kita lebih baiknya meminta masukan dari orang lain. Saat ragu jangan sungkan untuk menanyakan hal yang ingin dilakukan, siapa tahu ada yang lebih tahu dan dapat memberikan masukan untuk lebih baik kedepannya. Karena keraguan bisa hadir pada diri seseorang, dan pasti ada jalan terbaik untuk melewatinya.
Nasihat yang orang tua berikan seringkali kita acuhkan. Padahal mereka lebih tahu soal kehidupan dan sangat lebih berpengalaman. Saat di hari pertama masuk sekolah, orang tua pernah mengingatkan bahwa jangan membawa terlalu banyak buku karena di awal pasti guru hanya akan memperkenalkan diri dulu, dan gak akan banyak yang ditulis. Namanya juga anak-anak, seringkali ngeyel kalo dibilangin orang tua. Pada waktunya tiba, selama seminggu pertama memang tidak banyak yang aku tulis dan tidak semua pelajaran sudah mulai masuk kegiatan belajar. Baru minggu pertama mendapatkan jadwal pelajaran.
Dalam satu minggu penuh aku berangkat dalam keadaan tas berat dipunggung. Dan itu lumayan membuat punggung pegal setiap kali pulang ke rumah. Hampir satu paket buku dibawa semua. Wajar, anak SMP yang baru saja bersemangat. Di awal memang aku meragukan masukan orang tua, mengabaikannya dan merasa paling benar.
Kalo mau bepergian jauh, jangan lupa bawa jaket sama jas hujan. Nanti sore udara dingin atau mungkin bisa turun hujan. Cetus orang tua pada anaknya selalu begitu. Bukan sebagai peramal atau mendoakan. Hal seperti itu sering terjadi bahkan yang dikatakan orang tua benar-benar dirasakan. Pulang dengan keadaan baju basah, kedinginan karena kehujanan. Akhirnya berakhir penyesalan. Paling sakit menembus hati saat orang tua bilang "sudah dibilang, kalo mau kemana-mana harus selalu persiapan, meskipun kemungkinan besar tidak terjadi"
1. 2 Menghindari Keraguan
Rasa ragu memang setiap orang alami, tidak ada orang tidak pernah merasakan keraguan. Bukan karena kurang percaya akan suatu hal tapi lebih tepatnya menjadi orang yang teliti.
2018 adalah tahun aku lulus sekolah, 12 tahun sudah belajar dengan penuh keluh kesah. Banyak pembelajaran yang dapat aku dapat. Ilmu memang banyak sayangnya aku hanya mendapatkan pelajaran dari berbagai pengalaman lebih tepatnya ujian hidup.
Di awal sudah tahu bahwa setelah lulus harus sudah punya pilihan. Antara mengambil pekerjaan atau melanjutkan pendidikan. Tahun pertama masih belum dapat kerjaan. Pernah kerja namun tidak sampai satu bulan. Baru dua minggu sudah selesai. Masih belum ada kegiatan apapun. Keseharian terasa membosankan. Berbagi jenis kerjaan sudah pernah dirasakan, tetapi tidak sampai satu tahun.
Hari kecil masih merasa ragu, janji bahwa ingin sekali satu tahun kedepan melanjutkan untuk kuliah. Berbagi universitas negeri sudah di lamar. Tidak satu pun yang menerima. Semuanya ada dalam tolakan. Ragu sudah hati berkata, berjuang sudah tidak ada lagi harganya. Beberapa jalur ujian sudah dicoba hasilnya masih tetap sama. Di berbagai daerah dan kota kaki di langkahkan. Uang habis gak karuan, omonganan orang sudah banyak jadi pertanyaan. Kerja dimana, kuliah dimana, rasanya ingin menutup diri dalam ruangan untuk sementara tidak melihat dunia.
Ada masukan untuk bekerja dulu. Sudah aku jalani untuk mencari uang. Mempersiapkan segala kebutuhan untuk persiapan masuk kuliah, ada hal yang biasa dalam hati kali ini tuhan berkata lain. Aku harus kuliah di swasta. Memang kata orang kuliah di swasta itu pasti cukup lumayan mahal. Dibandingkan kuliah di negeri.
Tapi pada suatu hari berubah pikiran dan yakin untuk kuliah walaupun harus ke universitas swasta. Setelah berbagai masukan aku terima, ternyata memang benar bahwa mahasiswa tidak di hebatkan oleh universitasnya tapi mahasiswa yang seharusnya membesarkan nama universitasnya.
Rasa ragu memang menghambat untuk melangkahkan kaki. Tapi saat keyakinan pada diri sendiri bahwa bisa berkomitmen. Ternyata segalanya pun di permudah. Aku tidak yakin pada waktu itu akan bisa bayar biaya awal masuk kuliah.
Sujiwo tejo pernah bilang, orang yang menghina tuhan itu bukan hanya yang meludahi masjid, mainin nama nabinya, menghina dan al-quran. Tapi seseorang yang hawatir besok tidak bisa makan, besok tugas kerja gak selesai, besok tugas kuliah gak selesai dan besok bayaran bulanan gak selesai tapi seseorang yang hawatir akan hidupnya itu sudah menghina tuhan..
Merasa tersentak, karena memang aku merasakan keraguan akan hidup saat tidak percaya akan sanggup membayar biaya awal. Namun tuhan memberikan jalan, memberikan rezeki tanpa di sangka-sangka.
Benar sekali yang dikatakan Sujiwo tejo banyakan orang yang hawatir akan hidupnya padahal rezeki, nasib sudah di atur oleh tuhan dan ada bagiannya masing-masing.
Sungguh keraguan akan menghambat beberapa langkah manusia. Tapi rasa ragu tidak boleh dihilangkan. Karena selain membuat kita menjadi berpikir dan bisa memilih lebih teliti. Percayalah tuhan memberikan ujian beserta solusi setelahnya.
Ada beberapa hal yang dapat kita ambil dari rasa ragu itu sendiri. Boleh saja keraguan kita rasakan, namun rasa ragu itu tidak boleh berlebihan apalagi yang berhubungan dengan takdir tuhan.
Menghindari keraguan dengan percaya pada diri sendiri untuk yakin, berdoa dan tetaplah menjadi teliti. Karena saat diri kita sudah percaya diri tidak akan ada lagi keraguan. Yang mulai dari hari biasanya akan terjadi. Yang bisa kita rasakan baik tidak juga akan terjadi baik. Ambil sisi positif untuk dapat berpikir jernih.
Untuk menghindari keraguan kita harus percaya akan keyakinan pada diri sendiri lalu libatkan tuhan di setiap langkahnya. Doa itu perlu apalagi yang berkaitan dengan keyakinan. Jika kita orang beragama doa itu menjadi senjata.
1.3 Percayakan Semuanya pada tuhan
Sahabat, kamu percaya gak kalo hidup ini sudah ada yang ngatur. Kamu percaya gak kalo perjalanan hidup kita sudah terpola dengan baik. Kamu percaya gak setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Coba kita renungkan sejenak diri kita saat ini. Saat kita terlahir, kita begitu kecil, lucu, bersih, dan sangat istimewa dihadapan semuanya. Orang-orang disekitar kita bahagia melihat kelahiran kita ke dunia. Kedua Orang tua kita bangga anaknya terlahir dengan sempurna, tanpa ada cacat sedikitpun. Kita menangis saat hadir ke dunia, tidak tahu apa yang bisa kita lakukan. Terlahir dengan sempurna, bukan berarti kedepannya hidup kita akan baik-baik saja. Doa orang tua selalu baik untuk anaknya.
Dulu orang tua kita berharap anaknya tumbuh menjadi besar dengan baik, mejalani kehidupan yang bahagia, melewati hidup tanpa adanya masalah. Tapi kadang diluar dugaan kedua orang tua. Anaknya tumbuh dengan nakal sulit diatur dan terkadang melawan saat diberi nasihat. Alur hidup ini kadang tidak sesuai harapan, penyesalan datang saat harapan itu tidak terjadi sempurna. Tuhan mempunyai rencana besar yang sangat begitu baik. Saat kita besar dan tumbuh dengan nakal. Ada waktunya seorang anak itu merasa bosan dengan kehidupannya. Rasanya dosa jika melawan orang tua, rasanya hidup banyak sekali masalah, sampai cobaan datang bertubi-tubi tanpa aku sadari. Ternyata dibalik semua masalah yang ada pada hidup memiliki makna yang tak terhingga. Sampai datang waktunya sadar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, ternyata hanya butuh waktu yang tidak lama.
Hingga pada akhirnya doa dan harapan kedua orang tua terkabul, tapi tidak waktu yang cepat hanya tuhan memberikan waktu lebih lama. Anaknya tumbuh menjadi manusia dewasa yang berwibawa. Masa lalu bisa menjadi guru untuk seseorang itu berubah, bisa menjadi doa yang sudah lama berharap. Masa lalu tidak boleh disalahkan, karena bisa membantu menyadarkan seseorang. Alur cerita tuhan memang sangat begitu istimewa, sampai kita tidak tahu akhir cerita kita akan seperti apa.
Sahabat, jangan hawatir pada kehidupan kita yang akan datang. Tuhan sudah memberikan kita jadwal kehidupan. Akan ada waktu kita bahagia, akan juga ada waktu kita bersedih. Semuanya perlu waktu, dan waktu yang kita dapat berbeda walaupun jamnya sama selama 24jam.
Percayalah sahabat, tuhan mempunyai jalan terbaik untuk kita hadapi. Semua orang pasti tahu dengan Albert Einstein, salah satu ilmuwan yang sangat terkenal itu. dulu waktu kecil beliau pernah dikeluarkan dari sekolah, karena gurunya mengatakan bodoh. Waktu itu Albert Einstein pasti sangat tertekan sekali akan hidupnya. Tapi, tuhan selalu mempunyai cara yang terbaik bagi setiap makhluknya. Pada waktu itu Albert Einstein sering banyak membaca buku, yang pada akhirnya tertarik untuk mempelajari ilmu pengetahuan sampai menjadi ilmuwan fisikiawan modern yang terkenal di dunia. Semua orang tahu pada Einstein, tapi tidak mengetahui masa lalunya. Albert Einstein menjadi ilmuwan yang berpengaruh dalam ilmu fisika dunia, salah satu penemuannya yang terkenal adalah rumus kesetaraan massa-energi. Pengetahuannya sangat berpengaruh pada filsafat ilmu. Kita perlu tahu, bahwa bodoh tidak menghambat kehidupan kita di masa depan.
Orang terkaya China bernama Jack Ma pemilik usaha e-commerce terbesar di China bahkan dunia dulunya adalah orang yang tidak punya apa-apa. Hidup sederhana dalam kehidupan yang begitu sulit. Pernah ditolak dibeberapa universitas besar, pernah di tolak bekerja di KFC dari 23 orang yang melamar hanya 1 orang yang ditolak, Jack Ma adalah salah satunya. Pernah dikatakan gila karena gagasan bisnisnya soal internet. Pemilik Ali Baba Group itu dulunya sangat sengsara, beberapa kali melakukan usaha selalu gagal. Ali Baba Group yang didirikan bersama 15 orang rekannya, selama 1 tahun pertama tidak menghasilkan apapun dari pekerjaannya. Tapi setelah 10 tahun berdiri Ali Baba Group menjadi salah satu perusahaan internet yang sukses, mitranya sudah terjalin secara internasional. Perusahaan yang membawanya menjadi manusia kaya adalah motivasi bagi kita semua. Bahwa tuhan telah menentukan setiap kehidupan semua orang. Urusan dikabulkannya doa kita adalah urusan Allah, urusan kita semua hanya berusaha, begitu yang dikatakan Sherly Anavita Rahmi dalam chanel YouTube miliknya.
Pada dasarnya, manusia hanya berusaha, berdoa, bekerja dan berharap akan dikabulkan. Semuanya telah memiliki jadwal hidup yang tuhan telah atur sedemikian rupa. Sehingga kejutan hidup tidak akan pernah kita sangka.
Ada seorang sahabat, hidupnya bisa dikatakan cukup kaya. Namun beliau menjalankan hidup dengan sebaliknya. Hidup sederhana, tidak berlebihan dan merasa cukup akan hidupnya. Pensiunan PNS yang jelas pasti memiliki banyak tunjangan, bahkan sudah pensiun pun akan tetap mendapatkan uang. Kehidupan yang dijalaninya tidak muluk-muluk. Sering berbagi dengan orang lain sudah seperti gaya hidup, uang yang dimilikinya seperti tidak berharga. Silaturahmi baginya adalah harta. Sahabat yang dimilikinya merupakan perhiasan baginya. Tidak heran jika dikelilingi oleh orang-orang baik juga. Bukan karena alasan sering bagi, tapi kehidupannya begitu aman, tentram dan tenang. Sering datang ke acara keagamaan membuat dirinya menjadi taat pada agama. Menjadi pribadi yang tidak bisa meninggalkan perintah agama dan ajarannya. Sampai dari majelis ke majelis beliau datang.
Sudah datang waktunya ingin menyempurnakan rukun Islam, yaitu naik haji. Bisa dikatakan mapan secara dunia. Tapi tuhan pun punya rencana yang sangat baik dan istimewa. Beliau mendapatkan tiket naik haji dengan gratis dari majelis taklim yang sering dihadirinya. Tanpa uang sepeser pun beliau dapat naik haji. Kita dapat belajar dari cerita hidupnya seorang PNS yang kehidupannya sangat sederhana. Kebanyakan dari teman-temannya berada dalam kehidupan mewah, memiliki mobil, rumah megah sampai perhiasan. Tapi, sayangnya kebanyakan hasil dari meminjam dan menggadaikan SK yang dimilikinya.
Perlu kita sadari, bahwa kekayaan hanyalah titipan, dan harta tidak akan abadi, sewaktu-waktu akan habis. Tapi dengan kita berbagi pada harta yang kita punya, kita tidak akan merasa kehabisan. Bahkan tuhan akan tambah. Rasa syukur itu perlu kita miliki. Tidak berlebihan untuk mendapatkan keinginan jika itu benar-benar tidak dibutuhkan. Bersikap sabar, bekerja dan berusaha dulu dan diakhiri oleh berharap.
Saat ini mungkin kita sedang merasa sulit, tunggu saja waktunya, jalani saja dulu dengan penuh kesabaran, berdoalah, lalu berharap. Percayalah suatu saat kita juga akan mendapatkan hal yang sama seperti orang-orang bahagia. Mungkin sekarang tuhan sedang menguji kita dengan berbagai cobaan yang sulit untuk menguatkan kita di masa depan. Apakah kau tahu, cerita soal cara orang timur tengah menanam pohon kurma. Biji kurma yang mereka tanam sangatlah berbeda dari tumbuhan yang lain. Biji kurma yang ditanam dibawah tanah, di permukaan atasnya diletakkan batu yang cukup besar untuk menutupi pertumbuhan biji kurma. Untuk beberapa waktu yang lama akar pada biji kurma itu merambat sampai kedalam tanah. Sampai pada waktunya pondasi itu begitu kuat untuk mengangkat beban batu yang menghalanginya untuk tumbuh, hingga menghasilkan kurma yang manis dan dapat bermanfaat bagi kita semua dan juga kesehatan manusia. Boleh kita belajar dari cara menanam pohon kurma. Saat kita terlahir sengsara, biasa saja dan penuh perjuangan, itu semua cara tuhan untuk menumbuhkan kita menjadi manusia yang tahan banting dan kuat menahan cobaan. Tuhan melatih kita untuk tumbuh besar dan berarti, untuk kehidupan yang lebih baik dan mau terus berusaha dan berdoa. Begitu baiknya tuhan pada kita semua.
Percayakan semuanya pada tuhan. Kita ini hidup dalam aturan. Saat kita sekolah ada aturan sekolah, saat kita kerja ada aturan perusahaan, bahkan hidup ini pun ada aturannya, yaitu aturan tuhan yang dilandasi oleh agama. Jika kita ingin hidup tenang taati aturan yang ada, begitu pun dengan aturan agama. Saat kita menaati aturan agama karena iman, hidup kita akan tenang dan bahagia untuk menikmati kehidupan yang lebih baik. Tuhan telah mengatur kehidupan kita, saat kita taat pada aturannya tuhan akan berikan kita hadiah.
1. 4 Segala Keraguan ada Solusinya
Sahabat, segala keraguan pasti ada solusinya. Bicara soal masalah tidak lepas dari sebab dan akibat masalah itu terjadi. Ada seorang kaisar yang sangat begitu kaya. Harta yang dimilikinya bisa untuk membangun sebuah kerajaan kecil di desa tempatnya tinggal. Kaisar kaya itu baru saja menikah dengan putri bupati di desanya. Setelah satu tahun menikah, sang kaisar belum dikaruniai seorang anak. Kaisar merasa tidak tenang, karena takut istrinya meninggalkan dirinya. Selang beberapa tahun istri kaisar mulai curiga kenapa suaminya tidak dapat membuahi dirinya. Padahal setiap malam tidur dalam satu ranjang.
Tiba saatnya istri kaisar merasa curiga ada apa dengan kaisar sehingga tidak dapat membuahi dirinya. Ternyata, kaisar bukan tidak mau punya anak. Kaisar lalu bercerita pada istrinya bahwa dia takut seluruh harta kekayaan milikinya turun kepada anaknya sang ahli waris apabila anaknya laki-laki. Istri kaisar kaget saat mendengar cerita tersebut. Alasan yang dimiliki suaminya karena tidak mau membuahi istrinya karena soal kekayaan dan harta. Setelah istri kaisar tahu, bahwa alasan itu tidak akan pernah menjadi solusi soal hilangnya Harta kekayaan.
Sang istri langsung memberikannya nasihat, bahwa istri kaisar tidak pernah memandangnya sebagai orang kaya, tidak pernah memandangnya sebagai seseorang yang dipuja-puja oleh rakyatnya. Walaupun, sang kaisar jatuh miskin istri kaisar yang bernama Puji Rahayu itu berjanji tidak meninggalkan dirinya dengan alasan apapun. Karena sang putri itu sadar, bahwa kekayaan tidak akan selamanya ada, bahwa pangkat dan pujian tidak akan membuat bahagia. Sang putri bercerita bahwa dirinya cinta karena sayang, bukan karena kepemilikan. Jika nanti pun anak kita adalah seorang laki-laki, ajarkan dia untuk menjadi pemimpin yang baik dan jujur. Tidak mempermudah segala keinginannya agar dapat berpikir, bahwa setiap pencapaian besar perlu perjuangan, kerja keras dan doa. Ajarkan dia caranya bersabar, agar nanti kerajaan kecil ini dapat dipimpin oleh ahli waris yang bijak. Latihlah untuk berbagi pada sesama, karena harta tidak akan selamanya kita punya dan rezeki yang kita punya terdapat rezeki orang lain.
Beberapa jam kaisar merenung, mendengarkan nasihat sang istri. Kaisar Tirta adalah seorang yang dulunya terlahir miskin. Karena usaha dan kerja kerasnya dalam berdagang, sang kaisar tumbuh besar dan sukses. Kaisar sadar, bahwa harta adalah titipan, bukan untuk disimpan dan di agungkan sebagai pencapaian. Tapi untuk disyukuri. Betapa pembicaraan istrinya membuat sang kaisar kagum dengan yang dibicarakan sang istri. Kaisar tirta adalah seorang yang patuh terhadap istri dan sangat menyayangi istri.
Setelah beberapa bulan istri sang kaisar hamil, rasa bangga pun hadir di kerajaan kecil itu. Semuanya bersorak merayakan kehamilan sang istri kaisar. Mereka pun melahirkan seorang anak laki-laki. Dia terlahir gagah dan perkasa. Seperti apa yang dikatakan istri kaisar sewaktu belum dibuahi sang kaisar. Anak itu harus kita didik dengan baik dan latih untuk hidup sederhana dan tetap berbagi.
Ternyata, setelah mempunyai anak, usaha perdagangan kaisar semakin laku dan banyak dikenal orang. Dengan makanan khas daerahnya yaitu pisang raja coklat.
Kita dapat belajar dari istri kaisar yang tetap sabar menjalani hidupnya walaupun hidup bersama kekayaan yang melimpah, tidak dijadikannya sebagai penggila harta. Justru rajin berbagai dengan sesama. Saat tahu masalah yang terjadi pada dirinya kenapa tidak kunjung hamil, salah satu alasannya adalah Takut semua hartanya jatuh pada anak sang ahli waris.
Jika masalah itu datang, kita bersikap dulu tenang bahwa masalah pasti ada solusinya. Seperti sang kaisar yang menemukan jawaban atas keraguannya untuk melahirkan seorang anak. Setiap manusia memiliki tingkat masalah yang berbeda. Kita menjadi kuat tergantung nilai masalah yang kita hadapi dan solusi yang bisa kita selesaikan dengan baik.
Bab V. Serahkan Diri Pada-Nya
Sahabat, bagaimana dengan kehidupanmu sekarang. Apabila terasa sulit, jangan hawatirkan itu akan dirasakan lebih lama. Tuhan punya cara menguatkanmu jadi manusia yang hebat. Jangan menyerah karena hari ini hidupmu terasa lelah. Wajar saja jika lelah, karena kamu juga manusia sama dengan makhluk lainnya, hanya saja tidak alasan untuk tidak menyerah. Berjuanglah dengan waktu yang singkat ini. Jangan lelah, dan kamu tidak pantas untuk menyerah.
Terkadang berpikir pada diri sendiri, sampai kapan cobaan ini menerpa dan sampai kapan sabar ini aku pegang erat. Merasa paling susah mungkin wajar, karena setiap orang mempunyai penilaian sendiri. Di waktu yang bersamaan, perasaan sulit datang bergantian. Bertanya pada hati, apa yang sebenarnya terjadi. Tuhan sedang menguji diri kita dengan rencana apa kedepannya kita tidak pernah tahu. Namun, gelisah itu selalu ada. Datang menghampiri menerjang jiwa yang mulai lemah untuk terus berjuang.
Seringkali ingin rasanya sama dengan orang-orang yang kelihatan bahagia, bebas finansial dan bebas dari kesulitan, meskipun itu hanya sekedar bayangan, walaupun kenyataannya tidak begitu sama. Mungkin kita pernah merasakan hal yang sama, berharap hidup ingin begitu sempurna. Lantas, pencapaian apa yang hari ini sedang diperjuangkan untuk kelak di masa depan. Hingga pada akhirnya nanti usaha hanya jadi sia-sia jika umur tidak bisa sampai hari tua. Pencapaian itu hanyalah emosi karena besarnya rasa hati pada orang lain, ingin melebihi dan ingin bebas dari kemiskinan dan segala kesengsaraan. Di masa depan kita tidak tahu nasib kita seperti apa jadinya. Berusaha itulah menjadi tumpuan satu titik pencapaian, dan berdoa menjadikan senjata utama keberhasilan. Yakini itu sahabat, pencapaian yang dihasilkan orang sukses bukan dari sebuah kewajiban yang tuhan berikan. Bukannya Tuhan memberikan jawaban pada kita dengan tiga hal yang pertama, aku akan kabulkan sekarang, tunggu dulu aku ingin melihat usahamu, aku hapus dulu dosamu. Tuhan begitu baik pada kita berharap apalagi, selain berharap pada-Nya dengan sejuta permintaan tetap akan Allah SWT kabulkan. Kuncinya satu, berusaha.
Jika kita berbalik pada masa lalu, apa yang dulu orang sukses lakukan adalah yang terjadi di masa depan. Ada panutan yang dapat kita ambil dari salah satu presiden republik Indonesia yang ke - 7 yaitu Bapak Ir. H. Joko Widodo. presiden yang berpenampilan sederhana dan tidak berlebihan hidupnya. Meskipun menjadi seorang presiden, beliau paling sering terlihat sangat sederhana dengan kemeja putihnya. Di masa lalu beliau hidup dengan penuh tekanan, lahir dari kedua orang tua sebagai penjual kayu dan mebel. Didik dalam kesederhanaan dan cobaan kehidupan. Tinggal di kota solo dan dalam filmnya Jokowi, diceritakan bahwa beliau pernah beberapa kali digusur dan dipindahkan paksa oleh petugas karena tanah yang ditinggalinya adalah milik negara dan akan dibangun pasar tradisional. Rasanya itu sangat cukup pedih jika benar dirasakan oleh beliau.
Sebagai pemuda yang tumbuh besar menjadi seorang Jokowi itu rasanya tidak mudah. Lulusan Universitas Gadjah Mada itu dapat menyelesaikan studinya, padahal dengan keadaan serba cukup, tapi kedua orangtuanya dapat meluluskan beliau hingga menjadi seorang sarjana kayu. Pengetahuan soal kehutanan dan pohon sangat luar biasa. Hingga beliau membuka mebel kayunya sendiri meskipun meneruskan usaha kedua orangtuanya. Beliau pernah beberapa kali gagal dalam usahanya, tapi tidak membuatnya menyerah dan merasa gagal. Bangkit dan bangun dari kegagalannya sudah menjadi motivasi pada dirinya. Hingga usaha mebel kayu beliau bisa tembus hingga luar daerah bahkan luar negeri, meskipun tidak terlalu banyak. Ada orang luar negeri yang menuliskan nama Joko Widodo dengan Jokowi. Dari mulai berhasil menang di pemilu wali kota solo, pemilu gubernur sampai sekarang menjadi presiden Republik Indonesia, terkenal dengan nama Jokowi.
Suksesnya bapak Jokowi menjadi pemimpin negeri yang luas ini dengan berbagai macam budaya, bahasa, adat istiadat dan agama yang beragam, beliau memiliki banyak dukungan dari masyarakat Indonesia untuk periode kedua. Kesuksesan beliaulah yang tidak mudah untuk dilakukan setiap orang. Perjuangannya yang terlihat begitu menarik banyak perhatian orang membuat beliau menjadi presiden yang sangat dengan rakyat. Berawal dari susah menjadi sukses itu adalah hadiah. Usaha itu tidak ada habisnya berdoa itu tidak ada hentinya. Perjuangan yang begitu sulit dapat mengantarkan beliau pada keberhasilan yang besar.
Sahabat, tidak semua orang dapat berhasil dengan cara yang sama. Tuhan memberikan keberhasilan dengan petunjuk untuk mencapainya. Namun, seringkali kita begitu terlena dengan rasa malas. Bisa kita petik hikmah dari cerita beliau, namun kita tidak akan bisa sama seperti orang sukses lakukan. Kita mungkin hanya akan mendapatkan motivasi saja, lebihnya kita juga punya cara sendiri untuk berusaha dan mencapai tujuan masa depan.
Sahabat, Serahkan diri Pada-Nya.
Pasrah bukan berarti kita tidak mempunyai kemampuan untuk bertahan dari cobaan, tapi pasrah adalah bukti bahwa kita butuh pertolongan Allah SWT. Kita tidak dapat bergerak kecuali izin darinya, kita tidak akan pernah dapat melangkah tanpa kuasanya. Menyerahkan diri sepenuhnya pada tuhan bukan berarti kita tidak berusaha. Tetap melakukan terbaik, urusan dikabulkan dan tidaknya itu urusan tuhan, urusan manusia hanyalah berusaha.
Mintalah dengan pasrah, tuhan selalu memberikan jawaban walaupun tidak sekarang, mungkin nanti saat hadir waktu yang tepat. Berjuang tidak sendirian, selalu ada doa dan ada tuhan melindungi kita. Serahkan pada semesta bahwa pertolongan Allah itu nyata.
1. 1 Mulailah Melangkah Pada-Nya
Apa kabar? Manusia yang butuh pertolongan tuhan. Kita semua tentunya sangat membutuhkan sekali pertolongan yang Tuhan berikan. Bahkan setiap waktu kita berdoa yang terbaik untuk kita sendiri. Mulai dari bangun pagi, berapa nikmat yang tuhan berikan pada kita dalam kedipan pertama seusai bangun tidur. Pikiran terasa segar dan tanpa beban.
Kita telah bangun dari alam bawah sadar kita dengan kembali lagi ke alam sadar kita saat terbangun dari mimpi indah.
Sahabat, bayangkan apabila bangun tidur nyawa kita tak kembali lagi dan menyatu dengan raga kita yang berada di dunia. Kita tidak pernah tahu kan, apa yang terjadi satu detik selanjutnya. Jangan ada yang ditakutkan, saat kita yakin pada pertolongan tuhan, maka tuhan pun tergantung apa yang kita pikirkan. Jadilah damai dan akrab pada diri sendiri. Saat iman kita sudah jauh melampaui dari biasanya. Kita ajak sama-sama sahabat kita untuk kembali bahagia dengan jalan yang baik.
Sebagian orang mungkin tahu dengan ust. Evi Efendi sangat terkenal dengan ceramah bahasa Sunda dengan sering mengeluarkan guyonan. Pernah dikatakan dulunya adalah geng motor, pemabuk, bahkan pernah hampir terjerumus narkoba dan juga pernah mau dipenjara. Di acara televisi seperti Hitam-Putih. Ustadz Evie Efendi pernah bercerita dengan masa lalu gelapnya yang berada dalam kehampaan. Berada di dunia gelap yang membuatnya tidak dapat bahagia. Beliau bercerita bahwa dirinya pernah hijrah dan mencoba untuk berubah. Namun, hasilnya sia-sia hingga kesalahan yang sering di lakukan berulang-ulang kembali melakukan hal yang sama.
Hingga tiba saatnya rasa bosan datang, jenuh dan tidak ada manfaatnya. Ibunya beliau pernah berkata bahwa untuk sembuh dari dunia gelapnya adalah beliau harus merasakan dimasukkan kedalam penjara. Ternyata doa sang ibu terkabul, pada kasus penusukan pada temannya sendiri. Hingga akhirnya sadar. Dan ibunya ternyata sudah sejak dari dulu menginginkan anaknya menjadi seorang ustadz. Kedua orang tua sangatlah penting dalam peran perjuangan hidup kita.
Akhirnya, beliau menjadi ustadz dan banyak sekali perubahan yang dirasakan. Hingga banyak dikenal orang dengan dakwah penuh guyonan yang menyindir soal kehidupan. Apa yang dilihat ustadz di masa sekarang adalah masa lalu ustadz. Di acara televisi itu bercerita soal perjuangan untuk mengubah diri menjadi baik lagi.
Mulailah melangkah padanya. Ustadz Hanan Attaki dalam dakwahnya pernah bercerita bahwa untuk dekat dengan tuhan kita harus memiliki konsep segitiga. Bagian atasnya adalah tuhan sedang ujung sudut kanan bawah kiri adalah diri kita dan dunia. Saat kita membuat koneksi dengan kita, maka segitiga kita akan seimbang dan sama kaki. Semakin dekat semakin bagus. Tapi saat kita menjauh dari tuhan, segitiga itu tidak berbentuk dan menjauh.
Mulailah melangkah pada-Nya, sahabat kita ingin sama-sama menjadi baik bukan, kita sama-sama ingin berada dalam kemudahan dalam menjalankan hidup. Itu semua keinginan kita. Mulailah melangkah dari garis hitam ke garis putih yang lebih baik.
1. 2 Jangan Galau Dengan Cobaan
Kita seringkali dikelilingi oleh hal-hal yang negatif dalam hidup. Bahkan bisa kita rasakan setiap hari. Kita khawatir tugas dan kerjaan tidak selesai. Dari mulai bangun pagi, jam masuk kerja atau sekolah sudah kesiangan. Dijalan macet, ban bocor, dan masalah lainnya. Semuanya menerpa kita diwaktu yang bersamaan. Kita semakin emosi dengan keseharian yang selalu sama. Hingga sampai di tempat kerja atau sekolah ada banyak tugas yang harus dikerjakan. Marahnya atasan, marahnya guru pada kita karena kesiangan. Emosi negatif semakin bertumpuk. Ingin rasanya melemparkan gedung ke lautan. Tapi itu tidak mungkin bisa dilakukan. Akhirnya emosi terpendam, dan bisa siapa saja bisa terusik. Karena dalam keadaan emosi, apapun yang dipikirkan rasanya selalu buruk, dan segala hal yang dirasakan selalu ingin benar.
Emosi negatif pada setiap orang memang selalu ada, karena keseharian kita selalu diperangi oleh masalah. Meskipun begitu, tergantung kita yang menghadapinya dengan baik atau tidak. Karena tergantung pikiran. Karena emosi negatif adalah sesuatu hal yang selalu dipikirkan itu anggapannya salah. Argumentasi tidak lagi berguna buat seseorang yang memiliki emosi negatif yang tinggi. Segala hal yang bertentangan dengannya sudah pasti salah. Karena cara berpikirnya emosi, sehingga yang keluar tidak lagi rasional dan benar. Melainkan menurut kepercayaan dirinya.
Sudah selesai kerja malah datang lagi masalah dengan rekan kerja sendiri. Semuanya berubah, mengurangi kinerja, sampai dipanggil bos dan pada akhirnya galau, gelisah dan resah. Emosi pada diri semakin tinggi. Apakah emosi dapat direndam, saya rasa bisa. Karena emosi adalah cara berpikir kita. Maka untuk menahan emosi negatif adalah pola pikir kita yang harus mulai positif. Jika memang bangun pagi selalu tepat dengan jam berangkat kerja atau sekolah. Dan merasa selalu tidak sesuai waktu yang tepat saat datang ke tempat kerja. Perhitungkan waktu macet, meskipun kota Jakarta bisa dikatakan selalu macet, tapi tidak setiap hari macet itu dengan waktu yang sama.
Berarti apa yang harus kita ubah dari emosi negatif itu, mulailah merubah kebiasaan. Pikiran kita yang positif akan menghasilkan kebiasaan yang baik. Bangun lebih awal dari jam pagi. Perhitungkan waktu macet dari pengalaman biasanya. Lalu saat kita diberi tugas kerja atau tugas sekolah dan sebagainya, kerjakan segera dan jangan menunggu waktu dekat tiba. Meskipun banyak orang yang memegang teguh budaya Roro Jonggrang yang membuat candi hanya semalam. Ingatlah pada diri kita. Sadarlah bahwa kita hanya manusia biasa, tidak dapat meniru orang-orang sakti zaman dahulu. Bisa saja itu hanya cerita fiksi. Nyata atau tidaknya tergantung cara berpikir kita.
Mengubah kebiasaan, akan mengubah kehidupan. Yang biasanya kita galau, cobalah untuk mengurangi pikiran negatif itu menjadi positif. Merasa terganggu, menjadi rasa aman. Dicemooh orang, anggap saja itu sebagai pujian. Disakiti orang, cobalah menganggapnya sebagai penguat untuk dapat tetap hidup dan bangkit.
Cobaan itu memang selalu ada, cara meniadakan cobaan yaitu dengan menghindari masalah. Karena bahagia itu keluar dari zona nyaman. Bahagia itu tidak terganggu oleh masalah, bahagia tidak mudah marah. Pikiran positif itulah yang seharusnya hadir. Membiasakan pikiran dengan hal positif walaupun anggapan kita adalah sebuah masalah.
Sahabat, jangan galau dengan cobaan. Jadikan cobaan itu sebagai bahan pembelajaran. Hidup tidak selalu untuk bahagia. Hidup melatih kita untuk tetap bahagia walaupun cobaan selalu datang menerpa. Percayalah, bahagia itu terhindar dari masalah dan tidak ada yang mengganggu. Untuk itu bahagia selalu.
1. 3 Tuhan selalu memberikan jalan
Banyak cara orang-orang menggapai sebuah tujuan yang diinginkan dan diharapkan. Kadang, usaha itu dapat terjadi ataupun tidak sesuai dengan keinginan. Manusia punya berbagai usaha, namun kadang tidak sesuai rencana. Semua itu bukti bahwa ketentuan yang ada di dunia ini tak lain dari kuasa tuhan yang maha esa. Kita tidak bisa menolak ketentuan tuhan, selain menyikapi dengan penuh ketenangan.
Sahabat, pernah kita tertimpa sebuah masalah namun tiba-tiba masalah itu selesai tanpa kita sadari. Kemungkinan besar yang terjadi masalah itu tidak akan pernah berakhir. Ada tembakan senapan pada hidup kita yang tidak sadar peluru itu adalah solusi.
Kita dapat percaya pada sebuah keajaiban jika hal itu terjadi diluar dugaan kita. Bukan hanya kejadian yang datang secara tiba-tiba. Tapi bisa saja setiap liku-liku kehidupan kita dikelilingi oleh keajaiban. Bukan karena kita baik atau buruk. Tuhan memang ada disekitar kita, senantiasa melindungi kita. Dalam keadaan apapun tuhan memberikan jalan keluar dari sebuah permasalahan.
Tuhan tidak melihat kedudukan kita menjadi apa di dunia, tapi tuhan menolong kita berdasarkan pemikiran kita dan berdasarkan keyakinan kita. Pangkat, jabatan, kesuksesan, dan kedudukan tinggi apapun tidak menjadikan seseorang itu tidak di tolong oleh Allah SWT. Karena tuhan yang maha esa menolong kita berdasarkan apa yang kita harapkan. Yang kita pikirkan positif, maka demikian tuhan menolong menurut pikiran kita. Yakin pada pertolongan tuhan adalah yakin pada kekuasaan-Nya.
Mungkin kita juga pernah ragu pada diri sendiri bahkan pada keberhasilan dan solusi dalam masalah. Hampir menyerah, hampir pasrah dan hampir tidak bisa berbuat apa-apa. Karena yang akan kita pikirkan bisa menjadi apa yang terjadi, bahkan yang kita harapkan dapat menjadi yang tidak kita inginkan. Saat ragu pada pertolongan tuhan, maka demikian adanya pertolongan itu. Wajar saja jika kita memiliki rasa ragu, pasrah dan menyerah. Karena kita juga manusia biasa, hidup seperti biasa makan, minum dan tidur, maka wajar saat rasa ragu itu hadir. Renungkan sejenak soal masalah itu, yakinlah sebentar harapan hidup itu dapat diperbaiki. Walaupun tidak sebentar, tapi alangkah baiknya untuk sabar.
1.4 Hidup Mudah dengan selalu berharap Pada-Nya
Sahabat, ada seorang pemuda yang lahir disebuah desa yang sangat jauh dari huru-hara perkotaan. Terlahir dari keluarga yang sangat sederhana dan memiliki cita-cita yang besar dia bernama bramasta. Walaupun anak satu-satunya, kedua orang tuanya berkeinginan besar untuk bisa menempuh pendidikan bagi anaknya.
Kesehariannya bertanam dan berternak sapi, meskipun semuanya milik bos salah satu pengusaha sapi di desa tersebut. Beruntung sekali karena memiliki majikan yang sangat baik, walaupun gubuk sederhana itu diberikan oleh majikannya di area perkebunan dan peternakan sapi. Tidak membuat kehidupan bramasta menjadi berkurang. Semangat bekerja membantu orang tua tidak membuatnya malu. Bahkan banyak sekali teman Bramasta yang ingin melihat perkebunan teh dan peternakan yang dikelola oleh keluarga bramasta. Gaji yang tidak seberapa diterima oleh keluarga bramasta mampu sekolah hingga lulus SMA.
Di desa yang jauh dari kota, membuat bramasta harus menempuh jalan kaki sampai 2 km dari rumahnya. Kadang sepeda yang diberikan oleh majikan orang tuanya digunakan oleh sang ayah untuk memenuhi keperluan pangan dan pupuk ke kota pada setiap pagi dan siang. Tidak pernah merasa lelah dan letih, bramasta telah menjalani berjalan kaki pulang pergi sekolah hampir 9 tahun sejak duduk dibangku sekolah dasar. Termasuk anak yang paling rajin disekolah, bramasta sering balapan dengan sekelasnya yang pintar kadang ranking satu dan dua di alami oleh bramasta setiap semesternya.
Jarak, waktu, dan kekurangan yang dimiliki bramasta tidak membuat kualitas belajarnya menurun. Walaupun kebanyakan siswa dikelas nya memiliki fasilitas yang baik untuk belajar, seperti laptop akses internet dan bahkan hp, informasi tentang semua pengetahuan disekolah bramasta semuanya didapatkan dari buku-buku yang seringkali pinjam dari perpustakaan. Dan sangat beruntung majikan bramasta itu memiliki anak yang baik, dia adalah ana salah satu anak dari bapak indra pengusaha sapi dan perkebunan itu memiliki hati yang budiman. Setelah lulus dari kedokteran di luar negeri, ana lebih sering membantu ayahnya memasarkan sapi dan mengelola hasil perkebunan teh milik ayahnya.
Ana sering bilang pada bramasta, jika membutuhkan laptop dan buku-buku untuk belajar tinggal bilang dan ambil di perpustakaan pribadi milik ana. Semuanya tersedia. Salah satu kebaikan keluarga ana mempermudah bramasta untuk proses belajarnya selama sekolah.
Bramasta sering main ke perpustakaan pribadi milik majikannya, dan itu sangatlah terbuka lebar. Menjadi kesempatan bramasta di sela-sela liburan bekerja membantu keluarganya. Bramasta hampir saja minta berhenti sekolah karena akses untuk belajar disekolah nya sudah menggunakan internet dan laptop, fasilitas sekolah hanya menyediakan beberapa komputer.
Tapi, dengan kebaikan hati. Ana memberikan pinjaman laptop saat waktu belajar disekolah. Kebaikan ana yang membuat semangat bramasta untuk dapat semangat sekolah lagi. Bahkan, diluar pikiran bramasta dan keluarga ana berjanji apabila hasil ujian nasional nanti memiliki nilai yang bagus, ana akan carikan beasiswa dan memberikan biaya pendidikan selama nanti menjadi mahasiswa.
Bramasta sangatlah bersyukur memiliki majikan yang begitu baik dan tidak pernah memarahi keluarganya apabila ada suatu hal yang salah dalam pekerjaannya, karena keluarga ana sudah dituntut untuk disiplin dan tidak pernah marah walaupun banyak salah yang mestinya harus diperbaiki bukan memaki pegawai. Sebuah prinsip yang dipegang sejak berdirinya perkebunan dan peternakan besar itu. Itulah kenapa usaha keluarga ana sangat maju pesat.
Bramasta tidak berharap penuh pada pendidikannya, dulu sejak duduk di sekolah dasar hanya berharap sampai lulus SMA saja sudah cukup. Tapi, karena kerja keluarga dan kebaikan keluarga yang tidak pernah mengeluh apabila gaji tidak turun sesuai waktu, karena usaha ana dulu pernah hampir bangkrut karena kerugian pasar yang ditipu oleh distributor pemasok teh. Bahkan keluarga Bramasta yang dulu membangkitkan semangat usahanya kepada bapak Indra dan keluarga. Sehingga usaha perkebunan teh dan peternakan sapi yang dimiliki keluarga tersebut sedikit demi sedikit menjadi berkembang kembali.
Bramasta tidak pernah menyangka dapat kuliah hingga S1 di Institut Pertanian Bogor salah satu universitas swasta terbaik di kota tempat tinggal kedua orangtuanya. Keluarga bramasta Sangat bersyukur sekali memiliki majikan yang sangat perhatian pada pegawainya. Doa yang dipanjatkan keluarga bramasta selalu yang terbaik untuk keluarga ana. Tanpa meminta imbalan apapun karena banyak menolong keluarga ana, kedua orang tua bramasta tidak pernah meminta apapun yang diinginkannya. Dapat tepat tinggal dan makan yang cukup sudah menjadi kebahagiaan keluarga bramasta. Selalu merasa cukup dan tidak berlebihan, bahkan yang sering dilakukan keluarga bramasta adalah berbagai. Seringkali pergi ke panti asuhan apabila uang gaji dari majikannya turun, tanpa sepengetahuan keluarga ana.
Sejak itu, bramasta menjadi lulusan IPB predikat Cumlaude dengan IPK 4.0. Bramasta mendapatkan beasiswa S2 di Amerika hasil dari semangat belajar, usahanya, bantuan keluarga ana dan doa kedua orangtuanya.
Usaha keluarga ana pun semakin mendapatkan banyak relasi, karena setiap mahasiswa IPB melakukan penelitian ke perkebunan dan peternakan milik keluarga ana. Omset yang dihasilkan dari perkebunan teh dan peternakan sapi itu telah mencapai 20 miliyar/ bulan, yang awalnya dulu hanya 5 sampai 10 juta. Bahkan sudah memiliki ribuan karyawan termasuk keluarga bramasta. Ana mengucapkan banyak terimakasih kepada keluarga Bramasta karena telah membantu perkembangan usaha keluarganya.
Sahabat, dalam cerita tersebut kita banyak belajar dengan yang namanya kebaikan kita pada orang lain. Walaupun kita tidak meminta banyak balasan dari orang yang kita tolong. Tuhan akan membalasnya lebih daripada apa yang kita beri. Bahkan sedikit yang kita beri pada seseorang, tuhan akan lebih banyak membalasnya diluar dugaan kita. Salah satu yang dapat kita ambil dari cerita tersebut adalah percaya akan pertolongan Allah. Yakinlah dengan selalu berharap padanya, hidup akan menjadi lebih mudah walaupun banyak masalah. Solusi selalu ada, dan pertolongan Allah itu nyata adanya. Bramasta tidak berharap penuh pendidikannya akan berlangsung hingga S2. Karena selalu berharap padanya, doa dan berusaha yang mengantarkannya sampai sukses menjadi mahasiswa cumlaude. Padahal keterbatasan dimiliki oleh Bramasta, tapi semangat hidupnya dapat menutupi kekurangan-kekurangan keluarga.
Dalam cerita tersebut kita dapat mengambil hikmah soal berbagi dan saling membantu sesama. Karena harta kekayaan kita dapat hilang dalam waktu yang singkat, tapi rasa kasih sayang dengan sesama manusia tidak akan hilang dengan begitu saja. Pertahankan rasa kasih sesama manusia, karena balasan kebaikan kita walaupun tidak berbentuk kasih sayang akan berbentuk kebaikan yang lebih dari tuhan.
Percayalah, selalu berharap pada yang maha kuasa itu baik, jika doa belum dikabulkan, maka suatu hari nanti akan ada waktunya kebaikan kita dibalas oleh tuhan. Dalam bentuk apapun, itulah yang terbaik.
Bab VI. Bahagia Tanpa kepala
Ada sebuah desa yang indah terdapat di salah satu kota. Sebut saja desa tradisi. Masyarakat di desa tersebut sangatlah sejahtera. Mata pencaharian masyarakatnya adalah berkebun. Produk yang dihasilkan paling populer di desa itu merupakan buah mangga harum manis. Desa tradisi menjadi pemasok salah satu perusahaan besar minuman sehat Nutrisari Mangga. Dengan hasil kebun dan bercocok tanam, masyarakat tidak pernah kekurangan, hidupnya senantiasa berkecukupan. Hampir tiap kepala keluarga memiliki kebun mangga. Penghasilan yang didapatkan dari hasil penjualan buah mangga dibagi rata oleh kepala desa ke setiap kepala keluarga. Kepala desa yang sekaligus menjadi direktur utama Perkebunan Mangga Sejahtera. Menjadikan Desa Tradisi sebagai "Desa Kreatif dan Wirausaha" penghargaan tersebut diberikan oleh presiden. Dan kepala desa tersebut banyak di undang diberbagai televisi nasional. Menjadikan motivasi bagi seluruh desa di kotanya hingga negaranya.
Ada salah satu peninggalan bersejarah di desa tersebut, salah satunya batu pahat yang berbentuk bulat sempurna. Di tengah-tengah batu ada bentuk wajah manusia yang mirip sekali, dengan ekspresi tersenyum dan rambut terurai menyerupai wanita dan pria. Bentuk batu tersebut dapat di definisikan sebagai bentuk wajah wanita dan berbentuk pria.
Dibawah batu itu terdapat batu yang sama sebagai penyangga batu bulat itu berdiri. Masyarakat desa mempercayai bahwa batu tersebut memiliki kekuatan spiritual yang hebat. Konon katanya, apabila ada salah satu orang yang merusaknya, desa tersebut akan banyak mendapatkan masalah, bahkan runtuh. Sampai saat ini masyarakat desa tradisi melindungi dengan baik-baik, bahkan sampai membangun tembok penjaga. Kepala desa pun menugaskan tiga satpam setiap harinya secara bergantian untuk menjaga keutuhan batu tersebut. Hampir setiap hari banyak wisatawan yang berkunjung untuk melihat dan mengambil gambar batu unik tersebut. Dan banyak arkeologi yang meneliti pembuatan batu unik tersebut. Para budayawan pun sering datang untuk berbicara dengan tokoh masyarakat.
Sejarah yang terdapat dalam tersebut memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa. Konon apabila kita memberikan tujuh rupa bunga harum di antara batu tersebut. Hidup akan sejahtera, namun tidak dengan waktu lama. Dalam keterangan manuskrip yang dimiliki oleh bapak sufi. Salah satu tokoh masyarakat yang paling tua di desanya. Hampir sampai saat ini usianya menginjak ke seratus tahun. Umur yang cukup tua dan renta, tetapi bapak sufi masih terlihat muda dan tidak ada kerutan. Beliau adalah pengurus dan penjaga batu itu sejak delapan puluh tahun yang lalu. Bapak sufi dulu diberikan amanah oleh kakeknya yang merupakan penulis manuskrip batu unik di desa tradisi tersebut.
Sudah sejak lama batu unik desa tradisi itu melindungi desa, dari mulai penjajahan yang tidak pernah terlihat bahkan orang yang berniat menjajah desa tersebut akan tersesat dan tidak akan melihat sebuah desa, yang akan dilihat justru Hutan yang rimba. Banyak orang yang mengincar batu ajaib itu, tapi selalu gagal untuk merencanakannya. Karena memiliki kekuatan spiritual yang sangat luar biasa. Dapat memberikan pesan lewat mimpi kepada bapak sufi atau salah satu warga yang taat.
Warga desa yang merupakan umat beragama sampai saat ini masih percaya dengan cerita tersebut. Karena merupakan sebuah tradisi dan budaya yang sudah dilakukan sejak dulu. Setiap tahun warga desa mengadakan hajat desa yang dilakukan di area batu unik tersebut. Salah satu tradisi yang dilakukan adalah memotong kepala sapi dan membakar sapi secara besar-besaran di area batu. Semua masyarakat desa wajib harus memakan sapi panggang tersebut secara ramai-ramai. Dipercaya akan terus sejahtera. Memiliki filosofi bahwa, setiap kebersamaan dijalin dengan kerjasama. Setiap kerjasama akan membangun kebersamaan. Saling memberi dan saling berbagi adalah kebahagiaan.
Desa tradisi mempercayai bahwa untuk bahagia kita tidak perlu banyak berpikir. Bahagia itu saling berbagi dan kerjasama dengan manusia lainnya. Oleh karena itu kenapa kepala sapi itu di Potong dan dibakar hanya bagian lainnya. Mengandung banyak filosofi. Kebahagiaan manusia bukan terletak di kepala, tetapi kebahagiaan itu diciptakan dari perasaan. Dihasilkan dari saling berbagai. Jika manusia sudah saling peduli, maka manusia tersebut sudah bahagia.
Masyarakat desa tradisi percaya untuk mencapai kebahagiaan kita selalu terbebas dari gangguan. Maupun itu secara fisik, batin, spiritual dan perasaan.
Bahagia lagi, sudah menjadi bahasan yang paling seringkali di ulas oleh setiap manusia. Tidak menemui ujung, tidak menemukan kebahagiaan yang abadi selama di dunia. Entahlah, di surga nanti. Tidak mau membayangkan dan tidak akan pernah. Semua rahasia tuhan selalu mengejutkan.
Sahabat, sebagai pembukaan kita tentunya tahu soal bahagia. Bahagia yang memiliki dasar artinya, tidak ada gangguan apapun dalam hidup kita. Bebas dari segala masalah, terhindar dari cobaan. Rasanya mustahil, hanya kemungkinan kecil jika kita beranggapan iya sekali pun.
Untuk bahagia itu tidak mudah, tapi untuk menciptakan kebahagiaan itu sungguh mudah. Kau hilangkan pikiran negatif, lupakan masalah, perbaiki keburukan, dan terhindar dari gangguan. Sudah selesai, dan kau bahagia sekarang. Itu menciptakan bahagia. Lalu untuk bahagia itu seperti apa. Bahagia yang mana yang akan kita miliki. Bahagia itu luas sekali. Kategori seperti apa yang ingin kita miliki. Tidak mungkin kita memiliki kebahagiaan sejati. Karena untuk hidup bahagia hanya satu saja yang bisa kita dapatkan, berbuat baik dan berperilaku baik. Untuk menyeimbangkan antara bahagia dan masalah. Tuhan menciptakan itu semua agar kita dapat bergantian dengan yang lain. Setiap orang memiliki masa aktifnya masing-masing.
Kebahagiaan seseorang selalu bergantian. Seperti musim hujan dan musim semi. Kadang hujan membuat kita nyaman, kadang kita merasa gelisah karena tidak dapat melakukan kegiatan diluar rumah. Padahal hujan itu adalah anugerah yang tidak bisa kita tolak keberadaannya dan tidak bisa kita cela kehadirannya.
Setiap orang bergantian untuk menjadi bahagia dan menjadi susah. Untuk menjaga perasaan tersebut, kita perlu menjaga perilaku dengan baik. Sebab dunia ini kumpulan manusia yang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama untuk mencapai kebahagiaan. Bahagia jangan terlalu dipikirkan, tetapi laksanakan. Bahagia itu mudah, bahagia itu setiap hari. Kita yang hidup berjalan dengan baik-baik saja adalah kebahagiaan.
Bahagia tanpa kepala, merenungkan diri sebagai manusia ciptaan yang paling sempurna.
1 3 Kehidupan Yang baik tanpa banyak berpikir
Sahabat, kehidupan ini dinamis. Bahagia dengan yang ada bisa saja celaka. Dan jangan takut pada sebuah kehilangan. Karena semua akan berputar. Hidup ini bergantian. Melakukan perubahan adalah sebagian dari kehidupan. Hari ini kita bisa saja merasa paling sulit dan sengsara. Orang berprasangka sama. Hidupnya terasa paling tertindas, pikiran itu terjadi karena sebuah harta atau kedudukan hidupnya. Padahal orang yang hidupnya penuh dengan kecukupan, justru memiliki banyak masalah lebih dari kita yang biasa saja. Persoalannya bukan pada kedudukan atau harta, melainkan persaingan dan kesehatan. Patut kita bersyukur pada diri kita sendiri, apabila kesulitan hidup sedang kita perjuangkan. Dan yang paling sulit apabila sudah tercapai yang kita inginkan adalah mempertahankan. Jadi, jika ingin hidup semuanya itu baik-baik saja. Terima apa yang diberikan Tuhan sekarang, hadapilah apa yang ada dihadapan kita, jalani apa yang ada, mencoba untuk menerima apa saja yang menjadi takdir kita. Semua itu akan membuat kita tidak terlalu berambisi untuk bahagia. Karena bahagia pasti ada tanpa harus kita jemput. Karena semua tujuan hidup manusia berakhir pada kebahagiaan.
Manusia hidup karena untuk menjadi manusia yang berguna, bermanfaat dan mampu memberikan perubahan. Tujuan pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan. Apabila seseorang beragama, memiliki iman dan keyakinan. Bahwa, siapa saja yang patuh dan mengikuti ajaran agama yang di pelajari, mengikuti segala aturan yang ada untuk beribadah, tuhan menjanjikan surga untuk kebahagiaan yang abadi. Sama halnya dengan manusia biasa lainnya, tujuan daripada mereka hidup adalah memenuhi keinginannya. Makan untuk menghilangkan lapar, tapi makanan yang sehat adalah makanan yang asupan gizinya cukup tidak berlebihan. Seseorang itu akan sehat dengan menjaga makanannya, ujung daripada itu untuk dapat merasakan kebahagiaan. Ukuran hidup pun sama, apabila yang kita capai itu biasa saja, tidak terlalu berambisi. Jika hal itu gagal maka semakin terpuruknya kita untuk dapat bangkit lagi. Merasa cukup untuk pencapaian kita hari ini tentunya akan melahirkan semangat yang kuat, kita harus mempercayai bahwa hidup ini dinamis. Yakin, bahwa tanpa harus berambisi tinggi pun kita dapat mencapai kebahagiaan yang kita maksud. Dengan hal seperti itu akan terasa perjuangan kita menuju kebahagiaan. Bertahap dan berkembang semestinya, tidak ada yang mudah. Banyak orang yang terlalu berambisi tinggi dan berharap terlalu lebih pada kehidupannya. Yang berpikir bahwa hari ini saya harus menang dan tidak boleh kalah. Pikiran seperti boleh saja karena itu manusia harus berekspektasi tinggi. Tapi jika akhirnya setres dan membuat pikiran kacau, untuk apa hal itu dilakukan. Berambisi pada kenyataan yang ada. Saya harus menang pertandingan sepakbola hari ini, tapi apabila kalah berarti ada yang harus diperbaiki. Jika pikiran itu ada pada diri kita maka selebihnya kita akan terus evaluasi dan memperbaiki diri. Menikmati proses yang ada. Jikalau pun dalam satu waktu kita berambisi lalu menang, itu juga bagus. Tapi jangan selalu berpuas diri. Karena itu tidak akan selamanya. Jangan sampai orang lain yang akan melakukan hal-hal lebih dari yang kita lakukan.
Kehidupan yang baik tanpa harus banyak berpikir. Ukuran hidup yang baik itu seperti apa sih, sehingga orang mempersalahkan manusia lainnya. Bahwa yang mereka perbuat itu salah. Melihat orang mabuk, kita berpikir bahwa dia benar-benar ahli neraka tuh nanti setelah mati. Pikiran itu yang sering menghambat hati kita yang merasa paling baik. Padahal bisa saja orang yang sedang mabuk itu merupakan orang baik pada hal lainnya. Seharusnya kita berpikir bahwa ketika melihat orang yang mabuk, doakan agar mereka segera sadar atau mungkin belum waktunya dia berubah, dia sedang dalam fase terpuruk, jangan dulu kita tegur, hargai dulu keinginan yang mereka mau. Nantinya mereka akan malu sendiri dengan perilaku mereka. Jika mabuk itu tidak baik, apabila sudah mereka rasakan efek samping yang dirasakan setelah beberapa lama mereka lakukan. Tanpa kita memarahinya, kesadaran itu akan ada. Tujuan daripada pemabuk itu juga adalah kebahagiaan, tapi cara yang didapat itu salah dan membahayakan dirinya. Mungkin, bisa saja beliau belum siap untuk melakukan proses cobaan yang tuhan berikan. Sehingga terlalu berambisi untuk mendapatkan sesuatu dengan cara praktis dan cepat. Yang sebenarnya melalui proses yang tidak mudah kebahagiaan yang di impikan itu terjadi.
Manusia memang selalu berharap, berdoa dan berusaha, tak lepas dari proses menjalani kehidupan. Pada hakekatnya cara setiap manusia yang berbeda untuk mencapai puncak dari kehidupannya. Selalu ingin diakhiri dengan menikmati usaha di usia senja. Padahal menikmati kehidupan ini dapat kita lakukan setiap hari, bersyukur adalah salah satu menikmati hidup yang dapat kita lakukan setiap waktu. Betapa nikmatnya hidup saat kita lelah, betapa nikmatnya hidup saat kita dihadapkan pada masalah, betapa nikmatnya hidup tiba-tiba kita mendapatkan kebahagiaan, tanpa banyak berpikir, bersyukur merupakan cara kita menikmati hidup yang bahagia.
Kata siapa orang tidak bahagia, semua orang yang hidup hari ini sedang berbahagia. Kau tidak percaya, coba kita rasakan sebentar, nikmatnya bernafas menghirup udara segar, tidak banyak orang diluar sana yang tidak bisa merasakan hal yang sama, coba lihatlah indahnya dunia dengan mata kita yang sekarang bersinar terang melihat setiap objek yang ada di alam semesta yang luas ini, rasakan begitu harumnya bunga melati, kita punya dua kaki untuk kita langkah kan kemampuan kita mau, kita memiliki dua tangan yang bisa kita lakukan untuk berkarya, berbagi, melakukan hal-hal baik yang bisa membantu orang lain, kedua telinga yang sangat begitu istimewa untuk mendengarkan perkataan yang baik, lagu merdu yang bisa kita nikmati. Masih tidak merasa bahagia, sungguh kita manusia yang tidak pernah memiliki titik puasnya. Kebahagiaan yang tidak kita sadari, sebenarnya ada pada diri kita.
1. 4 Bahagia hanya perlu kerjasama
Hidup dalam kesederhanaan seorang anak yang terlahir di keluarga serba punya, kaya seakan uang tidak ada habisnya. Dimanja dan berkembang diantara kemudahan hidup. Regar adalah anak satu-satunya dari keluarga boss pertambangan batu bara di Kalimantan. Kakenya merupakan perintis pertama yang memiliki perusahaan tambang batu bara. Bahagia itu bukan warisan, karena itu harus kita ciptakan.
Saat kita terlahir dari keluarga kaya raya, bukan berarti bahagia itu akan kita dapatkan selama hidup, saat kita ditakdirkan lahir dari keluarga sederhana bukan berarti kita tidak bisa mendapatkan kekayaan. Hidup ini dinamis, maka bergerak dan melangkah lah untuk mendapatkan yang kita inginkan. Berdoa dan di haruskan dengan berusaha. Mulai dari hal yang bisa membuat kita bahagia, yaitu rasa syukur dengan apa yang telah kita terima hari ini. Karena semesta tidak memaksa kita untuk sukses, semesta membiarkan kita untuk berusaha menggapainya bagaimana pun hasilnya itu harus kita syukuri. Sabar bukan dari bagian menunggu, melainkan menghantarkan kebahagiaan yang lain pada tujuan yang lain. Sabar memang perlu waktu, tapi dengan itu kebahagiaan akan lebih terasa nikmat, dari perjuangan yang selama ini kita lewati.
Hari ini kita mulai tenangkan diri, jangan hawatirkan hidup hari ini tak sebahagia orang lain. Hal ini tidak memaksa, tapi coba rasakan bagaimana mereka mendapatkan hal yang diinginkannya. Ketika seorang pengusaha tak lagi membutuhkan pelajaran sejarah untuk menyukseskan usahanya. lihatlah para musisi yang tak butuh lagi nilai besar ujian mata pelajaran untuk mendapatkan hasil produksi albumnya. Semua tergantung kita, dan kebahagiaan selalu ada pada diri kita. Hanya saja kita tidak menyadari, bahwa tubuh kita yang sehat, nafas kita yang lancar, mata kita yang dapat melihat indahnya dunia, adalah sebuah kebahagiaan yang dapat kita banggakan. Apalagi yang kita cari, dan hal apalagi yang dapat membuat bahagia selain menikmati kehidupan yang ada.
Pada hal ini, untuk melakukan hal yang sama dengan seperti apa yang dilakukan penulis bukan maksud untuk menggurui. Bukankah hakekat dari pengetahuan adalah pengalaman. Kita tahu yang kita ketahui, karena kita pernah melihat bahkan merasakan. Jika seseorang bertanya soal pengalaman, maka bisa kita jawab aku adalah penjelajah masa depan. Bukan lagi yang dulu dari diri kita yang kau temui, merupakan masa depan yang harus kita lalui. Cobaan apapun itu hanya pemanis untuk kita dapat bertahan dalam keadaan yang sama. Menuju bahagia, tanpa banyak berpikir. Menuju diri kita yang baik tanpa memikirkan penilaian orang lain.
Di tahun pertama lulus sekolah, sempat terjatuh dan rapuh. Bayangan hidup tak lagi terpikirkan, yang ada di kepala hanyalah kegagalan. Entah karena dosa atau diri ini yang telat berusaha. Dulu aku pikir hidup akan baik-baik saja setelah lulus sekolah. Ternyata pilihan hidup semakin banyak. Satu kali saja salah melangkah, mungkin masa depan tidak akan mempunyai arah. Diluar ekspektasi, kehidupan yang sebenarnya ternyata sudah dimulai. Mulai pikiran terbuka pada pilihan yang sangat membingungkan. Sempat terpikir untuk melanjutkan kuliah, nilai dan sertifikat sudah masuk pada data pendaftaran masuk perguruan tinggi. Namun, semesta berkata lain. Hasilnya nol, dan tidak lulus satu pun pilihan yang aku pilih. Entah karena terlalu berambisi, atau nilai yang mungkin tidak memenuhi syarat yang tersedia.
Sempat galau selama satu bulan, perlahan ingatan mulai hilang. Inikah kegagalan, pikiran itu menghantui diri. Tidak tahu harus berbuat apa, yang terpikir hanyalah berhenti berharap. Sadar diri bahwa jika harus melewati jalur mandiri masuk perguruan tinggi membutuhkan biaya yang sangat tinggi.
Aku sempat bilang pada orang tua, aku berikan rincian biaya yang harus dikeluarkan apabila masuk jalur mandiri. Orang tua hampir memberhentikan nafasnya sejenak, karena aku sadar itu bukan biaya yang sedikit. Tidak bisa untuk memaksa mereka untuk mati-matian hanya karena aku ingin menjadi mahasiswa. Orang tua berkata pada hati yang kecil ini, mimpi yang besar ini. Menyatakan bahwa, jika ingin tetap melanjutkan sekolah coba untuk satu tahun berhenti untuk mengurungkan niat untuk kuliah, dan mulai cari kerja untuk tahun depan daftar kembali jalur apapun apabila sudah punya biaya mungkin akan mudah segalanya.
Menyerah, itu hal yang aku lakukan pertama kali. aku memang sadar diri, tapi hati kecil selalu bernyanyi tetaplah semangat jangan pernah kalah dengan cobaan yang hanya memerlukan pilihan. aku mulai mencari kerja, sana-sini keluar kota. Kesana-kemari mencari-cari. Dua bulan pertama cukup sulit, kebanyakan perusahaan hanya mengambil lulusan sarjana. Ada yang tersedia untuk lulusan SMA, tapi kerja cukup berat. Dulu memang pilih-pilih untuk mencari kerja yang tepat. Tapi ternyata banyak kesempatan yang dilalui begitu saja. aku sadari, bahwa kesempatan tidak akan pernah datang dua kali. Selama 5 bulan pertama belum mendapatkan pekerjaan sama sekali, hanya bekerja bareng orang tua. Dulu aku pikir, sudahlah kan baru saja lulus sekolah, bisa mungkin istirahat sejenak untuk menikmati hidup. Ternyata pikiran itu salah. Banyak dari teman-teman yang sudah mendapatkan kerja dan gaji sendiri, tak banyak juga yang sudah mulai melakukan kegiatan belajarnya di kampus impiannya.
Kadang diri ini harus sabar melihat teman yang sudah mendapatkan tujuan hidup, tapi aku yakin itu bukan tujuan akhir. Bangga melihat teman yang sudah melakukan pelatihan pendidikan polisi, punya teman yang sudah berhasil memang membuat senang. Ternyata teman sendiri sudah melalui kebahagiaan yang nyata. Tapi aku yakin itu baru awal. Ada juga teman-teman yang satu nasib, bahkan memilih untuk tidak melakukan hal apapun selain menganggur. Selama lima bulan itu, selain mencari kerja, aku pun aktif berorganisasi masyarakat, salah satunya adalah pegiat pariwisata dalan segi promosi wisata. Pangandaran memang kabupaten baru yang berencana dan memiliki cita-cita menjadi pariwisata yang berkelas dunia.
Aktif di organisasi memang seru, banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang aku dapatkan. Salah satunya relasi dan akses di birokrasi pemerintahan. Banyaknya kegiatan yang dilaksanakan pemerintah, mungkin salah satu peluang bagi penulis pada waktu itu. Menjadi bagian dari panitia kegiatan. Ya, meskipun terbilang lumayan, honornya dapat menahan rasa ingin kerja keluar kota. Ternyata lebih banyak peluang di daerah sendiri apabila kita ingin membuka pikiran, ide dan gagasan. Tapi hal itu tidak terjadi setiap bulan, hanya pada kalender kegiatan tertentu.
Mulai lagi ada pada kondisi kegelisahan.....
Suatu hari aku menemukan sebuah sensasi, pertamakalinya aku bertugas di dunia Wedding Organizer. Waktu itu aku, panji, amas dan adit dipercaya untuk mengatur sebuah acara pernikahan. kami memang berangkat dari sebuah acara hiburan atau event daerah. Buat yang lain sudah terbiasa dengan tugas seperti ini. Namun ada sebuah ide tertanam dalam pikiran saat perjalanan menuju rumah calon mempelai. Kenapa kita harus tergantung pada orang lain, dan kenapa usaha perencana dan pengatur pernikahan ini buat sendiri. Hanya mengandalkan tekad dan modal keberanian kami melangkah lebih depan, daripada orang-orang yang bilang tidak punya modal.
Temanku pernah bilang, jangan merasa miskin dan jangan takut kehilangan rezeki. Karena kita diciptakan oleh tuhan yang maha kaya. Hanya langkah kaki yang berani, dan optimis waktu itu yang dirasakan aku dan teman-teman. Dalam tugas pertama, kita berhasil membuat tersenyum kedua mempelai wanita dan pria. Mereka sangat begitu berterimakasih pada kita karena semua rencana sesuai dengan keinginan.
Rasanya hati sangat puas, karena pertama kalinya mendapatkan sebuah pujian pada usaha yang baru saja dirintis di tengah jalan. Belum punya nama dan juga belum punya peralatan apa-apa. Padahal bagi team weeding organizer banyak sekali yang perlu kita punya. setelah, tiga bulan berlalu, rasa syukur terucap. Pelanggan mulai berdatangan untuk meminta kami atur acara pernikahannya.
Waktu itu sangat bersyukur sekali bisa mengisi waktu luang selama menganggur menunggu satu tahun untuk melanjutkan kuliah lagi.
Tuhan memang memberikan cobaan sesuai dengan kemampuan kita. Aku selalu yakin, langkah kecil akan menjadi jauh apabila kita sering bergerak. Bahkan tuhan menjanjikan rezeki bagi orang-orang yang sabar, dan bergerak di dunia ini. Semua itu menandakan bahwa tuhan hanya menunggu kita untuk berusaha.
layaknya bahagia,
menuju bahagi itu perlu waktu, apabila kehidupan sudah bisa kita kendalikan maka kebahagiaan akan selalu ada.